Share

Suamiku Polisi
Suamiku Polisi
Author: Bintang Kejora

Pacarku Mantan Pacar Kakakku

Suamiku Polisi

"Jangan mimpi dilamar polisi, pasangannya polisi itu kalau gak dokter, ya, guru, bidan," begitu kata Kak Mila ketika aku bilang ada polisi yang suka padaku. 

Aku memang hanya lulusan SMK, kerja di salah satu perusahaan retail di bagian kasir. Aku kenal Bang Raja, seorang polisi muda yang sering datang belanja ke tempat kerjaku. Aku ingat betul pertama kali kami kenalan, saat itu dia beli air mineral. 

"Mbak, air bisa basi?" tanyanya seraya mengeluarkan uang dari dompetnya. 

"Mana bisa basi, Bang," jawabku. 

"Oh, berarti ini gak apa-apa ya, dah kadaluarsa ini," katanya lagi seraya menunjukkan tanggal kadaluarsa air mineral tersebut. 

"Oh, maaf, segera kami ganti," kataku Seraya merapatkan dua tangan. 

"Gak apa-apa, kalau ada apa-apa nanti, kalau misalnya sakit perutku kutelepon kamu," kata polisi ganteng tersebut. 

"Hehehe," aku hanya tersnyum. 

"Tolong tulis nomormu di sini," katanya lagi seraya memberikan kertas struk belanjanya. 

Entah kenapa, aku menurut saja, kutulis nomorku, lalu kuberikan padanya. Sejak saat itu kami mulai sering komunikasi lewat telepon.

"Kalau kita ketapel, ya cari ketapel saja, jangan mimpi dapat senapan," kata Kak Mila lagi.

 Aku dan Kak Mila memang punya nasib berbeda-beda, dia cantik, tinggi lansing, sedangkan aku sedikit gemuk, dia juga sarjana, sedangkan aku hanya tamat SMK. Dulu aku tak lanjut kuliah karena Ayah kami yang sudah tak bisa kerja. 

"Tapi dia seius, Kak, bulan haji ini mereka mau datang lamar aku," kataku lagi. 

"Alah, berani bertaruh kau akan di PHP in, percayalah sama kakakmu ini, aku sudah berpengalaman, aku yang sarjana saja sering di PHP in, sudah berapa polisi dan tentara yang jadi pacarku, gak ada yang serius, lihat sendiri, aku jauh lebih cantik dari pada kau," kata Kak Mila. 

Aku hanya diam, tak kulanjutkan lagi perdebatan, kakakku ini memang sifatnya begitu, tak mau kalah. 

Kukirim pesan WA pada Bang Raja, ingin ku tanyakan tentang keseriusannya. 

(Bang, betulnya Abang akang datang lamar aku?) 

(Betul, Dek, ini lagi kubicarakan dengan bapakku, semoga dia setuju) 

(Jadi, Bapak belum tahu) 

(Sudah, baru tadi kubilang) 

(Ohh) 

Orang tua Raja adalah perwira polisi, ibunya bidan, mereka tinggal di Palembang, sedangkan Raja ditugaskan di sini, kota kelahiranku. 

Aku mulai ragu bisa diterima di keluarga Raja, apakah benar-benar Raja serius pun aku mulai ragu, bagaimana tidak ragu, dia janji padaku sebulan yang lalu, dan dia baru bilang orang tuanya kemaren, itupun jika benar.

"Jadi istri polisi itu tidak mudah, ada tes segala macam, bahkan tes keperawanan pun ada, yakin masih perawan?" kata Tante Maya adik ibuku yang bersuamikan polisi. Saat itu aku bertanya saat dia datang berkunjung ke rumah. 

Jelas sekali aku tersinggung dengan ucapannya, dari nadanya dia seperti meragukan keperawananku. 

"Udah, gak usah mimpi," kata kakakku lagi. 

Entah kenapa tak ada keluargaku yang mendukung, mereka semua tak percaya aku punya pacar seorang polisi. Bahkan ibu tak percaya. Beliau malah menyuruh aku putuskan Bang Raja, karena takut aku terlalu berharap akhirnya sakit hati. 

"Bang, tunjukkan keseriusanmu, datanglah ke rumah," kataku pada Bang Raja ketika dia datang ke tempat kerjaku. 

"Maaf, Dek, belum bisa, aku belum siap," 

"Masa sih, datang saja gak bisa, rumahku tidak jauh lo, hanya satu jam dari sini," kataku kemudian. 

"Nanti, Dek, abang datang bersama orang tua, percayalah," kata Raja. 

Pacaran macam apa ini, dia tak pernah mau datang ke rumah, kalau mau bertemu selalu ke tempat kerja, dia tunggu aku pulang. Dia memang selalu antar aku pulang, tapi tak pernah sampai ke rumah, hanya di mulut gang, katanya segan sama Ayah ibuku. 

"Aku minta keseriusan Abang, datanglah malam nanti, kalau tidak, aku tak percaya lagi sama Abang," kataku kemudian. 

Malam harinya aku deg-degan menunggu, aku ingin buktikan pada Ibu dan seluruh keluarga, mereka tak ada yang percaya, entah kenapa, apakah aku terlalu muluk-muluk berharap dilamar polisi? 

"Kau hanya dipermainkan, kasihan dirimu, berharap bulan jatuh ke pangkuan," kata Kak Mila lagi. 

Terdengar suara motor masuk gang kecil rumahku, aku kenal suara motor  ninja tersebut, itu Bang Raja. Aku bersorak gembira. 

"Bang Raja datang!" kataku girang. 

"Bang Raja, Raja Siregar?" tanya Kak Mila. 

"Iya, Kak itu dia,"

Begitu motor parkir di depan rumah, Kak Mila yang justru mendekat pertama. 

"Dasar buaya kau, tak dapat kakaknya adiknya kau incar," kata Kak Mila. 

"Maaf, aku tak tahu dia adikmu, maksudku aku baru tau," kata Raja. 

Ada apa ini? kulihat wajah mereka bergantian.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wahyu_swita
jadi habis sama kakaknya, dia pacari adeknya ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status