Ricky menghapus sedikit darah yang keluar dari sudut bibirnya, lalu dia menyeringai pada Alex."Ada apa bro? Aila ada disini, dia baik-baik saja, tidak perlu terburu-buru." Ucap Ricky santai.Dia sudah meminta Aila untuk sembunyi, karena awalnya Ricky mengira yang datang Alexa, karena jika Alexa yang datang, dia bisa mencelakai Aila."Tidak perlu pura-pura baik, aku sudah tahu tabiat burukmu, kau berpura-pura menjadi temanku tapi menusukku dari belakang!" Alex menunjukkan rekaman video yang Alexa kirimkan pada Ricky, membuat Ricky menaikkan satu alisnya."Ah, jadi dia menaruh kamera disana, aku akan membuangnya nanti. Katakan pada adikmu untuk tidak terobsesi denganku, aku hanya menyukai Aila—"Alex kembali berniat memukul Ricky, tapi Ricky dengan cepat menghindar dan menarik lengan Alex, menahannya dibalik punggung."Hei lepaskan aku!"Alex yang saat itu sedang kelelahan karena pekerjaannya, bisa kalah dengan Ricky dan dia merasa sangat kesal."Tidak, tunggu, kau harus menenangkan di
"Kak, kamu kenapa?"Gavin yang baru saja sampai di apartemen harus dikejutkan dengan Aila yang menangis di kamarnya tanpa suara, hanya terdengar suara ingus yang dibersihkan dengan tisu.Aila menoleh pada adiknya sebentar, lalu menggeleng pelan. Gavin menghela nafas berat. Aila memang sudah biasa memendam sendiri semua masalahnya, apa yang dia pikirkan, apa yang orang lain katakan padanya. Itu karena dari kecil, tidak ada yang mau mendengarkan ceritanya, bahkan saat ingin bercerita pada ibunya, yang ada Aila malah dibentak.Meski begitu, Aila selalu menjadi pendengar yang baik bagi adik-adiknya, Gavin juga sering bercerita pada Aila.Jadi, Gavin tidak mau membiarkan kakaknya seperti itu terus."Kak, ayo cerita... Jangan dipendam sendiri, nanti malah stress dan jadi jerawat, kulit jadi kusam, bukankah kakak bilang gitu kemarin?"Gavin duduk ditepi ranjang, tersenyum lembut pada kakak perempuannya.Aila beringsut mendekati Gavin, lalu memeluk adiknya erat, kemudian menangis lagi disana.
Alexa menepuk bahu kakaknya, Alex, lalu berbisik di telinganya, "kak, aku itu bukannya ingin mengejar Ricky, tapi aku ingin mengawasinya, karena aku tahu dia suatu saat akan berbuat yang lebih dari hari ini pada kak Aila."Alex hanya bergeming, dia tidak bisa mengatakan apapun untuk mengiyakan atau membantah adiknya, karena dia sendiri juga tidak tahu apakah adiknya berbohong atau tidak.Kemudian Alexa berdiri, mengambil sesuatu dari laci warna putih yang ada di meja, lalu memberikannya pada Alex."Lihat ini, aku menemukan foto-foto ini di kamar Ricky, dan itu hanya sebagian. Ricky memotret kak Aila diam-diam dan memandanginya tiap malam, aku melakukan ini semua untuk mu Alex... Aku tidak menyukai Ricky!"Alex memeriksa semua foto yang Alexa berikan padanya. Memang sebagian foto dipotret secara diam-diam, tapi sebagian lainnya pernah Alex lihat di ponsel Aila sendiri, entah itu diposting atau tidak."Tapi aku tahu kamu menyukai Ricky, Alexa... Kamu tidak perlu mengelak hal itu, karena
..“Kamu memiliki tubuh gemuk dan wajah kusam tidak terawat begini, kok bisa nikah sama anak juragan sawah?”Aila menundukkan kepalanya, ucapan menyakitkan seperti itu, tidak sekali dua kali dia dengar, tapi sudah sangat sering.Dia adalah wanita berusia 27 tahun yang baru menikah selama satu tahun dengan pria 25 tahun yang merupakan anak dari orang yang memiliki banyak sawah dan terkenal kaya di kampungnya.Aila tersenyum tipis, kemudian pamit setelah semua sayur dan bahan masakan lain sudah dia beli. Aila selalu ramah dan tersenyum pada orang lain, namun dia adalah wanita pendiam yang tidak mudah bergaul.Yang tadi bertanya adalah Nina, janda anak satu yang suka sekali gonta ganti pasangan. Nina masih tinggal bersama kedua orangtuanya yang sebenarnya cukup mapan, karena mereka juga memiliki toko kain di pasar. Mantan suami Nina bukanlah pria kaya raya, jadi setelah si suami meninggal, tidak banyak yang bisa Nina dapatkan, selain rumah kecil milik suaminya yang sudah dia jual.Menur
