Pernikahan adalah hal yang sangat sakral dan tidak bisa dibuat main-main. Pernikahan akan terjadi ketika kedua belah pihak saling mencintai. Itulah hal yang diketahui oleh Riri. "Mereka sudah berbuat zina didesa ini!... Nikahkan saja mereka berdua!." Teriak Ibu-ibu yang terus saja memanas-manasi keadaan. Rinanda Audrelia atau yang kerap disapa Riri, adalah seorang remaja berusia 18 tahun yang baru saja lulus SMA. Saat mengunjungi sepupunya yang akan menikah, Riri mendapatkan kesialan yang tak disangka-sangka. Riri harus menikah dengan orang yang tak dikenalnya, apalagi laki-laki itu adalah seorang preman yang sangat kasar dan berkuasa. Bayangan tentang kehidupan rumah tangga yang bahagia kini hanya tinggal khayalan saja.
Lihat lebih banyak"Iya kita hanya bercanda. Tapi, Selamat ya karna sudah menikah. Jadi nggak sabar aku nunggu ponakan baru.” Leon mengeram kesal mendengar ucapan temannya yang lagi-lagi berusaha untuk menggodanya. “Ponakan pala bapak kau! Nggak ada kerjaan banget aku bikin anak!” Mereka kembali tertawa terbahak-bahak mendengar ekspresi wajah Leon yang terlihat sedang kesal. “Gimana? Mau pindah lo? Dari informasi yang gue dapat dia asli Bandung.” Ucap alah seorang di antara mereka. “Hah informasi?... Informasi apa? Mereka dapat dari mana? Apa mereka mengorek informasi mengenai kehidupanku? Tapi bagaimana bisa?! Apa mungkin ktpku tertinggal dan di baca oleh mereka?" Riri mencoba untuk menebak-nebak mengenai bagaimana dan apa saja yang sudah mereka dapatkan mengenai dirinya. Di saat Riri tengah di sibukkan dengan pikirannya, sebuah kata-kata yang di lontarkan Leon terdengar kembali di telinga Riri. “Ya gimana apanya?! Biarkan saja dia melakukan hal yang dia suka. Dia sama sekali tidak ada urusa
"Lihat kan?! Apa saya bilang?! Mereka berdua pasti melakukan hal tidak senonoh di desa kita!!" Riri kaget bukan main saat mendengar teriakan dari salah satu orang yang datang menghampirinya. Riri menoleh kearah laki-laki yang masih saja melihatnya tanpa berkata apa pun. "Bu-bukan seperti itu, kami tidak melakukan apa-apa, saya hanya sedang berteduh sebentar di sini, saya tidak memiliki niat yang lainnya apa lagi melakukan hal yang aneh-aneh." "Halah! Kamu pasti sudah bermain-main dengan dia kan?! Jujur saja kamu!." "Sudahlah! Nikahkan saja mereka supaya desa kita tidak terkena bala!." Riri di buat panik dengan teriakan beberapa warga yang meneriakinya agar menikah dengan laki-laki yang sudah dari tadi bersamanya. "Saya benar-benar tidak melakukan apa-apa, dari tadi saya hanya berdiam diri saja di sini." "Mana ada maling yang mau mengaku?!. Tampangmu saja yang terlihat alim, tapi nyatanya tidak berbeda jauh dengan para wanita malam." Mata Riri melotot tajam karna tidak t
"Aku salah berpikir kalau kamu akan mencari pekerjaan dan uang sendiri. Sekarang sebutkan jumlah uang yang kamu mau sebelum aku putuskan sesuka hati."Rena tersentak kaget lalu berpikir sebentar memikirkan berapa uang yang akan di minta kepada Leon. ‘Leon pasti hanya marah sesaat kepadaku, aku asal saja meminta uang, dan kalau sudah berbaikan aku akan meminta lagi yang lebih banyak.”Berbagai nominal besar Rena pikirkan untuk menunjang kehidupannya, Rena berusaha memutuskan nominal uang yang tidak akan memberatkan Leon, tapi juga tidak akan membuatnya mati kelaparan.Leon menghela nafas lalu memutuskan jumlah uang yang akan di berikan ke Rena. Leon segera mengutarakan isi hatinya sebelum di buat mati muda karna serangan jantung akibat harus mengeluarkan uang banyak untuk menghidupi wanita yang bukan lagi siapa-siapanya.“Seratus juta. Itu untuk biaya makan, gaji pekerja di rumahmu, dan juga biaya perawatan ibumu. Aku bisa memberikan uang tambahan jika itu untuk biaya perawatan ibumu.”
