Share

Bab 16

"Kalian mau lanjut honey moon di Mobil?"

Aku mengerjap. Ternyata sudah sampai rumah. Kulirik arloji, ternyata sudah pukul tujuh. Perasaan baru terpejam sebentar.

"Kok cepet sampainya?" Mas Adit mengerjap.

"Buruan, mana kunci rumahnya, pegel nih kakiku!" seru Raka.

Kurogoh tas selempangku, mencari keberadaan benda yang dicari-cari Raka. Hap, akhirnya ketemu.

"Nih!" seruku sambil melempar kunci rumah padanya.

Pakdhe Nur menurunkan barang bawaan dari bagasi, sementara Raka, langsung nyelonong masuk. Tak ada angin tak ada hujan, Mak Ida datang ikut nimbrung. Membantu menurunkan barang-barang dari bagasi.

"Sehat, Mak?" tanyaku basa-basi.

"Kamu gak lupa oleh-oleh, buat Mak kan?" tanyanya tanpa basa-basi.

Aku memutar bola malas. Baru saja satu detik bertemu, sudah membuat moodku ambyar.

"Mak Ida gak mau tanya kabarku?"

"Lha wong kamu sehat gitu, ngapain ditanya," ujarnya tanpa dosa.

"Kurang piknik tuh, nenek-nenek," sahut Raka, yang langsung ditoyor kepalanya oleh Mas Adit.

"Dia Budhe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status