..Aila ini berasal dari Surabaya, semua keluarga Aila di Surabaya.Aila bisa menikah dengan Rendy karena keinginan ibunya Rendy dan ibu Aila yang ternyata teman dari SMA. Rendy anak yang manja tapi penurut, jadi dia mau-mau saja menikah dengan Aila, apalagi Aila masih cantik, terawat dan tidak segendut sekarang waktu itu.Aila sendiri tidak memiliki perasaan pada Rendy, dia juga menikah karena terpaksa, menurut ibunya, dia sudah perawan tua, sudah 26 tahun belum menikah, ibunya merasa diumur segitu dan Aila belum menikah itu memalukan baginya.Aila memarkirakan motor di parkiran alun-alun kota, dia pun jalan-jalan di sana, kemudian duduk, melihat orang-orang dan anak-anak kecil bermain.Air mata kembali turun tanpa di perintah.Meski tidak ada rasa cinta dalam pernikahan itu, namun... rasanya sakit sekali mengetahui suami selingkuh dengan ibu tirinya sendiri.“Aila? Ini Aila kan?”Aila buru-buru menghapus airmatanya, kemudian menoleh pada asal suara, melihat siapa yang menyapa, Aila
. . PLAK Aila terhuyung ke belakang seketika, setelah suaminya menampar pipinya dengan keras. Pipi putih Aila berubah memerah, dadanya terasa sakit dan airmata tak bisa dihetikan, terus mengalir tanpa bisa dibendung. “Aku sudah melihat fotonya, kamu berani sekali selingkuh dengan pria lain! Udah jelek, gendut, selingkuh lagi!” Aila hanya bisa menangis saat Rendy memukulinya. Padahal saat itu sudah malam, Rendy tidak peduli jika para tetangga mengetahui pertengkaran mereka. “Kamu istri yang tidak tahu diuntung! Masih untung aku mau menikahi wanita jelek gendut sepertimu, bisa-bisanya kamu –” “Cukup mas! Apa kamu pikir aku tidak tahu kamu selingkuh dengan ibu tirimu sendiri?” Rendy yang sudah melayangkan tangannya untuk memukul Aila sekali lagi, kini perlahan turun. “Kau... tahu darimana?” “Mas pikir aku bodoh? Aku mendengar semuanya! Mas tidak perlu khawatir, aku sudah siap diceraikan, tapi paling tidak setelah ayahmu sudah lebih baik, aku tahu jika ayahmu dirawat istri muda
..Aila pun kembali ke luar rumah, “Kenapa semua barang berjatuhan seperti itu?”Sari melirik pada Aila, “aku nyari surat tanah suamiku, pasti kamu yang nyembunyiin kan? ngaku kamu!”“Apa lagi yang mama tuduhkan ini? Aila gak tahu apa-apa! Lagian mau mama apain suratnya? Dijual tanpa ijin ayah?”Sari dengan cepat mendatangi Aila lalu menampar Aila.“Lancang ya kamu! Dia suamiku! Mau aku apakan juga tanahnya bukan urusanmu, kamu ini cuma menantu yang gak diinginkan! Lihat aja, Rendy bakal cepet cerein kamu!” ucap Sari.Aila memegangi pipinya yang baru saja ditampar oleh Sari, dia menatap tajam pada Sari, tatapannya hampir saja membuat Sari takut. Namun, Sari lebih cepat menarik rambut panjang Aila yang dikuncir dengan sruncie pink, menariknya dengan kuat hingga Aila berteriak kesakitan.Sementara itu Nina hanya senyum-senyum senang dan semakin mengompori Sari.“Jambak aja Sar! Biar tahu rasa menantu gak tahu diri kayak dia, padahal Rendy udah bagus mau nikahin cewe gendut kayak dia!”
..“Ini surat perceraian kita, cepat tandatangani!”Aila tidak percaya, keesokan hari setelah Rendy mengatakan cerai, semuanya telah disiapkan. Seakan Rendy sudah menyiapkannya jauh-jauh hari.Rendy dan Sari sangat puas saat Aila menandatangani semuanya dengan cepat. Aila masa bodoh dengan pernikahannya, dia tidak membutuhkan pria sampah seperti Rendy.Jika Rendy pikir dia menang, dia salah besar.Baru dua puluh menit setelah perceraian, beberapa orang datang lagi ke rumah, membuat suara tawa bahagia Rendy dan Sari lenyap seketika.“Permisi, saya kemari untuk mengambil TV, Motor, dan lemari es” ucap salah satu dari mereka.“Apa-apaan ini? Semuanya milik saya, kenapa dibawa” protes Rendy.Pria yang tadi berbicara memberikan rincian pada Rendy, “Ibu Aila, pemilik semua itu sudah menggandaikannya pada kami, jika mau menebusnya, pergi ke kantor kami.”“Apa-apaan ini Aila?” teriak Sari kesal.Aila dengan polosnya datang sambil menyeret koper besar, “kenapa malah kalian yang marah-marah si