Share

Part 43

Pisah Terindah

#43

Sebuah amplop cokelat terletak di meja. Untuk beberapa saat pandanganku terpaku ke benda berbentuk persegi panjang itu.

Aku belum punya keinginan untuk meraih apalagi membukanya karena tanpa membuka pun aku sudah bisa memastikan apa isinya.

Hal itu berbanding terbalik dengan perasaanku saat ini. Aku sama sekali tidak bisa memastikan apa yang dirasakan hatiku.

Apakah aku sedih, nelangsa, atau malah sebaliknya? Entahlah rasanya masih ngambang. Pikiranku terasa hampa.

"Nggak mau dibuka?" tanya Windi sembari mengarahkan pandangan ke meja tempat dia meletakkan kertas cokelat berbentuk persegi panjang tersebut. Beberapa saat yang lalu ketika Windi baru saja datang ada yang mengantarkan amplop tersebut.

Aku yang baru saja hanyut dalam ketermanguan melirik sebentar pada Windi, lalu melemparkan pandangan sembarangan.

"Seperti mimpi," ujarku pelan.

Kali ini hanya terdengar helaan napas Windi yang terdengar berat.

"Kamu nggak siap?" Pertanyaan Windi lirih menyinggahi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Edah Suhaedah
mat suri lagi...
goodnovel comment avatar
Siti Asmonah
akhirnya update juga, makasih kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status