Sementara itu savana telah sampai di Price kafe dan tengah duduk untuk menunggu Aksa yang tidak kunjung datang. Namun tiba-tiba ada pria pegawai kafe yang memberinya satu buah kotak yang berisi kue ulang tahun yang sangat cantik.
Savana yang merasa heran pun langsung bertanya pada pegawai kafe itu karena ia tidak pernah merasa membeli kue ulang tahun.
"Loh Mas? Saya kan enggak pesen kue?" tanya Savana.
"Tapi kue ini untuk Mbak, ini ada suratnya," tutur seorang pegawai kafe sambil tersenyum ke arah Savana.
"Saya carikan kamu kue ini pengganti kue kamu yang hancur," tulis Xabiru.
"Oh jadi kue ini dari laki-laki tadi yang udah nolongin aku," gumam Savana pelan, yang memberikan kue tersebut ternyata Xabiru pria tampan yg mengantar dan menolongnya saat ia di jambret hingga terjatuh di jalanan tadi.
"Ya ampun ini kuenya bagus banget," ucap Savana dengan senyum lebar di wajahnya.
Tiba-tiba datang seorang laki-laki dan menutup mata Savana dari belakang, Savana pun tersenyum karena mengira yg datang adalah Aksa kekashinya.
"Kak akhirnya kamu datang juga ya ampun kak aku dari tadi udah nungguin," ucap Savana sambil melepaskan tangan laki-laki yang menutupi wajahnya.
Namun, betapa terkejutnya Savana saat membuka matanya, ternyata yang datang bukan Aksa, melainkan Erik mantan kekasihnya. "Hai," ucap Erik sambil tersenyum ke arah Savana.
"Erik ... ngapain kamu disini?" tanya Savana sambil mengerutkan keningnya.
"Mau ketemu kamu," ucap Erik dengan senyuman di wajahnya.
"Kamu tau aku disini darimana?" tanya Savana sambil melotot ke arah Erik.
"Aku denger kamu mau ketemuan sama pacar baru kamu, kamu buatin dia kue ulang tahun, terus aku cemburu dan nyuruh orang buat jambret kamu di jalan supaya kamu gak datang dan ketemuan sama pacar baru kamu itu," ucap Erik sambil menenangkan Savana yg terlihat tegang.
"Kamu tuh udah gila yah? kalo misalkan aku sampai ketabrak dan kenapa-kenapa gimana?" tanya Savana dengan wajah penuh amarah.
"Ya aku pasti nengokin kamu, jaga kamu, rawat kamu, sayang-sayangin kamu, sampai kita balikan," ucap Erik dengan nada menggoda.
Savana mulai terpancing emosinya. Rahangnya menegang, ia menjelaskan bahwa ia sudah tidak sudi untuk balikan lagi dengan Erik. "Maaf yah gak tertarik! dan jangan pernah mimpi buat bisa balikan sama aku!" ucap Savana sambil mengernyitkan dahinya.
Sementara itu Erik terus memohon untuk bisa balikan dengan Savana.
"Savana mohon beri aku kesempatan kedua Plis," ucap Erik kepada savana.
Savana mulai risih dengan kelakuan Erik. "Aku udah kasih kamu kesempatan ya! tapi Kamu malah selingkuh dengan wanita lain, aku gak akan pernah kasih kamu kesempatan lagi," ucap Savana sambil membereskan tasnya untuk segera bergegas pulang dari kafe itu.
"Aku udah berubah Savana aku janji gak akan pernah selingkuh lagi," ucap Erik sambil terus memohon kepada savana.
"Aku udah gak percaya lagi, mending sekarang kamu pergi!" ucap Savana dengan wajah penuh emosi.
"Oke aku pergi ... Tapi sama kamu," sahut Erik sambil menarik tangan Savana.
