Jenderal Raymond Harrits adalah Jenderal Besar Nollyvia yang menguasai kota Danfell. Ia difitna dan dihabisi secara keji. Namun cincin merah saga yang selama ini memberikannya kekuatan juga memiliki kutukan. Bahwa pemiliknya tidak akan bisa meninggalkan dunia sebelum mewariskannya kepada orang yang tepat. Ia pun terbangun di tubuh seorang pemuda cacat dari keluarga petinggi pemerintahan. Cakara, pemuda cacat yang baru saja meninggal setelah koma selama tiga tahun tiba-tiba bangun dan tampak sehat. Dengan identitas barunya sebagai Cakara Lakeswara Madaharsa ia akan membalas siapa saja yang terlibat konspirasi atas dirinya, dan dengan ingatannya sebagai Jenderal Besar ia juga akan membalas dendam terhadap semua orang yang selama ini memperlakukan tubuh barunya yang cacat dengan buruk.
View More"Dia pasti sudah berada di luar kota, kecuali ... jika sudah menyesali perbuatannya dan hanya tinggal menunggu!" ucap Caka membuat Arthur menolehnya heran. Jika pria itu menyesal harusnya menyerahkan diri ke pihak berwajib!"Tuan Muda, dia tidak mungkin menyesal. Nyatanya masih berkeliaran di luar sana!" tukas Arthur dengan nada amarah. "Tidak ada yang melindunginya, jika dia menyerahkan diri ke kepolisian. Lalu siapa yang akan ia seret? Mereka ... yang berkuasa di atas kursi pemerintahan tidak akan mungkin mau mengaku!"Arthur tercenung. "Pria itu hanya akan menjadi tersangka utama, bahkan jika dalang di balik semua itu juga menguasai kepolisian. Pria itu akan dituduh melakukan pembunuhan karena dendam atau sejenisnya. Sementara dia memiliki keluarga!""Tidak ada yang akan menanggung keluarganya!" sahut Arthur yang mulai mengerti. "Tuan, Anda sangat berpikiran terbuka.""Aku berasal dari orang kecil, Arthur. Aku sudah puas menikmati pahitnya kehidupan, bahkan Caka ... mungkin seja
Caka menoleh ke tubuh Geino yang sudah terbujur kaku dengan darah yang menggenang di sekitar kepalanya. "Bereskan dan jangan tinggalkan jejak!" perintah Caka."Tidak ada yang boleh tahu jika Geino Alberthus sudah mati!" imbuh Arthur.Mac menyuruh dua anak buahnya untuk membereskan jasad Geino dan membersihkan jejaknya. Setelah itu mereka langsung ke Mainwell Group."Arthur, apakah kita bisa mencari rekaman cctv semua sudut kantor 7 tahun yang lalu?" tanya Caka."Khususnya pantry, Tuan Muda. Saya yakin ada salah satu OB yang terlibat. Karena hanya OB yang memiliki keleluasaan untuk menaruh sesuatu ke dalam minuman Tuan Besar!"'Kau benar, Arthur. Apakah ada OB yang mengundurkan diri 7 tahun terakhir ini?""Saya akan mengeceknya di bagian HRD!" ujar Arthur mulai melangkah meninggalkan ruangan Caka."Ersano ... akan tiba waktunya untukmu menerima karma. Nikmati saat hari-hari terakhirmu!" senyum iblis tercetak di wajah Caka.Satu persatu mereka akan menerima balasannya. Tapi Caka merasa
