Dania Vloreta Aurelia, gadis cantik dengan rambut terurai yang sedikit bergelombang, bibir tipis berwarna pink pucat, kulit putih bersih, serta mata hazelnya. Kini gadis itu tengah berjalan santai menyusuri koridor sekolah seorang diri menuju ruang kelasnya XI-Mipa 2, Dania begitu santai berjalan menyusuri koridor sekolah sambil sesekali tersenyum ramah pada siswa-siswa yang menyapanya.
Ditengah perjalanan terdengar suara serak tajam milik seorang pria yang berjalan menghampirinya.
"Dania." ujarnya dingin lalu berjalan mendekat kearah Dania, lalu mencekal kuat
Pergelangan tangan Dania membuat gadis itu sedikit meringis kesakitan"S-sakit Ga." serunya seraya mencoba melepaskan cekalan Raga, ya dia adalah Raga Arsen Vallario,laki-laki badboy sangat tampan dengan mata tajam bak elang, hidung mancung dan bibir yang sedikit tebal warna merah alami,laki-laki yang sudah setahun ini menjadi kekasihnya, orang kedua yang membuat hidupnya hancur setelah orang tuanya. Raga yang kasar dan pemarah serta orang tuanya yang acuh tak peduli tentangnya dan tentang hidupnya, karena yang mereka pikirkan hanyalah bisnis dan uang.
"Lo tau gue paling gak suka cewe pembangkang!" tegasnya menatap tajam mata hazel milik Dania
"Gue gak ngebangkang lo Raga!" bentaknya
"Jangan pernah bentak gue Dania Vloreta Aurelia!" tegasnya dengan rahangnya yang
Mengeras dan tatapan yang teramat tajam seraya semakin mengeratkan cekalannya di pergelangan tangan Dania."Ra-Raga sakit." lirihnya
Dengan nafas gusarnya ia langsung melepaskan cekalannya lalu beralih menatap gadis didepannya seraya menempelkan kedua telapak tangannya pada kedua pipi Dania dan berusaha mengontrol emosinya agar tidak semakin lepas pada gadisnya ini.
"Semalem lo kemana?" tanyanya sedikit lembut.
"Gue cuma keluar sebentar nyari makan Ga."
"Lo bisa minta anter gue."
"Gue udah coba nelpon Lo kalo Lo lupa dan apa? Lo malah riject telpon gue, Lo mau gue mati karena kelaparan? Lo tau kan dirumah gue sendiri ART juga lagi gak ada." jelasnya lirih
Raga pun hanya diam tidak membalas perkataan sang kekasih
"Lo yang kemana semalem Ga?"
"Kenapa diem?"
"..."
"Gabisa jawab kan? Gue tau semalem lo diclub Ga."
"Jangan tanya gue tau dari mana, gue liat sendiri pake mata kepala gue lo ke club sama cewe."
"Sakit Ga, mau sampe kapan kita ngejalanin hubungan toxic ini? Lo tenang gue menderita Ga."
"Semua perlakuan lo sama gue itu buat hidup gue semakin menderita."
"Lo adalah satu-satunya manusia di dunia ini yang gue harepin bisa bahagiain gue Ga, tapi apa?"
"Gue capek Ga,"
"Gue gak tau sampe kapan gue bisa bertahan sama lo dan hubungan ini." Lirihnya tak terasa setetes air mata jatuh tanpa aba-aba, sungguh Dania tidak bisa menahan air matanya itu.
Lalu Raga pun hanya diam membisu mencerna baik-baik perkataan gadisnya benar, dialah yang salah, dia telah banyak menyakiti gadisnya.
Sedetik kemudian Dania pun beranjak pergi meninggalkan Raga yang tengah mematung di tempatnya.
Baru beberapa langkah Dania beranjak meninggalkan Raga, dengan langkah cepat pemuda itu langsung memeluk tubuh Dania dari belakang.
"Maaf," ucapnya tulus
Dania yang sangat kagetpun hanya diam, menerimanya.
Lo itu sulit gue tebak Ga, perasaan lo sikap lo. Batinnya
"Gue anterin." ucapnya lembut.
Dania pun hanya mengangguk nurut.
Kini Raga dan Dania tengah sampai di depan kelas Dania XI-Mipa2 , sedangkan Raga adalah anak kelas XII-Ips1.
"Istirahat gue jemput." ujarnya seraya mengacak-ngacak puncak kepala Dania lalu pergi meninggalkannya.
Dania pun hanya tersenyum menatap kepergian sang kekasih lalu berjalan masuk ke dalam kelasnya.
"Hai Dan," sapa Febby sahabat sekaligus teman sebangku Dania.
"Hai Feb," jawabnya ramah
"Dan lo gak diapa-apain kan sama Raga?"
"Nggak ko Feb,"
"Kenapa Feb?"
Sedangkan yang ditanya hanyalah celingukan bingung
"Em Dan, itu."
