Setelah diberi penjelasan serta pengertian pada akhirnya seluruh murid mau untuk belajar di ruang Sains seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kendatipun ada dari mereka yang merasa tidak nyaman.
Para murid pun keluar dari kelas satu persatu, tanpa terkecuali Nerisha dan Nana, meskipun menjadi teman satu kelas. Akan tetapi, Nana kerap kali menyusahkan Nerisha tanpa alasan jelas. Termasuk yang terjadi sekarang.
Nana, mendadak menghentikan langkahnya dan menghadang Nerisha di depannya.
"Hey, kamu! Gadis tidak tahu diri!"
Nana menarik tangan Nerisha dengan kasar, mendorongnya cepat ke sisi tembok sontak membuat Nerisha membulatkan matanya.
"Nana!"
Nerisha yang sedari tadi diam saja mendadak mengeluarkan suaranya, merasa kesal atas tindakan Nana yang sangat tidak sopan.
"Iya, memang kenapa jika aku membentakmu? Apa kamu ingin
Sepuluh menit berselang, akhirnya Nerisha dan Orion berkumpul dengan murid lainnya. Nerisha mengerutkan dahinya saat mendapati ruangan Sains nyatanya terkunci.Guru yang bertugas berusaha menarik rantai yang melilit di daun pintu. Namun, rantai itu terpasang sebuah gembok yang sejak tadi tidak dapat dibuka. Orion ikut bertanya-tanya, bagaimanapun ruangan ini sudah lama tidak terpakai, tetapi gembok yang terpasang terlihat masih baru, seolah ada yang telah membukanya."Bagaimana, Pak? Apa bisa terbuka?" Salah satu murid bertanya sementara itu pria yang menjadi pengawas mereka berusaha untuk membuka gembok tersebut dengan segala cara. Nyatanya kunci yang dia bawa tidak cocok dengan gembok tersebut."Aku sedang berusaha. Kalian semua harap tenang. Jangan ada yang membuat keributan."Ada sekitar sepuluh anak kunci yang ada di tangannya. Namun, dari keseluruhan kunci yang ada, tidak ada yang berhasil melepaskan gembok itu dari sana.Nerisha yang b
"Permisi. Permisi!"Nerisha menarik tangan Orion sampai keduanya hadir di tengah-tengah keributan yang ada.Gadis bertubuh mungil itu berdesakan dengan murid yang masih memadati area tersebut, kendati Nerisha tidak menyerah begitu saja dia tetap berjalan apa pun yang terjadi, sebelum akhirnya beberapa murid memberikan sedikit jalan pada gadis itu.Orion pun mengikutinya di belakang seperti bayi. Beberapa murid melihat kejadian tersebut dan berpikir bahwa terjalin suatu hubungan antara Nerisha dengan Orion. Namun, gadis itu menegaskan tidak ada hubungannya menarik tangan dengan perasaan, yang menurut sebagian orang mungkin bergejolak di dalam dada.Nana yang berada tidak jauh seketika mengepalkan kedua tangannya sambil membulatkan mata, meremas seragam sekolahnya sampai seseorang menegurnya."Kau cemburu dengan mereka?"Nana membalikan badan seketika itu juga aura kemarahannya terpancar jelas dari sorot mata. Murid yang tanpa seng
Berlanjut.Ruangan Sains-nya berhasil dibuka. Saat itu juga terdengar suara Nerisha yang menjerit. Hingga semua orang menjadi panik. Mereka berbondong-bondong untuk masuk, termasuk Orion yang berlari terlebih dahulu ke dalam."Nerisha!"Orion tiba terlebih dahulu. Betapa terkejutnya dia ketika melihat Nerisha duduk tersungkur di sana."Nerisha, kamu baik-baik saja?"Dia mendekap Nerisha yang tampak syok. Bagaimana dia tidak lemas? Di depan matanya terlihat seseorang yang tergeletak di atas lantai, dengan tubuhnya yang tengkurap disertai cairan berwarna merah yang tercecer di mana-mana."Ada apa? Mengapa kamu berteriak?" Guru Sains itu akhirnya tiba, belum sempat berkata lebih jauh dia sudah dikejutkan dengan sesosok tubuh yang tengkurap."Astaga, ada mayat. Bagaimana bisa terdapat mayat di ruangan ini?"Dia sama ikut terkejutnya dengan Nerisha yang sudah lebih dahulu
