Share

Sunset is Love
Sunset is Love
Author: Alfianita

Episode 1

Pagi yang begitu cerah. Matahari pun sudah mulai meninggi, bahkan cahayanya menerobos kecelah-celah dinding kamar So Myung. Namun, So Myung tidak menghiraukan cahaya matahari yang menyilaukan wajahnya. Dan seakan ia merasa enggan untuk beranjak dari tempat tidur empuknya. Bahkan selimut tebal miliknya ia tarik kembali untuk menutupi seluruh tubuhnya. 

"Kring...kring...!"  Suara alarm.

Tepat pukul 08.00 pagi alarm milik So Myung telah berbunyi. Sehingga membuat So Myung harus membuka kembali selimut tebal yang menutupi penuh tubuhnya itu. Dan tangannya yang putih mulus mencoba meraih ponsel yang berada di nakas untuk mematikan alarm yang sudah dinyalakannya secara otomatis. Begitu ponsel miliknya sudah diraih, ia tersadar bahwa ada jadwal penting di hari itu. Sehingga membuat So Myung harus segera beranjak dari tempat tidurnya.

"Astaga, bagaimana aku bisa melupakan jadwal penting hari ini,"   ucap So Myung seraya menepuk jidadnya dengan pelan.

Segeralah So Myung mengambil handuk yang ia letakkan di sebuah jemuran dekat kamar mandi miliknya. Lalu, ia pun menyalakan air shower yang membasahi seluruh tubuhnya. Sehingga rambut lurusnya terbasahi dengan sempurna. Bagi So Myung tidak harus membutuhkan waktu yang lama untuk berada di dalam kamar mandi, cukup memakan waktu sekitar lima belas menit untuk memanjakan dan menyegarkan tubuhnya di dalam sana.

"Akhirnya segar juga tubuh ini setelah air shower membasahi tubuhku."  Ungkap So Myung dengan lega.

Dengan handuk yang membalut sebagian tubuhnya, So Myung berjalan lalu berhenti tepat di depan almari berwarna putih untuk mengambil pakaian dari dalam almari miliknya itu. Dan akhirnya ia memutuskan untuk memakai kemeja putih yang dipadukan dengan rok mini miliknya. Terlihat begitu memukau dengan tubuh yang begitu indah bak gitar. Apalagi rambutnya yang basah ia urai dengan bebas. Dan ditambah dengan beberapa make up yang memoles wajah putihnya.

"Aku rasa sekarang sudah cukup untukku berada di depan cermin ini. Lebih baik sekarang aku segera pergi ke rumah sakit untuk menemui pasien yang memiliki jadwal pertemuan denganku."  Putus So Myung kemudian.

So Myung berjalan dengan langkah yang begitu cepat untuk menuju dimana mobil miliknya telah ia parkir. Lalu, dinyalakan mesin mobil yang menjadi kendaraannya untuk menuju ke rumah sakit tempatnya bekerja. Dan tak lama kemudian mobil pun dilajukan dengan kecepatan sedang. 

"Untung saja dijam segini tidak terlalu dipadatkan dengan kendaraan yang membuat kemacetan panjang. Dan jika sampai itu terjadi, pasti aku akan dapat masalah besar."  Kata So Myung.

Sekitar satu jam telah berlalu, kini mobil So Myung memasuki area parkir rumah sakit. Dan ketika ia hendak memarkirkan mobilnya, ia merasa jengkel dengan seorang lelaki yang sama-sama sedang memarkirkan mobil di sana. Sehingga pertikaian terjadi walaupun tidak berlangsung lama.

"Kenapa harus bertemu lelaki itu di saat masih pagi. Sungguh membuatku jengkel dan ingin rasanya aku tidak turun dari mobil sekarang. Tapi jika itu aku lakukan, pasti pasien itu akan marah kepadaku."  Kata So Myung dengan bimbang.

Mau tidak mau akhirnya So Myung membuka pintu mobilnya dan turun untuk menuju ke ruangan miliknya dan menemui pasien yang memiliki jadwal bertemu dengannya. Tapi, di saat So Myung tidak menghiraukan lelaki yang dimaksud olehnya,lelaki itu malah menyapanya dengan begitu sombongnya.

