Si kembar Emily dan Barney Jess—juga Sully Anne, ditempatkan di tiga safehouse yang berbeda. Masing-masing safehouse merupakan tiga bangunan yang dari tampilannya terlihat cukup sederhana di tengah-tengah kota sehingga menjadikannya sebagai sebuah lokasi yang tidak mencolok.Kehidupan ketiga orang itu juga dapat dikatakan sangat baik bagi orang-orang yang sedang bersembunyi. Emily Jess, meskipun di larang menghubungi Keluarga Jess, menjalani kehidupan sehari-harinya dengan menekuni hobi lamanya dan sedikit melakukan eksperimen dengan senyawa-senyawa beracun atas izin Lady Viscaria. Beberapa polisi yang ditugaskan untuk tinggal bersama Emily merasa khawatir dengan apa yang dilakukan wanita itu, namun Lady Viscaria berhasil meyakinkan mereka jika Emily tidak akan menjadikan para polisi itu sebagai kelinci percobaannya.“Apakah Anda benar-benar mengizinkannya melakukan semua percobaan itu?” tanya serang polisi kepada Lady Viscaria setelah terjadi sebuah insiden kecil di laboratorium Emil
Sebelas Januari di tahun itu merupakan sebuah hari di mana Brightcrown City menerima ucapan selamat tahun baru yang mengejutkan dan mematikan. Melihat bagaimana kondisi stasiun kereta bawah tanah East Brightcrown Tube setelah terjadinya ledakan gas beracun dan sebuah taksi yang secara tiba-tiba meledak dan terbakar di jalan berliku menuju Paradis Hill—siapapun pelakunya, mereka telah benar-benar berhasil melukai hati Lady Viscaria dan para penduduk kota itu. Kepolisian Brightcrown City, tentu saja, menjadi sebuah neraka yang dipenuhi orang-orang dengan emosi yang hampir tidak terkendali setelah laporan terjadinya dua insiden itu masuk dari berbagai penjuru. Kekacauan yang pecah di dalam sana membuat hampir semua orang menjadi sangat sibuk. Namun, melihat bagaimana mengerikannya situasi di East Brightcrown Tube, stasiun kereta bawah tanah itu dengan jelas mendapat perhatian lebih dari para polisi dan petugas medis. Inspektur LeBlanc yang sedang menghabiskan pagi akhir pekannya segera
Frederica Whetherby—Putri tunggal Regen Whetherby. Seorang prodigy yang baru-baru ini mendapatkan penghargaan internasional dalam suatu bidang keilmuan. Dia adalah salah satu tipe gadis cantik yang memandang rendah orang lain yang tidak setara dengannya. Emily Jess—Teman masa kecil Frederica dan seorang pemilik Moonlit Alley, kedai minuman dingin yang terkenal dengan Matcha Frappuccino-nya. Bennet Reonardo—Pemuda berbakat yang berasal dari keluarga kelas menengah. Saat ini sedang menjalin sebuah hubungan serius dengan Frederica, walaupun masih ada sebagian kecil darinya yang ingin kembali kepada Emily. Kay Hargreaves—Sahabat Frederica yang merupakan anak ketiga Jenderal Hargreaves. Selisih usia yang besar dari kedua kakaknya dan kebiasaan sang Jenderal dalam memanjakannya, menjadikan gadis cantik ini memiliki temperamen yang gampang meledak-ledak. Azalea—Menyebut dirinya sebagai seorang Detektif dan ‘Murid Nomor 1’ Lady Viscaria. Seorang gadis yang berpikiran tajam tapi masih cukup
Ada banyak restoran mewah di 5th Avenue, lingkungan kelas atas yang berada di sisi timur Brightcrown City. Salah satu restoran bintang lima yang paling sering dikunjungi warga lokal dan wisatawan di sana adalah The Dorchester. Alasan utamanya, selain tentu saja menu mewah yang ditawarkan restoran itu, adalah letak strategisnya. The Dorchester berdiri dengan kokoh dan penuh hormat di hadapan King’s Garden dan hanya berjarak kurang lebih 1,6 kilometer dari toko-toko desainer dan stasiun kereta bawah tanah East Brightcrown Tube. Saat ini, di dalam restoran yang penuh dan ramai itu, seorang wanita yang belum lama ini menginjak usia dua puluh tiga tahun sedang mencuri dengar pembicaraan dua laki-laki berkulit putih yang duduk di meja dekat jendela—meja di depannya. Dari cara si laki-laki berbadan besar berbicara dengan bahasa tubuhnya, dia terlihat lebih menguasai suasana dan memiliki kekuasaan yang lebih dari si laki-laki bermata miring yang bertubuh lebih pendek yang duduk di depannya—y