Savana pun sangat kesal dengan ulah Erik yg terus menarik tangannya dan memaksanya untuk mau balikan, meski menjadi pusat perhatian oleh pengunjung kafe Erik tidak memperdulikannya, Erik terus menarik tangan Savana untuk menuju ke lantai bawah, namun saat mereka sudah di lantai bawah, Aksa datang dan langsung menarik Savana dari Erik, Aksa dengan sigap melindungi Savana.
Aksa pun langsung menampar Erik dengan sangat keras. "Lo taukan Savana pacar gue?" tanya Aksa pada Erik sambil mengernyitkan dahinya.
Sementara itu Savana yang ketakutan mencoba menenangkan Aksa. Suasana menjadi tidak nyaman semua penggunjug kafe memperhatikan pertengkaran mereka.
Aksa pun mengusir Erik dan mengancam akan memanggil satpam jika ia tidak segera pergi saat itu juga, Erik pun berbisik kepada Savana bahwa ia tidak akan pernah mau menyerah untuk bisa balikan dengan Savana, sebelum akhirnya Erik pergi meninggalkan Aksa dan Savana.
sambil mengusap halus punggung Savana. "Kamu enggak kenpa-kenapa?" tanya Aksa pada Savana .
"Iya aku gak papa," sahut Savana sambil tersenyum lega pada Aksa.
Suasana kafe yang sudah tidak nyaman lagi membuat Aksa dan Savana sepakat untuk pergi dari tempat itu, Aksa Mengandeng mesra tangan Savana menuju parkiran dan membukakan pintu mobil untuk Savana.
"Silakan masuk tuan putri," kata Aksa sambil tersenyum manis ke arah Savana.
Namun setelah Savana masuk ke dalam mobil tiba-tiba ponsel Aksa bergetar, staf kantornya menelpon masalah pekerjaan, semetara itu savana tengah menyalakan lilin kue ulang tahun untuk Aksa.
Setelah selesai berbicara dengan staf kantornya Aksa segera memasuki mobil, Aksa tersenyum lebar melihat Savana membawakannya kue ulang tahun.
"Happy birthday ... Selamat ulang tahun kak," ucap sambil tersenyum menatap mata Aksa.
"Makasih cantik," sahut Aksa sambil tersenyum bahagia menatap Savana.
Aksa pun langsung meniup lilin di kue yg di bawa Savana, sementara itu Savana terlihat kesal karena Aksa langsung meniup lilinnya tanpa berdoa terlebih dahulu.
"Loh kak? Kok langsung di tiup, kenapa enggak berdoa dulu?" tanya Savana dengan muka cemberut dan mengkerutkan keningnya.
Aksa pun tersenyum tipis. "Itu karena aku cuma punya satu harapan," sahut Aksa.
Aksa segera mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah dari saku jas yang dipakainya, ternyata ada satu buah cincin berlian mewah. "Sava kamu maukan jadi pendamping hidup aku?" tanya Aksa dengan senyuman dan menatap wajah Savana dengan penuh cinta.Rona merah terkuras dari wajahnya. "Iya aku mau," sahut Savana yang tertunduk malu sambil tersenyum tipis.Aksa mengangkat tangan kanannya ke atas "Yes, Alhamdulillah!" ucap Aksa dengan wajah penuh kegembiraan.Sambil tersenyum lebar, Aksa segera memakaikan cincin mewah itu pada jari manis Savana. "Cincin yang cantik untuk seorang Putri yang cantik." tutur Aksa dengan nada menggoda. Aksa pun mencium tangan Savana dengan senyum bahagia di wajahnya."I love you tuan putri," ucap Aksa sambil tersenyum dan menatap mata Savana.wajah cantiknya berubah merah muda. "l love you to kak," sahut Savana sambil tersipu malu.Setelah itu Aksa kembali menyalakan mesin mobilnya dan segera mengantarkan Savana unt
