Share

Skandal Terlarang Sang Pria Arogan
Skandal Terlarang Sang Pria Arogan
Penulis: Marrygoldie

1.Membutuhkan Pertolongan

Berhati-hatilah mengambil keputusan. Karena ketika kau sudah terjun dalam satu keputusan kau tidak bisa menariknya kembali.

* * * * *

“Kau ingin aku menolong pria tua itu? Apakah aku tidak salah dengar, Maria? Setelah sekian lama tidak bertemu dan kau memintaku untuk menolongnya?” tanya seorang pria yang saat ini mengenakan setelan biru gelap.

Pria bernama Alex Feldman itu memandang seorang wanita yang berdiri di tengah ruang tamu rumahnya. Tatapannya memandang wanita yang membawa tongkatnya untuk membantu berjalan karena Maria Goulart tidak mampu melihat.

Wanita dengan rambut hitam sebahu itu menggelengkan kepalanya. “Jangan memanggilnya pria tua, Alex. Dia adalah ayahmu. Dan sekarang ayahmu sedang sakit dan membutuhkan pertolonganmu. Aku mohon bantulah dia.”

Pria dengan tinggi seratus Sembilan puluh dua itu tersenyum sinis. “Ayahku? Dalam ingatanku, dia sudah menjadi ayahmu, Maria. Tepat setelah aku meninggalkan keluarga Goulart. Bukankah kau tahu aku tidak lagi menyandang nama Goulart kembali? Aku bukan bagian dari keluarganya lagi. Jadi sebaiknya kau pulang dan temani saja pria tua itu.”

Maria menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku tidak akan pulang sebelum kau setuju akan membantu Dad. Dia sakit parah, Alex. Jika saja aku bisa membantunya aku tidak akan datang kemari untuk meminta bantuanmu. Tapi hanya kau yang bisa menolongnya.”

“Sepertinya pria tua itu mendapatkan pelajarannya. Sayangnya kau sia-sia saja kemari, Maria. Aku tidak akan menolongnya. Jadi kau tidak perlu membuang waktumu. Lebih baik kau bermain dengan pianomu dan jaga pria tua itu.”

Lagi-lagi wanita dengan gaun berwarna perak yang berkilauan itu menggelengkan kepalanya. “Tidak. Berapa kalipun kau mengusirku, aku tidak akan pergi, Alex. Aku akan tetap di sini sampai kau mau membantu Dad.”

“Baiklah. Jika kau tidak mau pergi, maka aku yang pergi.” Alex berjalan menuju pintu yang menghubungkan dengan garasi rumahnya.

Maria menghela nafas berat. Tangannya pun meraba kursi sebelum akhirnya menghempaskan tubuhnya di kursi itu. Seperti dugaannya, Alex pasti menolaknya. Hubungan Alex dan Jason Goulart memang tidak baik. Karena itulah sejak Alex mengangkat kakinya dari kediaman Goulart tepat setelah dia lulus kuliah, pria itu tidak pernah kembali lagi. Dan yang paling menyedihkan Alex tidak hanya membenci ayahnya tapi juga dirinya.

* * * * *

Alex menegak anggur di dalam gelas bertangkainya. Dia meletakkan gelas kosong itu dengan kasar di atas meja. Membuat ketiga pria yang duduk di dekatnya memandang Alex kebingungan. Roxton, Rougan dan Levon jelas tahu Alex sedang marah.

“Jadi apa yang membuat pria sedingin es ini jadi menyeramkan?” tanya Roxton penasaran.

“Bukan urusan kalian.” Alex menuangkan anggur merah dalam ke dalam gelasnya.

“Wow! Singa jantan sedang mengaum. Aku semakin penasaran siapa yang berani membangunkan sang singa yang tertidur.” Levon terkekeh. Namun tawa pria itu terhenti ketika Alex melemparkan bantal yang tepat mengenai wajahnya.

“Sialan! Singa jantan sedang mengamuk.” Gerutu Levon.

Rougan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat perkelahian kecil itu. Kemudian pria itu mengalihkan perhatiannya pada Alex.

“Apakah ada masalah yang mengganggu pikiranmu, Alex? Tidak biasanya aku melihat kau begitu emosi seperti ini.” Rougan memiliki karakter paling lembut di antara mereka.

“Aku sedang tidak ingin membicarakannya, Rougan.” Alex meraih gelas yang sudah diisinya dengan cairan merah gelap kemudian meminumnya.

“Aku yakin hal ini berhubungan dengan wanita.” Tebak Roxton.

Seketika gerakan tangan Alex yang hendak meletakkan gelas kosongnya terhenti. Ketiga sahabatnya itu bisa melihat reaksi Alex.

“Wah, tebakanmu tepat sasaran, Roxton. Sepertinya dia adalah wanita yang pemberani karena bisa mengusik emosi sang singa.” Levon penasaran siapa wanita itu.

“Kalian berdua berhentilah mengolok Alex.” Omel Rougan. “Alex, aku tahu kau tidak akan memberitahu kami apa yang terjadi. Tapi aku hanya bisa memberikan sedikit saran. Terutama jika ini berhubungan dengan wanita. Berhati-hatilah mengambil keputusan. Karena ketika kau sudah terjun dalam satu keputusan kau tidak bisa menariknya kembali.”

Alex terdiam mendengar nasihat Rougan. Lalu dia teringat wajah Maria yang memohon padanya untuk menolong ayahnya. Alex sangat geram mengingat wanita itu. Setelah menegak satu gelas anggur lagi, pria itu memilih pergi meninggalkan ruang khusus dalam klub malam Royale.

* * * * * *

Langkah Alex yang berjalan masuk ke dalam rumah terhenti. Tatapannya tertuju pada Maria yang masih berada di rumahnya. Beberapa kali kepala Maria terantuk-antuk karena tak kuat menahan rasa kantuknya. Tapi begitu mendengar suara langkah kaki Alex, Maria langsung berdiri.

“Masih belum mau pergi juga?” tanya Alex.

Mendengar suara Alex membuat Maria mengetahui keberadaan pria itu. “Sudah kukatakan aku tidak akan pergi sampai kau setuju membantu Dad.”

“Kau hanya akan melakukan hal yang sia-sia, Maria. Pulanglah.”

Maria menggelengkan kepalanya. “Kumohon, Alex. Dad sungguh-sungguh membutuhkan bantuanmu. Aku akan melakukan apapun asalkan kau mau membantu Dad.”

Tubuh Alex menegang mendengar ucapan wanita itu. Kemudian dia berjalan menghampiri Maria. Langkahnya berhenti tepat di hadapan Maria. Dia bisa melihat wajah cantik dan polos wanita itu sama seperti terakhir dia melihatnya.

“Melakukan apapun? Kau memberikan tawaran yang menggiurkan, Maria. Baiklah. Aku akan membantu pria tua itu. Asalkan kau bersedia bercinta denganku, menghangatkan ranjangku setiap malam.”

* * * * *

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status