"Lancang sekali kau menahanku di sini, Mac?" seru Geino yang saat ini berdiri di samping mobilnya. Dua pengawalnya tak sadarkan diri di lantai. Sementara Mac berdiri menjulang di hadapannya. "Tuanku ingin berbicara dengan Anda, Pak Perdana Menteri. Saya hanya menjalankan perintah!" Suara langkah yang mendekat membuat Geino menoleh ke sana. Tampak Arthur mendorong Cakara mendekati mereka. Arthur menghentikan langkah beberapa meter dari tempat Geino berdiri. Mac lekas berpindah ke sisi Caka. "Tuan Cakara, apa maksudmu menahanku di sini? Bukankah kita sudah cukup berbincang di ruang pertemuan?" tanya Geino yang sebenarnya sedikit gugup. Caka menatapnya tajam, dulu mereka pernah bertemu beberapa kali. Geino termasuk orang yang licik! "Aku hanya ingin menanyakan kembali tentang satu hal!" jawab Caka dengan dingin. "Pertanyaan macam apa? Sehingga kauh harus menghalangi jalanku?""Raymond tak pernah menerima transfer uang dari Cherchstorn, bagaimana mungkin bisa ada bukti transfer it
"Insiden di kota Danfell 7 tahun yang lalu?" desis Douglas. "Maaf, Tuan Cakara. Mengapa Anda tanyakan hal itu?" tanya Ersano. "Hanya ingin bertanya saja, itu adalah sebuah insiden besar! Tapi menurutku ... atas dasar apa Jenderal Raymond Harrits melakukan pengkhianatan?" Mata semua orang melebar mendengar penuturannya. "Apa maksud Anda?" tanya Pak Presiden. Caka menoleh, membalas tatapan Reaghan. "Apakah menurut Anda ... dia seseorang yang ambisius? Sehingga hanya dengan sedikit iming-iming bisa dengan mudah melakukan sebuah pengkhianatan?"Reaghan terdiam, ia seolah tengah berfikir. "Sebenarnya apa yang ingin Anda utarakan, Tuan Cakara?" tanya Geino penuh arti. Caka menoleh padanya. "Apakah kata-kataku tadi kurang jelas? Aku ragu ... jika Jenderal Raymond benar melakukan pengkhianatan!""Keraguan Anda ini, atas dasar apa? Apakah Anda pernah bertemu dengan Jenderal Raymond?""Jujur ... belum. Tapi aku mempelajari jejak hidupnya!"Jawaban Caka membuat ruangan itu riuh dengan taw
"Anda sudah siap, Tuan Muda?" tanya Arthur di depan lobi sekretariat negara. Caka menatap pintu lobi itu, di dalam sana ia akan kembali bertemu dengan beberapa orang yang dikenalnya. Sayangnya orang-orang itu tak akan mengenali siapa ia sesungguhnya. "Tentu saja, Arthur. Aku sudah lama menanti hari ini!"Arthur pun mendorong Kurdi roda yang Caka duduki menembus pintu lobi. Mac juga setia mendampingi. "Selamat pagi Tuan Madaharsa, selamat pagi Tuan Reaves!" sapa security dengan sopan. Arthur pun mengangguk padanya sejenak, dua wanita resepsionis juga menyapa mereka. Saat Caka dan Arthur menunggu lift, terdengar suara setengah berbisik. "Tuan Muda Cakaran tampan ya, sayang dia cacat!" bisik salah satu wanita yang berada di balik meja resepsionis."Kudengar katanya dia baru saja menikah. Siapa wanita bodoh yang mau menikahinya?" balas temannya. "Pasti wanita itu hanya mau hartanya saja, wanita normal mana mau menikahi pria cacat karena cinta. Apalagi di jaman sekarang ini!" "Tuan
"Ah!" raung Zava ketika sikunya harus beradu dengan lantai secara keras. Ia hanya berniat membantun suaminya, tapi kenapa pria itu kasar?Caka menatap sang istri yang masih di lantai, sedang menahan rasa sakit di sikunya yang mungkin terluka. Ia sebenarnya tak tega. Lagipula itu juga refleks, ia terkejut karena wanita itu menyentuhnya. Tapi jika ia bersikap lembut, wanita itu bisa besar kepala.Caka pun melanjutkan memindahkan diri ke ranjang. "Jika aku tak mengijinkan, jangan menyentuhku!" ucapnya tegas menatap gadis itu yang sedang bangkit berdiri sembari memegangi sikunya. "Obati lukamu, kotak obat ada di kamar mandi!""B-baik, Tuan!" jawabnya sedikit gugup lalu melangkah ke kamar mandi. Mata Caka tak melepaskan wanita itu yang berjalan ke kamar mandi, bahkan krtika wanita itu sudah tak tampak dari pandangannya, ia masih menatap pintu kamar mandi yang terbuka. Caka meraih handphone untuk mengecek laporan yang ia minta dari Serina. Ia hana melirik saat sang istri keluar dari ka