"Gue lagi badmood Kak, nanti lagi ceritanya," teriak Maura dari lantai dua.Setelah Mama Maia dan Maura pergi ke kamar, Papa Rangga meminta Savana untuk segera bersih-bersih lalu tidur dan beristirahat karena besok ia akan dilamar secara resmi oleh Aksa, Savana pun memeluk erat Papanya dan menuruti permintaan Papanya untuk segera bersih-bersih lalu beristirahat dan tidur.Setelah selesai mandi, Savana duduk di atas ranjang kamarnya ia membuka handphonenya dan ternyata ada pesan dari Aksa ia pun sangat gembira saat membuka pesan dari Aksa."Selamat malam sayang, see you tomorrow, tidur yang nyenyak ya," tulis Aksa.Savana pun tersenyum manis saat membalas pesan yang di kirim aksa."Iya kak, selamat beristirahat kak," balas Savana sambil tersenyum melihat isi pesan Aksa."Udah waktunya buat aku tidur, aku gak sabar buat nunggu acara besok," gumam Savana pelan sambil tersenyum lebar.Savana pun segera meletakkan handphonenya di mej
Sementara itu Savana sedang melihat seserahan yang dibawa Aksa untuknya. Banyak barang-barang mewah terkemas rapih. Savana pun sangat bahagia melihat semua seserahan yang diberikan Aksa kepadanya.Tiba-tiba Mama Maia datang dan membentak Savana dengan sangat keras."Savana mama minta kamu batalin pertunangan kamu dengan Aksa!" bentak Mama Maia pada savana."Loh kenapa? Mama kan udah setuju." Sahut Savana."Itu sebelum Mama tau kalo Aksa adalah mantan pacar Maura dan Maura masih sangat mencintainya," ketus mama Maia.Savana pun terkejut ia terdiam dan begitu sedih saat mendengar perkataan mama Maia, ia sangat kecewa karena dia sendiripun tidak mengetahui jika Aksa pernah berpacaran dan mempunyai hubungan dengan Maura adiknya sendiri."Maura mantan pacar Aksa Mah?" tanya Savana."Iya, Maura bilang sama Mama kalo Aksa adalah mantan pacarnya, dan ia masih sangat mencintainya, tapi ternyata Aksa justru melamar orang lain dan or
Saat itu waktu menunjukan pukul 18.30 dan hujan turun dengan sangat deras melengkapi pertengkaran di rumah itu, Savana pergi dari rumah karena telinganya sudah tidak kuat mendengar cacian dan makian yang di lontarkan Mama Maia kepadanya, ia sangat kecewa, hatinya seperti tersayat-sayat, air mata terus mengalir membasahi wajah cantiknya, ia teringat bahwa dari kecil dia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dan ternyata semuanya sudah terjawab, kenapa Mama Maia selalu bersikap dingin kepadanya dan hanya memanjakan dan menyayangi maura.Papa Rangga pun menemui Mama Maia, sambil menatap tajam Mata Mama Maia. "Tega kamu, Mah!" ujar Papa Rangga pada Mama Maia."Aku sakit Pah, hati aku sakit ketika melihat wajah anak itu, aku selalu ingat pengkhianatan yang kamu lakukan 25 tahun yang lalu," sahut Mama Maia.Papa Rangga pun langsung mengejar Savana yang pergi dari rumah ketika hujan turun dengan sangat deras.Sambil mengais. "Ternyata sel
Savana pun langsung menyimpan handphonenya, lalu mengambil handuk putih miliknya dan segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.Setelah selesai mandi Savana sedikit berdandan agar mata sembabnya sedikit menghilang. Savana segera turun ke lantai bawah setelah sedikit berdandan, Savana berjalan perlahan menuju meja makan.Papah Rangga yang melihat putri kesayangannya datang menghampirinya ia langsung menyapa. "Selamat pagi sayang," sapa Papa Rangga pada Savana sambil tersenyum lebar.Savana tersenyum tipis. "Pagi juga Pah," sahut Savana pelan. Kemudian ia segera duduk di kursi kosong yang ada di depan Papa Rangga.Savana mengerutkan keningnya. "Mama sama Maura kemana Pah? gak ikut sarapan bareng?" tanya Savana pada Papa Rangga karena ia tidak melihat adik dan ibu tirinya itu.Dalam hatinya Savana merasa tidak enak karena sudah membuat hubungan Papa dan Mamanya renggang, namun ia sendiri tidak dapat membohongi perasaannya jika dirinya
