Epilogue Tujuh bulan kemudian, Shashi meringkuk dalam pelukan Tian. Kelelahan setelah beberapa hari sibuk dengan rangkaian acara pernikahan mereka yang benar-benar dilakukan sesuai urutan adat Tionghoa. Dimulai dari lamaran, memasang seprei di tempat tidur, menyisir rambut, mempersiapkan gaun pengantin, menjemput pengantin wanita, tes untuk pengantin pria, dan upacara minum teh. Belum lagi pesta bujang yang dilakukan malam sebelum mereka melakukan pemberkatan pernikahan di Wihara. Namun, meskipun kelelahan rasanya Shashi tidak ingin momen itu berlalu. Apa lagi momen di mana dirinya dan Tian mengenakan Hanfu berwarna merah yang menjadi busana mereka saat pemberkatan pernikahan di Wihara tadi pagi. Tian terlihat seperti seorang pangeran dari kerajaan mengenakan Hanfu yang dipenuhi bordiran bercorak naga warna emas, ementara dirinya mengenakan Hanfu bercorak Phoenix dan mengenakan mahkota berbentuk Phoenix juga. Ia benar-benar merasa seperti berada di era kuno ribuan tahun yang lalu.
⚠️Jangan lupa Follow dulu authornya🙂Prologue"Tolong selamatkan aku, Tuan." Tubuh kurus itu ambruk di dadanya. Tian mundur satu langkah, enggan untuk menolong perempuan yang entah dari mana datangnya. "Serahkan perempuan itu padaku!" teriak salah satu laki-laki yang berlari mendekati Tian. Tian mengamati sekeliling area pemakaman dan alisnya terangkat. "Ambil saja kalau kau mau." "Tuan, kumohon jangan lakukan itu padaku," rintih perempuan kurus itu di antara napasnya yang tersengal-sengal."Pelacur itu milik bos kami," ucap pria bertubuh cukup gempal sembari terengah-engah mengatur napasnya setelah berlari. "Dia melarikan diri dari rumah bordil!" timpal pria yang lebih kurus dari pria gempal. Tapi, hanya sedikit bedanya. Tian mendorong tubuh perempuan itu, jijik setelah mendengar penuturan pria di depannya. Tetapi, tangan perempuan itu mencengkeram dengan kuat jas yang dikenakan Tian dan ia merasakan tubuh perempuan itu bergetar hebat. Sekilas Tian mengamati perempuan itu dan
Chapter 1RebornBao Xia Lin berjalan di antara mayat-mayat manusia yang bergelimpangan di atas tanah seraya menahan rasa mualnya. Musim panas membuat mayat cepat sekali membusuk, lalat berkerumun dan burung pemakan bangkai berkeliaran di antara tumpukan prajurit dan warga desa yang menjadi korban peperangan. Setelah lima hari berjalan di antara tumpukan mayat, entah berapa ribu mayat yang telah dilewati. Tetapi, Bao Xia Lin belum juga menemukan di mana mayat orang yang dicari. Sialan! Pria itu seharusnya membusuk di antara tumpukan mayat-mayat itu. Tidak mungkin burung pemakan bangkai menyantap tubuh Li BoYan sampai habis kecuali tubuh Li BoYan memiliki rasa yang spesial."Nona, sebaiknya kita akhiri pencarian ini," kata Rong Huan. Bao Xia Lin menyingkirkan alat pelindung kepala yang menutupi wajah mayat menggunakan pedangnya. "Aku harus melihat dengan mataku sendiri jika dia sudah mati." "Anda menebas dadanya menggunakan pedang kemudian menusuk tepat di jantungnya, mustahil dia
Hola, happy reading and enjoy!Jangan lupa follow akun author!Chapter 2Shashi's Virginity"Bao Shashi." Tubuh Tian membeku sejenak dan ekor matanya melirik ke arah Yenny Su, wanita yang baru saja menggumamkan nama yang tidak asing di telinganya. Nama yang hanya dengan mengingatnya saja, Tian merasakan seperti di jantungnya tertancap sebilah pedang."Temanku merekomendasikannya untukku," ucap Yenny. "Aku tidak pernah mendengar nama itu," balas Tian. "Dia adalah desainer gaun pengantin termuda dan aku telah mempelajari profilnya tadi malam. Cukup menarik." Yenny mengedikkan bahunya kemudian mengalihkan pandangannya dari iPad di tangannya. Tian tidak bergeming dan ekspresi wajahnya semakin dingin hingga alisnya nyaris berkerut."Coba kau lihat gaun rancangannya," ucapnya seraya mengulurkan iPad-nya kepada Tian. "Dia tinggal di Milan dan baru saja menyelesaikan pendidikannya di bidang fashion. Cukup menakjubkan karena usianya baru saja dua puluh dua tahun, tetapi dia telah memiliki
Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 3Pay His Sins"Kau akan menyesal meninggalkan Milan, Sayang." "Aku ingin berkarya di negeriku," ujar Shashi. "Kau berbakat, kau bisa berkarya di mana saja." Ucapan Jordan telah beribu-ribu kali didengar oleh Shashi. Namun, tidak pernah menggoyahkan keinginannya untuk kembali ke tanah airnya."Kalau begitu, tidak masalah jika aku di Tiongkok." Jordan mendengus. "Masalahnya di sana kau harus memulai dari nol lagi karena kebanyakan pengikut media sosialmu adalah gadis Eropa." "Mereka masih bisa menjadi klienku." Shashi berbicara dengan nada yang sangat yakin. "Mereka bisa datang ke Tiongkok kapan saja." "Tidak semua orang berpikir praktis seperti kau, Sayang. Datang ke Tiongkok memerlukan biaya dan memakan waktu," ujar Jordan yang selalu mengatakan telah menganggap Shashi sebagai adiknya, bukan ancaman meskipun mereka menekuni bisnis di bidang yang sama.Shashi menyudahi lamunannya ketika roda pesawat yang ditumpanginya menyentuh aspal di Inte
Hola, Happy reading and enjoy!Chapter 4Mr. Li?Sialnya ketika tiba di area pemakaman, langit terlihat mendung dan rintik-rintik lembut air dari langit mulai berguguran satu persatu. Kelihatannya tidak mungkin membasahi pakaian, tetapi jika terlalu lama di bawah rintiknya, akan terasa dingin dan mungkin akan terserang flu.Untungnya sopir taksi bersedia memberikan payungnya kepada Shashi meskipun tidak gratis. Seolah sengaja memanfaatkan Shashi yang belum memiliki uang tunai dalam bentuk Yuan sehingga mau tidak mau harus merelakan dua lembar ratusan Euro-nya. Selembar untuk biaya taksi dan selembarnya lagi untuk mendapatkan payung. Pemerasan! Namun, mau bagaimana lagi? Wanita berusia dua puluh dua tahun itu memegangi payung seraya melangkah tak tentu arah di area pemakaman seraya mengenang betapa mengerikannya saat dirinya susah payah berlari menyelamatkan diri dari kejaran pria suruhan bos rumah bordil yang berniat meringkusnya. Saat itu, dirinya tidak berpikir ke mana harus berla
Hola, happy reading and enjoy!Chapter 5Dear Sister"Adik, ibu ingin menjodohkanku dengan calon penerus kerajaan Dongli," ucap Bao Xia Yan dengan nada murung. Kakak perempuannya itu adalah seorang gadis yang berbudi luhur, berhati sangat lembut, juga memiliki tutur katanya yang sangat santun. "Bukannya itu berita bagus? Kelak Kakak akan menjadi seorang Ratu," ucap Bao Xia Lin. Bao Xia Yan menggeleng dengan lemah. "Kudengar, pewaris takhta kerajaan Dongli memiliki perangai yang sangat menakutkan. Dia berhati dingin dan sangat kejam."Gosipnya sih memang begitu. Xia Lin juga pernah mendengar rumor itu dan gosipnya lagi, Sang Pangeran Dongli itu memiliki liur yang sangat baik terhadap gadis-gadis cantik. "Kakak, bisa jadi itu hanya gosip," kata Xia Lin. Xia Yan menatap bunga-bunga plum yang mulai bermekaran di taman dengan tatapan hampa. "Adik tahu, 'kan? Aku tidak pernah menolak apa pun yang Ibu dan Ayah perintahkan." Kakaknya memang wanita yang sangat patuh, berbeda dengan dirin
Chapter 6Treat Like a PrincessEmpat tahun yang lalu, hampir lima tahun tepatnya sejak pertama Tian bertemu Shashi. Namun, sejak Shashi pergi-dikirim ke Milan, Tian tidak sekali pun mencari tahu tentang Shashi.Ia selalu berpikir telah mengecewakan Shashi. Gadis malang itu pasti awalnya berpikir jika dirinya adalah seorang malaikat penolong, tetapi pada akhirnya dirinya justru melakukan hal kotor yang tidak terpuji kepada Shashi hingga membuat gadis itu kehilangan kehormatan yang mungkin adalah satu-satunya hal yang berharga di dalam diri Shashi saat itu. Setiap kali memejamkan mata, Tian dirundung perasaan bersalah, ia telah berusaha keras menutup matanya terhadap Shashi karena tidak sanggup jika harus melihat wajah kurus Shashi hingga memutuskan untuk tidak mencari tahu apa pun tentang diri Shashi. Baginya apa yang didengar dari asistennya dan An sudah cukup. Bahkan hingga Shashi berada di Guangzhou, Tian berencana untuk tidak menemui Shashi. Tetapi, ketika An mengatakan jika Sha