Sejatinya, Jack Palm memang belum mengenali wajah Joe. Dia hanya diberitahu kalau akan ada orang yang akan mengambil black diamond. Hanya saja Jack Palm tidak diberi tahu seperti apa wajahnya, selain nama saja.
Sungguh bodoh laki laki ini! Apa dia tidak mengenaliku? Atau dia hanya sedang mengetesku saja? Batin Joe.
"Aku ingin mengambil Black Diamond, Jack Palm," sahut Joe santai.
Tentu saja membuat pria berwibawa itu keki. Siapa orang ini berani menyebut namaku dengan tidak sopan seperti itu? Kejadian ini pun mengundang yang lain emosi. Siapa dia berani petantang petenteng dengan pimpinan bank X? Benar benar memalukan!
"Haha! Dia hanya bermulut besar! Dia ini penipu, tuan!" Sela Kevin.
Jack Palm memilih diam dan tidak meladeni mulut besar Kevin.
"Siapa namamu?" Tanya Jack Palm lagi kepada Joe.
Joe menyeringai. Kemudian, dia berjalan menghampiri Jack Palm. Sorot matanya begitu tegas dan tajam m
Tidak ada yang tahu bagaimana caranya membuka lapis pertama sebelum menggapai kotak selanjutnya dalam brankas itu. Bahkan Kevin sendiri pun apalagi Kelie, tentu mereka tidak mengetahuinya. Kevin hanya tau sampai sebatas nasabah platinum saja. Dan itu pun pengamanannya tidak berlapis seperti ini. Karena itu semua orang berdebar jantung menunggu untuk menyaksikan siapa laki laki yang sudah membuat bank X geger hari ini."Silakan arahkan mata anda ke alat ini," titah Jack Palm. Rupanya untuk membuka kotak itu harus dengan menggunakan pindai mata.Semakin penasaran lah mereka semua yang menyaksikan. Dan begitu Joe meletakan matanya pada alat pindai, ceklek, kunci kotak pun terbuka. Semua tercengang melihatnya. Namun berbeda dengan rona wajah Jack Palm yang justru terlihat senang. Berarti Joe memang benar orang yang memiliki brankas ini.Belum sampai di situ, untuk membuka pengaman lapis dua, yang itu merupakan brankas yang menyimpan Black Diamond belum t
Mereka sudah berhasil melumpuhkan delapan CCTV utama di area teller dengan disiram air keras. Begitupun dengan CCTV yang ada di lantai dua. Hanya lantai tiga yang mengarah ke ruangan Jack yang masih menyala. Mereka tidak menyangka kalau bangunan ini terdiri dari tiga lantai. Memang secara kasat mata, bank x hanya memiliki dua lantai. Lantai ke tiga seperti tidak terlihat. Lantaran itu memang ruangan khusus yang sengaja dibangun untuk disamarkan untuk menghindari hal hal seperti ini. Lantai tiga selain ruangan Jack Palm, di sanalah tempat penyimpanan semua sistem sekurity bank x. Sepertinya perampok yang sudah mendenah bangunan ini sebelum mereka beraksi tidak sampai menemukan lantai tiga.Seseorang sudah memikirkannya sampai sejauh ini. Sistem kemanan di bank x sangat berlapis lapis. Begitupun dengan CCTV rahasia yang tak nampak lantaran bentukannya hanya seukuran chip kecil yang dipasang disudut sudut tertentu. Bahkan semua pegawai di sini pun tidak ada yang tau kecual
Sangat sunyi, Joe memiliki insting yang baik untuk mengetahui keberadaan musuh. Situasi seperti ini sudah sering dia hadapi di negeri Menara. Namun tetap saja dia tidak bisa meremehkan musuhnya. Siapa tau, mereka bahkan lebih ahli dari musuh musuh elit negara yang biasa dia hadapi.Setelah yakin kalau di luar sana aman, barulah dia melangkah perlahan.Kondisinya, dari pintu darurat masih harus melewati dua lorong lagi untuk sampai ke area transaksi. Sudah tidak ada orang yang seliweran di sini. Para perompak sudah mengumpulkan semua karyawan menjadi satu titik di area transaksi umum.Terdengar langkah kaki di depan sana sebelum sampai di belokan untuk ke lorong berikutnya, Joe mencari tempat persembunyian. Dia masuk ke ruangan yang entah milik siapa. Dia pun mengumpat di belakang meja. Dari sini barulah dia tau kalau ini ruangan milik si sampah Kevin lantaran membaca papan nama kecil yang ada di atas meja kerja. "Ternyata ini ruan
