Chapter 14Maybe Match?"An, aku sangat lapar," desah Shashi saat mereka keluar dari restoran seraya menekan tengkuknya yang terasa pegal. Untungnya setelah hampir dua jam terpaku di kursi restoran untuk membuat desain yang diinginkan putri angkat ayahnya yang manja itu, akhirnya Shashi dapat meyakinkan Su Yenny untuk membuatkannya gaun. "Di lantai lima ada banyak pilihan makanan, apa Anda ingin ke sana?" tanya An. Kecenderungannya aneh memang, mereka baru saja keluar dari restoran tetapi Shashi malah kelaparan. Hal itu dikarenakan ia tidak berselera dengan menu yang ditawarkan restoran yang baru saja mereka tinggalkan atau mungkin juga karena Su Yenny. Ia merindukan Bao Xia Yan, tetapi juga entah kenapa hatinya terasa sakit berhadapan langsung dengan Su Yenny. Mungkin karena dirinya merasakan iri terhadap kemujuran Su Yenny yang dibesarkan di tengah-tengah keluarga Bao. Menurut informasi yang Shashi dapatkan, Su Yenny sangat dimanjakan oleh keluarga Bao.Su Yenny mendirikan bisni
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 15Mysterious TextDari jauh, Tian menyaksikan Shashi duduk di sebelah Kai dengan posisi mereka sedikit miring. Mereka sepertinya sedang terlibat pembicaraan yang sangat menyenangkan. Dari tempatnya berada Tian dapat menyaksikan Shashi tertawa, gerakan tubuhnya juga terlihat sangat santai tidak ada kecanggungan sama sekali. Sangat berbeda dengan sikap Shashi setiap berada di depannya hingga tanpa terasa rahangnya mengeras dan ingin meraih kerah pakaian Kai kemudian melemparkan Kai sejauh mungkin dari Shashi hingga membuat Kai tidak bisa bertemu Shashi lagi jika perlu.Tian bergegas mendekati meja dan berdehem pelan. "Sepertinya aku terlalu lama membuat kalian menunggu," ucapnya seraya menarik kursi di sebelah An. "Selamat siang, Tuan Li," sapa Shashi bersamaan dengan An kemudian Shashi segera membetulkan posisi duduknya.Seperti yang Tian prediksi dan Tian membencinya, tawa ceria di wajah Shashi seketika lenyap dan berganti dengan ekspresi kaku
Chapter 16Younger SisterDi lobi hotel Tian menjabat tangan pria tinggi besar berkulit hitam yang mungkin usianya telah memasuki kepala lima."Selamat malam, Mr. Rhoades." "Mr. Miguel sudah menunggu Anda," ucap Mr. Rhoades."Perkenalkan ini penerjemah bahasa saya," kata Tian dalam bahasa Inggris memperkenalkan Shashi yang datang bersamanya.Tian pasti sudah gila. Shashi ingin sekali mengumpat karena ternyata dirinya diajak ke sebuah tempat untuk dijadikan penerjemah bahasa.Pria yang dipanggil Mr. Rhoades tersenyum dan mengulurkan tangannya kepada Shashi. "Senang bertemu dengan Anda, Nona...." "Bao Shashi," sahut Shashi. "Baiklah, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik malam ini," ucap Mr. Rhoades kemudian mengangguk-angguk pelan dan tersenyum ramah.Shashi tersenyum ramah dan menarik tangannya yang digenggam Mr. Rhoades. "Senang sekali bisa bekerja sama dengan Anda." "Mari saya ajak Anda bertemu Mr. Miguel. Dia pasti senang sekali bertemu orang yang bisa berbahasa Perancis di
Hola, happy reading and enjoy!Jangan lupa follow akun author!Chapter 17Tian's TrapSepuluh menit kemudian Tian menghampiri Shashi yang duduk di sofa lobi hotel dan mengajaknya menuju lift yang membawa mereka ke lantai empat puluh. Tiba di kamar, Tian langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur kemudian memejamkan matanya, sedangkan Shashi hanya berdiri mematung. Tian membuka sebelah matanya. "Kemarilah," panggilnya kepada Shashi. Shashi menggigit bibirnya dan mendekati tempat tidur. "T-tuan, apa Anda yakin kita menginap di sini?" Tidak mungkin, 'kan menginap dalam satu kamar?Tian membuka kedua matanya. "Setelah sakit kepalaku reda, kita segera pulang." Shashi mengangguk kemudian berniat menjauhi tempat tidur, tetapi sikunya diraih oleh Tian. "Mau ke mana?" tanya Tian. "Saya mau istirahat di sofa." "Apa kau bisa memijat?" Tian menatap Shahsi lekat-lekat dan menyeringai licik di dalam benaknya. "Kepalaku sakit sekali, aku perlu pijatan agar sakitnya segera reda."Shash
