Share

Part 88. Keluarga Besar Elang

Pijar tersenyum ketika melihat kalung yang melingkar di lehernya. Elang tidak pernah berubah. Sikap hangat yang diberikan kepadanya adalah keberuntungan buat Pijar. Setelah sepuluh nyatanya tidak mengurangi perasaan lelaki itu kepadanya.

“Ternyata berada di sisi Elang adalah sesuatu yang menyenangkan,” gumam Pijar kepada pantulan dirinya di cermin. “Aku berharap dia tidak pernah berubah.”

Pijar tidak pernah membayangkan bagaimana perasaannya jikalau Elang berubah dan bersikap buruk kepadanya seperti sebelumnya. Perempuan itu menggelengkan kepalanya membuyarkan bayangan buruk itu dipikirannya. Tidak mungkin Elang melakukan itu kepadanya.

Di tempat lain, Elang pulang ke rumah orang tuanya. Kebetulan keluarganya berkumpul dan itu memudahkan dirinya untuk menyampaikan rencananya.

“Nggak ke kantor, Bang?” tanya Permata kepada Elang. Pasalnya, ini adalah jam kerja dan tidak biasanya Elang berada di rumah di jam kerja.

“Mau bilang sesuatu, Bun.”

“Kenapa? Pijar udah mau diajak nikah?” C
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status