Share

Topeng

Tak lama berselang, suara gumaman diselingi isakan, yang awalnya samar, terdengar makin jelas seiring terbukanya pintu kamar. Dinda buru-buru menyeka air mata yang terlanjur luruh. Menegakkan punggungnya tatkala melihat tiga orang yang saling melempar kata amarah masuk dengan wajah sarat emosi.

"Waang (kamu) bikin malu keluarga, Ri!" Pamannya—Muhtar yang mulai bersuara sembari mencengkeram kerah kemeja putih dibalik beskap krem keemasan yang dikenakan Fahri.

Emi yang datang dipapah Niar terisak sembari menyusut ujung matanya.

"Om! Ari gugup!" Fahri mengutarakan pembelaannya. Gurat wajahnya menyiratkan apa yang ia ucapkan.

"Tapi kenapa harus nama perempuan itu yang waang ingat?" Kali ini Emi yang angkat bicara di sela tangisnya. Satu tangannya menjewer kuping Fahri dengan gemas.

"Baa dek bodoh bana ang, Ri!" (Kenapa bodoh sekali kau, Ri!) Kali ini cubitan Emi mendarat di bahu Fahri. Pria yang menjadi objek kekesalan paman dan ibunya itu meringis dengan wajah terlihat kesal.

"Umi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ariny arni
Mundur aja deh Nda...dimana harga dirimu, masak karna hutang budi kamu menggadaikan kebahagian mu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status