"Bilang aja kenapa Feb?" tanyanya lembut
"Tadi pagi gue liat Raga berangkat bareng kakak kelas Dan, cewe." ucapnya tak enak hati
Dania pun hanya tersenyum kecut mendengar kelakuan kekasihnya itu, ya Raga memang sering bermain wanita dibelakang bahkan pernah terang-terangan di hadapannya tapi tak Dania hiraukan memang sudah biasa seperti itu bahkan bukan hanya bermain wanita Raga juga kerap mengasarinya.
Dania sungguh muak dengan hubungan toxic yang sudah hampir setahun ini ia jalani, sungguh ia sangat ingin bebas dan terlepas dari semua kekangannya Raga tapi sungguh tak bisa, karena Raga selalu mengancamnya dengan mengambil hal yang paling berharga dalam hidupnya, kehormatannya. Karena Raga adalah orang yang tak pernah main-main atas ucapannya.
"Dan, lo gapapa?"
"Gapapa kok Feb."
"Yang sabar ya Dan, gue sebagai sahabat lo benar-benar muak sama kelakuan pacar lo dia udah kelewatan Dania, dan kenapa lo masih bertahan? Harusnya dari dulu lo udah lepasin dan tinggalin dia."
"Gue cinta sama Raga Feb, gue percaya suatu saat nanti Raga pasti bakal berubah."
"Lo mau nunggu Raga berubah sampe kapan Dan? Dan lo yakin dia bakal berubah?"
"Entahlah gue juga gak tau,"
"Kalo ada apa-apa pokonya lo harus cerita sama gue oke?"
"Siap, makasih ya lo emang sahabat gue yang paling pengertian, sini peluk."
***
🔔🔔🔔🔔
"Lo duluan aja Feb, gue mau nungguin Raga."
"Yaudah gue temenin ya? Sampe Raga dateng"
"Gak usah Feb, lo duluan aja."
"Beneran? Yaudah gue duluan ya Dania."
"Iya Feb."
"Raga mana sih, ko belum jemput juga." gerutunya
"Duh, mana kebelet lagi."
"Ah persetan dengan Raga yang bakalan marah, gue gak kuat banget kebelet." ujarnya lalu berjalan menuju toilet
Setelah selesai dari toilet Dania pun berjalan menyusuri koridor sekolahnya tiba di pertengahan jalan tepatnya di dekat gudang sekolah Dania mendengar samar-samar suara seseorang yang berada di gudang, dengan rasa penasaran Dania pun melangkah menghampiri asal suara, dengan langkah demi langkah kini ia tengah berada tepat didepan gudang tersebut dan ia melihat ke arah jendelanya Dan..
Partnya segini dulu ya? Penasaran gak sih? Nggak ya? Hhe Bantu supportnya dong supaya Aku Semangat up nya^^
"Ragaah lo nakal banget sih.""Gue gak nakal Sayang, bibir lo yang nakal godain gue."Deg!Pemandangan yang sungguh menyayat hatinya Dania, melihat sang kekasih sedang bercinta dengan wanita lain.Sakit, sudah dipastikan hatinya teramat sakit sampai kapan ia harus berada Dalam lingkaran setan. Raga keterlaluan ya, sungguh Raga keterlaluan. Dania cape batinnya sudah Mati rasa begitupun dengan mentalnya.Dengan perasaan yang sudah tidak dapat diartikan lagi, Dania memutar badannya hendak meninggalkan tempat itu, Tapi tanpa sengaja ia menyenggol sebuah vas bunga.Brak"Siapa tu?" tanya Raga dari Dalam gudangMerasa tidak ada sahutan lantas Raga pun beranjak keluar menghampiri sumber suara."Ganggu aja!" ketus sang wanita.Dengan cepat Dania pun berlari meninggalkan tempat itu tapi Raga sudah
Cahaya matahari diiringi hembusan angin pagi kini tengah masuk kedalam celah jendela Apartement Raga, pemuda itu mengerjap-ngerjapkan matanya seraya mengumpulkan kesadarannya lalu melihat sekilas ke arah sampingnya yang di mana tidak ada gadisnya, lalu dengan cepat dia bangkit dari tempat tidurnya mencari sang kekasih."DANIA!" Teriaknya seraya berjalan kesemua ruangan yang ada di Apartementnya."Dania!""Dania, dimana lo?!""APASIH GA, GUE DI DAPUR!" Teriak Dania dan Raga pun langsung menghampirinya, Dan benar gadisnya sedang berada di dapur, kini gadis itu tengah memasak.Perlahan Raga pun menghampiri Dania dan memeluk tubuh gadis itu dari belakang dan bersembunyi di samping celuruk lehernya Dania sambil sesekali menciumnya."Ga, geli haha.." ucapnya seraya mencoba menghindar dari serangannya Raga."Gue kira lo kabur." Ucapnya lembut"Maunya sih
Dania yang terbangun dari tidurnya kemudian mengerjap-ngerjapkan matanya melirik jam dinding yang menunjukan pukul 10 malam, yang artinya sudah sangat lama ia tertidur lalu Dania beranjak dari tempat tidurnya."Gila gue tidur lama banget," gumamnya lalu berjalan menuju dapur Dan membuka kulkas lalu mengambil sebotol minuman Dan meneguknya."Raga belum pulang kali yah?" Tanyanya pada diri Sendiri"Kemana sih, bikin khawatir aja." tukasnya lalu merogoh ponselnyaRaganas😉Ga dimana?Ragaaa lo dimana woey?Ga jangan bikin gue khawatir dongGagagagga dimana?
