Share

NEW ZEALAND

“Mas! Mas Jevin! Maaaaaas!”

Aku meringis sebal karena panggilanku tak ditanggapi, padahal lelaki itu tidak sibuk. Dia justru sedang menonton berita politik yang menyebalkan.

“Mas, kalau istri manggil itu nyahut, dong! Aku, ‘kan, butuh perhatian,” protesku yang pada akhirnya ditanggapi dengan lirikan datar. Itu pun singkat saja. Setelah itu, dia kembali menatap layar datar di depan sana.

Aku menghela napas, lalu menopang pipi sambil memasang muka cemberut. Aku menyerah. Mengajak Jevin bicara di saat dia tidak mau hanya akan membuang waktuku. Mending aku mengisi kekosongan waktu dengan mengkhayal makan durian atau minum air kelapa sambil memandangi gulungan ombak di laut.

Aku beranjak dari sofa. Niatnya, sih, ingin mengambil HP yang tertinggal di kamar, lalu kembali lagi. Namun, langkahku tercekal gara-gara tangan yang mencengkeram pergelanganku. Tentu saja tangan itu milik Jevin.

“Kalau mau bicara atau minta sesua

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status