Leon hanya tersenyum tipis karna sudah mengetahui pertanyaannya dari awal. Sama halnya dengan pertanyaannya, Leon juga sudah mengetahui apa yang harus dia jawab. “Maaf nyonya, kalau menjaga Rena selamanya mungkin itu bisa di lakukan, namun orang yang akan melakukannya bukanlah saya, melainkan orang lain. Saya bisa menjamin keamanan dan kebutuhan Rena selama sisa hidupnya, dan selain itu saya tidak bisa melakukannya.” “Ya, memang benar. Orang sepertimu memiliki hubungan spesial dengan putriku saja sudah aneh, apa lagi kalau sampai menjaganya dengan tangannya sendiri.” “Saya minta maaf nyonya.” Bu Lailina menghela nafas lalu mengulurkan tangannya dan meraih tangan Leon. “Apa kamu mencintai putriku?.” Tanya bu Lailina memastikan. “Saya mencintai seorang wanita paling menawan yang ada di dalam hidup saya.” Jawab Leon tanpa keraguan sedikit pun. “Apa putriku termasuk orang yang menawan di matamu?” “Tidak.” Jawaban tegas dan yakin dari Leon membuat bu Lailina tersadar bahwa s
"Apa maksud kak Leon? Kami...” “Di sertifikat ini masih atas nama nyonya Lailina Zafira. Dan awalnya pun rumah ini adalah milik beliau.” Orang-orang di sana terkejut ketika melihat sebuah sertifikat rumah yang ada di dalam tangan Leon. Pak Joe yang melihat itu langsung menyangkalnya. “Tidak, ini adalah rumah saya. Bagaimana mungkin bisa rumah ini tiba-tiba menjadi milik Lailina?!.” “Kenyataannya tidak bisa di rubah tuan Joedan Wijaya. Orang di sekitar sini yang seumuran dengan anda juga pasti mengetahui kalau rumah ini adalah milik Ibu nyonya Lailina dan sudah resmi menjadi milik nyonya Lailina sebelum dia menikah dengan anda.” Ekspresi antara panik dan kesal bercampur aduk menjadi satu di wajah pak Joe. Sudah beberapa kali pak Joe mengarang cerita bahwa rumah ini adalah miliknya yang di berikan kepada ibu mertuanya sebelum menikah dengan bu Lailina. Orang-orang yang tidak mengetahui kebenarannya hanya bisa memuji pak Joe sebagai orang yang baik dan dermawan. Hanya sedikit or
“Dasar anak tidak berguna! Kamu bilang bisa menaklukkan Leon dengan mudah! Tapi kenyataannya apa?!”Rena tertunduk dengan berbagai kata umpatan yang dia suarakan di dalam hatinya.“Sekarang kita benar-benar bangkrut!” Pak Joe berteriak dan memarahi Rena yang pulang tanpa membawa hasil apa pun.“Sudahlah ayah, kan dulu aku sudah pernah bilang, lebih baik aku saja yang mendekati tuan Leon. Kalau saja ayah mendengarkan aku, pasti ini tidak akan terjadi.”Tangan Rena mengepal kuat untuk menahan amarahnya. Rena mengangkat kepalanya dan menatap tajam adik tirinya yang selalu mendapatkan apa pun yang dia mau tanpa melakukan apa pun.“Kalau kamu bisa coba saja. Tapi aku ingatkan ya, Leon sama sekali tidak suka dengan anak dari wanita pengrusak hubungan rumah tangga orang lain. Kamu tahu sendiri kan apa yang terjadi waktu pernikahan tuan besar Arjuna?”Ayumi melotot tajam kearah Rena yang baru saja mengejeknya. “Ayah... Ayah lihat kan kelakuan dia.” Adu Ayumi yang mencari perlindungan dari aya