BRUK! Dua tubuh saling bertabrakan di koridor gedung serbaguna, tanpa diduga-duga Nerisha menabrak gadis seusia dengan dia. Gadis itu menyibakkan rambutnya yang sengaja diurai ke belakang telinga. Beberapa benda milik Nerisha harus terjatuh ke lantai akibat tabrakan tak terduga di antara keduanya. "Maaf, maafkan saya. Saya tidak sengaja. Astaga kenapa saya bisa ceroboh seperti ini…." "Tidak apa-apa. Seharusnya saya juga yang minta maaf karena tidak memperhatikan jalan." "Ini barang-barangmu. Maaf karena sudah menabrakmu, Kak." Guna menebus rasa bersalahnya, gadis memakai jaket h
Nerisha dan Natasha berlari membelah dunia yang telah berselimut gelap dan minimnya manusia yang masih terjaga. Matahari yang terik dikala siang kini telah berganti terangnya sinar bulan seolah menjadi teman kedua gadis itu. Lalu lintas di sekitar terpantau mulai sepi. Para penjual yang membuka pertokoan di sepanjang jalan terlihat mulai menutup toko mereka.Orang-orang yang biasa duduk santai di emperan pertokoan, sembari bercanda gurau dengan teman-teman kini terlihat mulai tidak ada. Bukan mereka yang menghilang, melainkan ini sudah waktunya beristirahat.Waktu menunjukan pukul 23.25 menit, tandanya sudah hampir tengah malam. Pantas saja jika jalan ini mulai sepi. Namun, itu tidak menyurutkan semangat Nerisha dan Natasha. Kedua gadis yang sama-sama kpopers itu berlari menuju tempat yang sudah ditentukan sebelumnya.&nbs
"Baiklah. Jika tidak ada orang kami pulang saja, ya!"Karena ini tidak ada siapa-siapa dan sudah larut malam juga, Natasha dan Nerisha memutuskan untuk pulang saja. Biarpun mereka tidak menemukan petunjuk untuk misi kali ini, setidaknya kakak beradik ini bisa kembali besok serta memulai kembali pencarian ketika matahari telah terbit esok hari.Berjalan meninggalkan ruangan kamar, dengan keadaan gelap gulita dan minimnya cahaya, baik Nerisha dan Natasha saling bergandengan tangan agar tidak kehilangan satu sama lain. Hampir sampai ke pintu keluar. Namun sebelum langkah mereka sampai, Nerisha dikejutkan dengan jatuhnya benda besar di depan matanya.Tiba-tiba tanpa ada yang mendorong sebuah kardus besar terjatuh dari tempatnya secara mendadak. Nerisha da
Keesokan harinya. Karena hari ini weekend Nerisha dan Natasha juga libur dari kesibukan masing-masing, jadi keduanya memilih untuk kembali ke rumah itu. Rumah yang kemarin malam sempat mereka datangi. Namun, pencarian harus terhenti terhalang waktu yang telah larut.Di bawah terik sinar mentari yang mulai hangat, keduanya telah tiba di rumah tersebut. Sinar sang Surya yang telah menyorot, membuat seisi rumah menjadi terlihat semuanya.Keduanya masuk secara bersama-sama, sembari bergandengan tangan mereka menelusuri rumah ini yang ternyata sangat kacau. Jika malam kemarin keduanya tidak bisa melihat apa-apa, sedangkan sekarang mereka bisa melihat semuanya bahkan lubang semut pun sampai terlihat.Banyak pecahan kaca di mana-mana, dan barang-barangnya juga sangat berdebu. Nerisha dan Natasha mulai mencari barang yang bisa mereka jadikan petunjuk dari misi kali ini.Ya. Mereka harus menemukan petun
"Nerisha, lihat. Itu suratnya datang." Natasha langsung menangkap surat yang datang secara magic tersebut. Setibanya amplop itu, rasa sakit yang semula mengguncang secara mendadak menghilang. Nerisha tak lagi merasakan sakitnya dan terlihat sudah lebih sehat dari sebelumnya. "Cepat buka amplonya, Kak. Mungkin saja itu petunjuk selanjutnya dari misi kita ini, Kak." Nerisha begitu antusias untuk mengetahui isi dari amplop tersebut dan begitu juga dengan Natasha. Maka dari itu gadis itu segera membukanya dan apa yang mereka lihai. Dikeluarkan isinya, ternyata ada potongan gambar yang menunjukan seorang gadis muda, yang tampak seusia dengan mereka. "Siapa wanita ini?" tanya Natasha selepas isi amplopnya dikeluarkan. "Coba aku lihat, Kak." Nerisha segera mengambil potongan gambarnya. Dari raut dan tutur katanya. Sepertinya Ne