Hola....Happy reading and enjoy!Chapter 18Taboo"Dasar, anak perempuan jalang!" teriak ratu di depan pintu paviliun putri Xia Lin. Xia Lin mendengar itu dan dia keluar dari paviliunnya. "Salam untuk Ratu," ucapnya kepada Ratu. "Kau pikir kau siapa? Berani-beraninya kau menyamar menjadi putriku dan menemui calon menantuku!" hardik Ratu seraya mengangkat dagunya tinggi-tinggi di depan Bao Xia Lin.Xia Lin mengernyit. "Jadi, Yang Mulia Ratu sudah tahu?" "Kau pikir anak kemarin sore sepertimu bisa bertahan lama bermain trik di belakangku? Jangan harap kau bisa menikahi Pangeran Dongli!" Ratu tersenyum mengejek dan tatapannya mengancam Xia Lin. "Aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku, jika Xia Yan tidak menikah dengan Pangeran Li BoYan, maka jangan harap kau juga bisa."Xia Lin menelan ludah, ciut dengan ancaman Ratu. Bukan tentang dirinya, tetapi tentang keselamatan ibu dan adiknya yang berada di ujung tanduk. Di dalam istana bukan berarti aman karena Ratu memiliki segudang tr
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 19Sensual MassageTian berbaring di samping tubuh Shashi dan memeluk wanita itu. Tatapan sendu Shashi selalu membuatnya lemah hingga tidak sanggup melakukan hal keji itu, kecuali jika Shashi menginginkan adanya hubungan seks di antara mereka. Hingga saat ini, Tian masih tidak mengerti mengapa ia dengan sukarela menolong gadis kurus yang entah berasal dari antah berantah mana dan langsung ambruk di dadanya. Terkadang ia berpikir seharusnya tidak perlu untuk menolong Shahsi dan menyerahkan wanita itu kepada dua pria yang sedang mengejarnya dan memilih untuk tidak terlibat. Fakta dirinya memilih menolong Shashi dan tidak cukup sampai di sana saja, ia memutuskan untuk membiayai pengobatan Shashi dan kemudian membawanya ke salah satu apartemen miliknya. Sungguh aneh padahal dirinya bukanlah seorang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi seperti yang Kai katakan. Mungkin benar jika dirinya sebenarnya memiliki motif lain kepada Shashi, ia adalah seor
Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 20Kill Me!Kesalahan demi kesalahan terasa menyenangkan, menjadi seseorang yang dirahasiakan seolah memberikan sensasi tersendiri dalam hidup Xia Lin sehingga perlahan namun pasti, benih-benih kecemburuan karena Li BoYan akan bersanding bersama kakaknya mulai melingkupi akal sehatnya. Xia Lin merasakan sakit di dadanya setiap kali memikirkan masa depan di mana Li BoYan akan berada di satu tempat tidur bersama kakaknya, di satu sisi ia juga merasa berdosa kepada kakaknya karena telah diam-diam menjadi duri di dalam daging. Namun, rasa cintanya kepada Li BoYan sangat besar meskipun menyadari jika semuanya yang sedang dijalani adalah kesalahan fatal. Di malam sepekan sebelum pernikahan Li BoYan dan kakaknya digelar, Xia Lin meminta Li BoYan menemuinya di tempat rahasia mereka. Ia menatap Li BoYan dan air matanya bercucuran, rasanya sangat menyakitkan jika harus mengakhiri hubungan dengan Li BoYan. Tetapi, mati sepertinya lebih baik dibandingkan
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 21Dream Wedding GownTian melirik jam di mobilnya, memperhitungkan jika dirinya ikut masuk ke dalam studio sepertinya bukan pilihan yang tepat karena kemungkinan besar dirinya akan bertemu Yenny dan segalanya akan menjadi kacau.Tian tentunya tidak ingin terjebak dalam situasi rumit sekarang karena baru saja ia sedikit mengikis jarak antara dirinya dan Shashi, jika terburu-buru mengambil langkah Tian khawatir Shashi akan kembali menjaga jarak darinya. Di samping itu Su Yenny akan tahu jika ternyata dirinya mengenal Shashi. Dirinya bisa saja akan dibenci oleh dua wanita sekaligus hari ini.Sebenarnya Shashi boleh saja mengetahui hubungannya bersama Su Yenny, tetapi bukan sekarang melainkan nanti setelah ia membatalkan pertunangannya atau kemungkinan terburuknya hingga Tian menemukan cara untuk memberikan pengertian kepada neneknya dan sepertinya tahun baru adalah waktu yang tepat untuk berbicara kepada neneknya."Ya. Ada rapat dengan dewan direks