Leon berjalan mendatangi sebuah tempat yang memukau namun seram. Berbagai suara mesin pembuat tato terdengar sangat merdu namun mengerikan. Sesuai dengan niatnya kemarin, Leon berniat untuk mentato nama Riri di tubuhnya. Leon memandangi berbagai gambar yang ada di dinding ruangan itu. Langkahnya terus berjalan sampai matanya tidak sengaja tertuju pada seekor singa yang di sebelahnya terdapat sebuah tangkai bunga mawar. Menakjubkan.” “Selamat datang, kau mau yang mana?” Leon tersenyum lalu menunjuk kearah gambar sudah dari tadi mencuri perhatiannya. “Nomor 33, yang Singa dan mawar.” Laki-laki yang baru saja mendatanginya mengangguk dan mempersilakan Leon untuk duduk di sebuah kursi. “Bagian mana yang kamu mau?” “Lengan kiri bagian atas” Sebuah proses yang sangat panjang dan menyakitkan di mulai. Leon dapat merasakan sakit nyeri yang ada di lengannya, namun bagi Leon yang pernah merasakan sakitnya pengkhianatan itu bukanlah hal yang perlu di permasalahankan. Sudah dua jam lamanya
Dion berlari dan memeluk kakaknya yang sudah hilang entah kemana selama satu bulan belakangan ini.Leon yang melihat Dion pun terkejut saat melihat penampilan Dion yang sangat berbeda sekali dengan satu bulan yang lalu.“Hei! Apa kamu tidak di beri makan selama ini?!” “Dion tidak mau makan kalau tidak ada kamu. Sebenarnya kemana saja kamu selama ini? Sudah berbagi tempat papah datangi, tapi kamu benar-benar menghilang bagaikan di telan bumi.”“Bukan urusanmu!”Leon menggandeng tangan Dion untuk di ajak makan bersama di kantin perusahaan.Di sepanjang perjalanan, Dion terus mengoceh tanpa henti saat menceritakan seberapa sengsaranya dia ketika berada di rumah.*****“Atas dasar apa kamu melarangku dan anak-anakku untuk bergabung ke dalam perusahaan?!”“Atas dasar karna aku adalah pemilik perusahaan ini sekarang!”“Kamu belum resmi mengambil alis perusahaan ini...”“Tinggal di umumkan saja kan?”Bu Laras terdiam dengan wajah memerah. Penantiannya selama ini telah hancur karna ulah Leon
Leon berjalan menuju pesawat yang akan di naikinya setelah berpamitan dengan Dion. Sesampainya di pintu pesawat, Leon membalikkan bandannya dan menatap Dion yang bersama kedua anak kembarnya bu Laras. Leon menggenggam kuat plastik kecil yang ada di tangannya.Setelah berada satu minggu di negaranya, Leon kini harus bergegas kembali untuk belajar. Tapi kali ini ada tujuan tambahan yang membuat Leon harus bergegas kembali ke Amerika.Leon masuk ke dalam pesawat setelah melambaikan tangannya kearah Dion. Dalam perjalanan menuju tempat duduknya, Leon terus-terusan memandangi plastik kecil di tangannya yang berisi rambut milik Brion.Semenjak kejadian Brion dan Dion tenggelam, Leon mencurigai sesuatu mengenai Brion, dan untuk membuktikan kecurigaannya, Leon harus melakukan sesuatu terlebih dahulu. Dua malam sebelumnya Leon berhasil menyelinap ke dalam kamar Brion dan memotong rambutnya. Leon ingin melakukan tes DNA terhadap rambut Brion, namun bahan yang akan di gunakan oleh Leon kurang k
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.