Setelah sampai di rumahnya Savana membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, ia sangat bingung dengan perasaannya saat ini. "Aku harus ketemu Maura," gumam Savana pelan.Ia pun langsung bangun dari tempat tidurnya lalu melangkahkan kakinya menuju ke kamar sang adik, Maura. Savana mengetuk pintu adiknya. "Tok ... Tok ... Tok ..." Meskipun hatinya bergetar ia mencoba memberanikan diri untuk masuk ke kamar adiknya dan membicarakan permasalahannya."Iya masuk," sahut Maura yang tidak mengetahui jika yang akan masuk ke kamarnya adalah Savana, orang yang sangat ia benci.Savana segera masuk kedalam kamar Maura dengan jantung yang berdetak kencang. Ketika Savana masuk kedalam kamar Maura ia melihat adiknya tengah menangis dengan muka tertutup bantal. Savana menghela nafasnya. "Maura ..." ucap Savana pelan.Maura tampaknya sudah hafal dengan suara sang Kakak, ia langsung membanting bantal yang ia pegang. "Ngapain Lo kesini Kak, belum puas bikin gue hancur," bent
Savana menggeliat ketika membuka matanya, tubuhnya terasa lumayan sakit, matanya sembab karena ia sering menangis akhir-akhir ini. Savana terlihat sedang memijat keningnya karena kepalanya terasa pusing. Savana duduk di atas ranjangnya. "Aduh! Kepala aku pusing banget," gumam Savana sambil terus memijat keningnya.Savana melihat kearah jarum jam yang terpasang cantik di kamar mewahnya, sekarang sudah menunjukkan pukul 07.15. Waktu dimana biasanya ia sudah bersiap - siap untuk pergi ke kantor. "Aku udah kesiangan," lirih Savana.Savana mencoba berdiri dan mencoba mengambil obat pereda pusing yang ada di laci mejanya. Savana berjalan perlahan menghampiri meja itu, untungnya didalam kamarnya masih tersedia satu gelas air putih, meski tidak banyak namun itu cukup untuk ia minum ketika memakan obatnya. Setelah memakan obat, Savana dengan perlahan berjalan kearah kamar mandi yang ada didalam kamarnya untuk bersih - bersih dan bersiap pergi ke kantor.Savana mema
Kehadiran mantan pacarnya membuat mood Savana kembali turun seketika. "Erik?" tanya Savana dengan wajah kecutnya.Erik tersenyum penuh kemenangan. "Iya," sahut Erik sambil menatap mata Savana yang terlihat tegang."Kamu ngapain sih pake ikutin aku terus! Kita itu udah enggak ada hubungan apa - apa lagi Erik!" ketus Savana.Tiba - tiba Erik memegang tangan Savana hingga membuat Savana merasa risih dengan kehadirannya. "Savana aku enggak akan berhenti ikutin kamu sebelum kamu mau balikan lagi sama aku!" ujar Erik dengan nada memohon.Savana mengerutkan keningnya. "Erik kamu itu udah gila atau gimana sih? Udah berapa kali aku bilang kalau aku enggak mau balikan lagi sama kamu!" ketus Savana yang merasa geram dengan tingkah laku mantan kekasihnya itu."Awas! Aku mau kerja!" bentak Savana sambil mencoba melepaskan diri dari genggaman tangan mantan kekasihnya."Erikkkk!" teriak Savana hingga membuat pada karyawan memperhatikannya.Sem