Ceklek"Ra - Raga?"Dengan cepat Raga pun menarik pergelangan tangan Dania dan membawanya"Ikut gue." titahnya dingin seraya menarik pergelangan tangan Dania"Nggak, lepasin gue. Gue gak mau ikut sama lo brengsek!" tegasnyaPlakDengan kesal pun akhirnya Raga menampar pipinya Dania,Dania yang kaget pun hanya bisa menatap Raga sendu sambil memegang pipinya yang baru saja di tampar oleh kekasihnya sendiri."Lo bilang apa?!""Brengsek!" jawabnya tegasLalu Raga pun semakin mengeratkan pegangannya pada pergelangan tangan Dania, yang membuat gadis itu sedikit meringis kesakitan"Ga, sakit." lirihnya"Ikut gue!" titahnya"Gak mau Raga, gue gak mau!" teriaknyaFeby yang mendengar suara teriakan itupun langsung berjalan keluar m
Drtt ... drt ...Suara dering ponsel membuat Dania terbangun dari tidurnya, lalu mengambil ponsel yang berada di nakas tepat di sampinh tempat tidur.Drtt ... drt ...Selli is calling..."Selli?" gumamnya lalu mengangkat telponnya"Hallo Ga? Nanti malem jadi kan ke rumah gue? di rumah juga lagi gak ada siapa-siapa."Deg!Tut ... tut ...Dengan cepat Dania pun memutus sambungan telponnya lalu meletakan Kembali ponselnya Raga ke tempat semula, dan mencoba menahan air matanya yang sudah berkaca-kaca.CeklekTiba-tiba terdengar suara pintu terbuka lalu menampilkan segerombolan laki-laki, yang tak lain adalah Raga dan kawan-kawan.Mereka pun berjalan mendekat ke arah Dania."Udah enakan?" Tanya Raga lembut
Ting!Bundahara💸Raga bunda masih ada urusan, kemungkinan malem ini gak pulang ayah juga masih ada kerjaan di singapura jadi belum bisa pulang kamu baik-baik sama Dania ya, jagain calon mantu bunda jangan bandel,Loveyou😘(Read)Dania hanya tersenyum melihat isi Pesan itu lalu beranjak berjalan, menuju dapur untuk mengambil minum.Ketika Dania hendak duduk tiba-tiba sebuah lengan kekar melingkar sempurna di pinggangnya, yang membuat Dania terpelonjak kaget lalu berbalik badan dam menatapnya."Raga?""Em Ga, gue cuma ambil minum ko tenggorokan gue seret banget makanya gue turun kebawah.""Dan iya lo pasti lupa bawa HP ya? tadi bunda ngabarin kalo malem ini dia gak bisa pulang masih ada urusan." Ucapnya lalu melepaskan tangan Raga dari pinggangnya. "Yaudah ya, gue keatas dulu ngantuk, good night
"Dania!""Akh- sakit Ga, lepasin tangan gue.""Kalo lo ngelakuin ini karna semalem, kenapa semalem lo malah diem aja?!""Lo gak tau apa-apa jadi Lo gak usah nyimpulan seenak jidat lo!" sarkasnya penuh penekanan lalu pergi meninggalkan tempat itu."Ga, Dania jahat banget pipi gue sampe merah gini hikss.." ucapnya lirih dengan diam-diam tersenyum smirk."Kita ke UKS ya? Gue obatin." ajaknya"Dania bener Ga, Lo gak tau apa-apa. Bahkan saat Selli bilang kalo Dania itu jalang lo pun lo gak tau. Dan yang lebih parahnya-" ucap Raka terpotong oleh Bima"Gak usah di terusin Ka, percuma. Biarin, biar dia nyadar sendiri." seru Bima"Lo emang ketua Cyclops Ga, tapi dengan sikap lo yang menyimpulkan sesuatu yang bahkan lo gak tau kebenarannya itu gak mencerminkan lo sebagai ketua." tegas Onil"Lo tau Ga?
Sepulang dari Apartementnya Raga, Dania langsung memutuskan untuk pulang ke rumahnya dan menguncikan dirinya di dalam kamar.kini Dania tengah berada di depan jendela kamarnya, ia menatap langit yang menghitam suram seperti keadaan hatinya saat ini.Drtt ... drtt ...Mama is calling..."Hallo ma?""Dania, mama masih banyak urusan jadi belum bisa pulang coba kamu telpon papa ya.""Iya gapapa ma, kan udah bia-"Tut .. tut .."Sa," lanjutnya tersenyum miris lalu menekan nomor telpon papanya."Iya Dania kenapa? papa lagi sibuk ini.""Papa kapan pulang?""Dania papa bilang papa lagi sibuk, udah ya telponnya nanti aja."Tut ... tutt ...Dania pun hanya bisa tersenyum lalu meletakan ponselnya asal ke tempat ti