"Hai So Myung, ternyata kamu baru datang juga,"  ucap Ji Tae.

"Iya, lalu?"  Tanya So Myung dengan singkat.

"Hah, lalu bagaimana kamu bisa menjadi seorang dokter yang baik bagi pasien kamu jika kamu saja datang terlambat."  Papar Ji Tae.

"Itu bukan urusan kamu!.  Ketus So Myung.

So Myung pun pergi dan tidak menghiraukan lagi apa yang akan dikatakan Ji Tae kepadanya. Sehingga So Myung pergi begitu saja dari hadapan Ji Tae. Namun, ketika Ji Tae melontarkan ksebuah ata-kata yang membuat So Myung menghentikan langkahnya seketika.

"Hei So Myung, jangan pernah kamu sombong kepadaku. Karena aku bisa melakukan apa yang kamu tidak bisa lakukan,"  Teriak Ji Tae.

Langkah So Myung pun terhenti, lalu ia memutar kembali tubuhnya dan melangkah menuju dimana Ji Tae masih berdiri di tempat yang tadi. So Myung terus melangkah pelan dengan tatapan tajam yang di arahkan ke Ji Tae. Namun di sana, Ji Tae masih berdiri dengan santainya sambil memberikan senyum sunggingnya.

"Plakkk!"  Suara pipi yang ditampar.

Sebuah tamparan keras telah dilayangkan ke pipi Ji Tae. Sampai-sampai pipi Ji Tae seketika berubah memerah, lalu tangan Ji Tae pun ia tempelkan ke pipi dimana yang sudah diberikan tamparan oleh So Myung. Sedangkan So Myung, ia merasa puas dengan apa yang sudah dilakukannya terhadap Ji Tae. Namun, lagi-lagi Ji Tae memancing emosi yang membuat So Myung kembali marah kepadanya.

"Hei So Myung, aku tidak akan pernah main-main dengan perkataanku tadi. Jadi lebih baik sekarang kamu meminta ma'af kepadaku atas apa yang sudah kamu lakukan barusan. Dan oh ya, lebih baik kamu memikirkan lagi tentang tawaranku kemaren,"   kata Ji Tae kembali mengancam.

"Terserah apa yang akan kamu lakukan kepadaku. Tapi satu hal yang harus kamu tahu, bahwa aku tidak akan pernah mau mengikuti semua apa katamu, termasuk menikah denganmu,"  balas So Myung kemudian.

Tanpa ada kata lagi So Myung pun pergi dan melintas dihadapan Ji Tae begitu saja. Sedangkan Ji Tae, ia seolah terus memberikan ancaman kepada So Myung. Namun kali ini So Myung benar-benar tidak mempedulikan semua perkataan Ji Tae kepadanya. Dan dengan langkah pasti So Myung terus berjalan bahkan nada sepatu hak tinggi yang dipakainya  seakan memiliki irama.

"Hei Si Myung, aku pastikan kamu akan menyesal karena sudah menolakku,"  teriak Ji Tae.

Punggung So Myung kini tidak terlihat lagi di mata Ji Tae. Dan Ji Tae mendengus kesal karena sudah tidak dihiraukan oleh So Myung. Wanita yang kini diincarnya untuk dijadikan sebagai seorang istri dari putra pemilik rumah sakit besar, tempat So Myung bekerja. Namun So Myung menolak tawaran Ji Tae untuk menikah dengannya.

Setelah kepergian So Myung dari hadapannya, Ji Tae kembali menempelkan telapak tangannya dan mengusap pelan pipi yang ditampar oleh So Myung tadi sambil mengatakan sesuatu hal yang membuatnya begitu berantusias ingin memiliki So Myung.

"Lihat saja So Myung, akan aku pastikan suatu saat nanti kamu mau menikah denganku."  Kata Ji Tae dalam hatinya.

Waktu terus berjalan dengan begitu cepat. Kini jam sudah menunjukkan hampir pukul 09.00 pagi. Dan itu membuat So Myung melangkahkan kakinya dengan terburu-buru untuk segera menuju ke ruangannya. Namun ketika ia menelusuri lorong rumah sakit, ia terjatuh karena menabrak seseorang yang tidak di kenalnya. Entah siapa yang sudah bertabrakan dengan So Myung. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status