"Tuan Muda, Anda baik-baik saja?" tanya Arthur yang melihat gelagat tak biasa dari tuannya. Caka segera tersadar oleh suara Arthur, ia mengedarkan pandangan ke sekua orah yang saat ini menatapnya dengan rasa takut. Kemudian ia pun mengarahkan pandangan ke tangan yang berisi sendok yang sudah menjadi dua itu. Ia segera tersadar, harusnya bisa menahan emosi. Mereka tak boleh tahu jika ia sekuat itu. Ia pun meletakkan patahan sendok ke meja. "Arthur, aku sudah kenyang!""Tapi Anda belum makan, Tuan Muda.""Antarkan saja susu hangat dengan madu ke kamar!" perintahnya. "Baik, Tuan!" Arthur menoleh salah satu pelayan dan memberi isyarat agar menyiapkan apa yang tuan muda mereka minta sebelum membantu mendorong Caka menuju lift. Di dalam kamar, Arthur segera bertanya. "Ada apa, Tuan Muda?""Tidak ada apa-apa, hanya saja ... aku masih marah pada diriku sendiri. Aku tidak becus menjaga istri dan anak-anakku!" ada embun yang mengintip di ujung matanya. Seandainya ia tahu hari itu ... kel
"Apa jaminannya dia tidak akan berkhianat dariku?" tuntut Caka. Rencana Cody menawarkan adiknya ini adalah rencana dadakan. Sebelumnya ia tak berfikir sampai ke sana, tapi karena Caka sepertinya sama sekali tak tertarik membantunya ia terpaksa mencari cara lain dan hanya ini yang bisa ia temukan dalam waktu singkat. Lagipula ia juga tidak akan rugi, ia akan menjadi kakak ipar dari tuan muda terkaya di negeri ini. Statusnya akan seketika meningkat. Caka menatap Cody dengan selidik, ia bisa menebak apa yang ada di dalam otak pria di depannya. "Kau tahu, Jenderal. Apa yang dikatakann Arthur benar, aku bisa mendapatkan seribu wanita cantik dengan mudah. Tak peduli dia hanya menginginkan hartaku, atau hanya kekuasaan. Tapi Arthur tidak akan membiarkan hal itu terjadi!" Cody tampak berfikir kembali, Caka yakin pria itu dengan mencari taktik lain. "Saya mengerti, Tuan Caka. Tapi saya bisa menjamin, adik saya ... adalah seseorang yang penurut. Dia ... tidak akan berani macam-macam di be
“Cody?!" desis Caka yang tiba-tiba saja mengepalkan tinju dengan geram. Arthur menatap bosnya, "Apakah Anda ingin menemuinya, Tuan Muda?" Caka memejamkan mata dan mengatur nafasnya perlahan, kemudian mata itu terbuka pelan namun tajam dan menyeringai. "Biarkan dia masuk!""Baik!" jawab Serina kemudian menutup pintu. Arthur lekas berdiri di sisi Caka, pintu ruangan kembali terbuka dan Cody dengan seragam kebesarannya memasuki ruangan. "Selamat siang, Tuan Caka!" sapanya dengan sopan, ia menundukan kepala untuk memberi hormat. "Suatu kehormatan bagiku bisa kedatangan Jenderal Besar Nollyvia!" sahutnya penuh arti. "Saya yang merasa beruntung karena Tuan bersedia menemui saya.""Ada apakah gerangan?" ia bertanya dengan nada yang tak terlalu tegas. Untuk saat ini ia masih harus tampak sedikit lemah di depan semua orang. "Maafkan saya sebelumnya, saya pernah mengajukan aplikasi ke Mainwell Investama, dan ... belum ad tanggapan sama sekali.""Jadi?""Saya ingin mengajukan ulang secar
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.