IPagi itu Rita sedang menyiapkan sarapan ketika dia mendengar Azalea menggerutu di ujung lorong. Wanita itu kemudian menyerbu ruang makan layaknya miniatur tornado. Dia berjalan sempoyongan dan terpincang-pincang setelah pulang dengan kaki terkilir beberapa jam sebelumnya. Ditunjukkannya layar ponsel wanita yang sedang kesal itu kepada Rita.Wisteria Manor. Pukul 10:15.—V“Ternyata memang tidak ada waktu untuk istirahat,” keluh Rita.Azalea duduk dan menyantap telur goreng dan roti panggangnya yang sudah siap di atas meja. Rita meletakkan secangkir teh mint di hadapannya dan kembali sibuk dengan urusannya sendiri. Segera setelah Azalea selesai dengan sarapannya, dia mengeluhkan pesan V.“Ah, nggak tahu deh harus gimana.”“Saya merasakan hal yang sama—”“Kau kehilangan jejaknya?”“Lebih tepatnya, saya memilih untuk tidak bertindak lebih jauh.”“Begitu? Di mana terakhir kali kau melihatnya?” tanya Azalea yang penasaran.“Paradis Hill.”Azalea bersiul ketika mendengar nama itu.“Seleran
Godfrey masuk membawakan sebuah set peralatan minum teh. Dituangkannya teh Chamomile yang masih panas itu ke dalam dua cangkir berwarna keemasan. “Terima kasih, Godfrey,” puji Lady Viscaria. “Kau bisa tinggalkan tekonya di sini.” Tanpa berkata sepatah katapun, kepala pelayan itu segera memberi hormat dan meninggalkan ruangan. “Ini ada hubungannya dengan sebuah kasus yang pernah Dia tangani beberapa tahun yang lalu—yang melibatkan seorang Perdana Menteri, istrinya dan seorang wanita yang menjadi guru les anak-anak mereka,” jelas Lady Viscaria. “Indikasinya memang tipis, samar—tapi Dia yakin jika Ludwig dan komplotannya ada di balik kasus itu.” “Apa yang terjadi?” tanya Azalea dengan tidak sabar. “Pernah dengar nama Regen Whetherby? Dulu pernah menjabat sebagai seorang Perdana Menteri.” “Maksudmu si public figure yang, rumornya, memiliki kekuatan yang setara dengan kaum bangsawan itu?” “Oh, tentu jika kau lebih mengenalnya seperti itu,” gerutu Lady Viscaria. “Tentunya, tidak asin
Lady Viscaria mengambil teko teh dan menuangkan isinya ke cangkirnya yang telah kosong. Aroma teh Chamomile itu memanjakan saluran pernapasan si wanita paruh baya. “Ludwig,” ulang Azalea dingin. “Nah sekarang, apa yang kau ketahui tentang kasus keracunan yang menggemparkan itu?” Azalea mengeluarkan ponselnya dan membuka catatan yang telah dibuatnya. “Well,” ucap Azalea yang sedikit ragu. “Seperti yang kau ketahui, baru-baru ini ada kasus keracunan di sebuah coffee shop yang berada tidak jauh dari The Dorchester. Korban adalah Frederica Whetherby, anak seorang public figure ternama yang merupakan mahasiswi jurusan kedokteran yang baru saja memperoleh medali emas dalam International Microbiology, Parasitology and Immunology Competition. Tiga orang yang diduga sebagai pelaku—selain staf coffee shop itu tentu saja, adalah Emily Jess, Kay Hargreaves dan Bennett Reonardo.” “Siapa mereka?” tanya Lady Viscaria. “Kay Hargreaves adalah anak ketiga Jenderal Hargreaves—dia cukup terkenal di
Waktu berlalu—dengan cukup relatif, seperti yang pernah dikatakan oleh seorang ahli fisika. Bagi Azalea, menunggu itu membosankan—maka waktu terasa begitu lama berlalu. Di sisi lain, waktu terasa begitu cepat berlalu bagi Rita yang sedang bergumul dengan komplotan penjahat di lokasi yang telah diberitahukan Albert. Ketika malam tiba, Azalea diminta untuk menunggu di ruang baca sementara Lady Viscaria menyiapkan diri untuk menghadapi seorang tersangka pembunuhan berencana yang pernah berada di bawah perlindungannya. Malam yang sunyi dan tenang itu menjadi gaduh ketika Vivian membawa masuk dua wanita yang terlihat sangat kacau ke ruang baca. “Astaga, Rita!” pekik Azalea. Rita menggelengkan kepalanya dan melirik wanita di sampingnya—yang mengalungkan tangannya di bahu Rita karena kelelahan dan shock berat. Azalea mengerti dan langsung merangkul Emily yang hampir kehilangan kesadarannya. Dituntunnya wanita itu dan disandarkannya punggung Emily ke kursi malas. “Brandy, Vivian! Brandy!