Share

Sang Miliarder Tersembunyi
Sang Miliarder Tersembunyi
Author: Nobito

Bab 1: Ulang Tahun CEO

Suasana di dalam ruangan cukup meriah. Lampu hias dan berbagai ornamen terlihat begitu indah. Banyak meja tertata rapi dengan beragam menu makanan terhidang di meja.

Pada hari ini akan dilakukan acara yang cukup meriah di Hotel Mambo Kemilau. Seorang CEO mereka sedang melakukan perayaan ulang tahun.

Beragam hiasan dan ornamen mewah tersaji dengan begitu indah. Seakan ingin memberi tahu, betapa mewahnya acara yang sedang dilangsungkan.

CEO Hotel Mambo Kemilau yang bernama Stefanus Maurelino, merupakan lelaki berusia 45 tahun. Dia memiliki seorang istri dengan dua orang anak cantik dan juga tampan.

Meski banyak yang mencibir kemampuan memimpinnya, yang menurut mereka tidak memiliki kemampuan, tapi tidak ada yang berani secara terang-terangan menyampaikan hal itu. Karena mereka masih sayang dengan jabatan dan juga uang yang mereka dapat secara rutin dari Hotel Hotel Mambo Kemilau.

Acara diawali dengan meriah, beberapa keluarga besar serta kolega yang hadir. Beberapa pembisnis serta pejabat pemerintah yang juga yang ikut hadir. Semua seakan sengaja datang untuk memberikan ucapan selamat. Memang Hotel Mambo Kemilau terkenal sebagai hotel yang cukup mewah dan berkelas di Kota Bulgari.

"Aku tahu bahwa kau adalah seorang CEO yang sangat berbakat. Aku tidak bisa memberikan banyak hal, mungkin hadiah kecilku ini bisa memberikan kau kesenangan malam ini," ucap seorang lelaki yang merupakan Gubernur di Kota Bulgari.

Melihat hadiah yang diberikan oleh seorang pejabat yang cukup berpengaruh dan merupakan orang nomor satu di Kota Bulgari, maka tentu saja Stefanus tersenyum bahagia menerima hadiah tersebut.

“Terima kasih dan seharusnya tidak perlu serepot ini. Kehadiran Anda saja sudah lebih dari cukup. Sekali lagi, terima kasih dan silahkan nikmati perjamuan yang ada,” ucap Stefanus dengan begitu ramah.

Setelah itu, Stefanus mulai menerima tamu yang lain. Mereka memberikan hadiah dengan nilai yang tentu saja tidak murah. Stefanus mulai menyalami dan menemui satu per satu tamu sambil menerima ucapan selamat dari mereka semua.

Seakan malam ini adalah malam yang dimiliki oleh Stefanus. Dia tidak pernah berhenti tersenyum dan memberikan penghormatan kepada mereka semua.

Tiba-tiba, Devano Winoto yang menggunakan pakaian petugas kebersihan Hotel Mambo Kemilau mendatangi Stefanus dengan raut wajah memelas.

"Tuan, Anda adalah orang yang terkenal bijak dan juga baik hati. Pada hari ini, tepat di hari bahagia Anda, saya meminta bantuan untuk bisa meminjamkan uang sebesar seratus juta. Saya membutuhkannya untuk membayar biaya rumah sakit atas operasi kanker ayah saya."

Seluruh orang yang hadir cukup terkejut dengan keberanian yang dilakukan oleh seorang petugas kebersihan. Mereka sama sekali tidak mengira akan terjadi hal memalukan seperti ini.

Semua menatap dengan kening berkerut. Apa lagi jumlah uang yang diminta oleh sang petugas kebersihan bukan jumlah uang yang sedikit.

Beberapa orang mulai menatap ke arah Devano dengan tatapan sinis. Sungguh seorang petugas kebersihan yang tidak tahu malu. Berani-beraninya meminta dengan cara seperti itu. Seakan tidak tahu tempat dan waktu. Semua mencibir dengan tatapan sinis.

Bisa dikatakan bahwa yang dilakukan oleh Devano adalah sebuah tindakan yang nekat dan konyol.

"Di mana otak orang seperti itu. Dia seharusnya memberikan ucapan selamat, tapi bukan itu yang keluar dari mulutnya, tapi sebuah kata yang sangat menjijikan," cibir seorang wanita yang menggunakan gaun mewah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status