"Apa kau sudah bisa tenang?"Sempat Joe melirik name tag yang tersemat di kantung sebelah kanan dari seragam yang gadis itu kenakan. Dari situ Joe mengetahui kalau dia bernama Jesselyn.Jeselyn pun mengangguk.Dengan begitu Joe merenggangkan tangannya yang menutupi hampir setengah wajah Jeselyn.Begitu tangan Joe bebas darinya, gadis itu mengambil napas lalu membuangnya. Terus dia lakukan berulang ulang sampai tiga kali. Jelas sekali kalau dia hampir kehabisan oksigen."Kau bisa percaya padaku. Aku bukan salah satu dari mereka," ujar Joe. Pada saat mengatakan ini, tangan Joe sambil sibuk menarik tubuh perampok yang sudah menjadi mayat, menepi ke balik dinding tempatnya bersembunyi tadi."Ada berapa mereka?" Tanya Joe."Enam orang. Satu sudah kamu bunuh," jawabnya pelan. Hanya saja Jesselyn tidak berani menatap wajah Joe langsung. Sungguh, dia sangat ketakutan sekali."Berarti ting
"Dia lagi menguras harta karun terbesar di bank ini bos." Tiba tiba saja seorang pemuda yang memiliki tato di lengan sebelah kiri, yang baru saja keluar dari kamar mandi meyeru pada pimpinan."Suruh cepat! Jangan terlalu lama!""Baik bos," sahutnya. Dan kemudian dia memanggil Chaniago melalui HT."Chani, masuk.""Chani masuk."Sampai tiga kali dia mencoba namun tak ada respon. Kemudian, pria itu kembali pada pimpinannya."Chaniago tidak ada jawaban," lapornya."Pasti dia sedang bersenang senang dengan perempuan itu," sahut pria yang berada di sebelah kiri pimpinan."Susuli dia! Suruh cepat! Atau kita tinggalkan!" Pimpinan memberi perintah tegas. Nampaknya dia sudah tidak betah berlama lama di tempat ini.Dengan begitu, pria yang memberi informasi tadi pun gegas menyusuli rekannya.Ini kesempatan bagus untuk Joe membuat anggota mereka berkurang satu lagi. Joe sudah menunggunya di tempa
Come on! Mendekatlah anak manis!Joe sudah menunggu mangsanya tiba. Pria itu terus melangkah ke arah Joe. Sementara Joe sembunyi di balik dinding. Semakin dekat dan semakin dekat perampok itu pada Joe. Dan begitu kepala si pria itu menoleh, PLAK! langsung saja dia hunuskan dengan sekali kebas stik golf yang sudah menjadi samurai itu ke leher si perampok, sambil Joe menutup mulutnya agar teriakannya tidak terdengar oleh teman yang satunya, yang sedang mengawasi sandra. Joe membiarkan darah segar terus mengucur dari urat leher si perampok sampai dia kehabisan darah lalu mati.Tiga sudah Joe eliminasi. Tinggal tersisa tiga lagi. Joe pun kembali memperhatikan. Dua orang yang berada di lantai dua belum kembali, ini kesempatanku untuk menghabisi yang satu, pikir Joe. Karena itu dia berani melangkahkan kakinya untuk bergerak maju ke depan.Joe berpindah tempat. Dia bersembunyi di balik meja teller. Seorang sandra melihatnya."Ssst!" Joe m
"Baiklah! Aku akan menyerah! Lepaskan gadis itu dan kau akan mendapatkanku," ucap Joe dengan lantang dari tempat persembunyiannya."Aku tidak mengajakmu bernegoisasi, bodoh! Keluarlah atau kau akan liat isi dari kepala wanita ini!" Bentaknya."Sial!" Umpat Joe.Dengan begitu, Joe pun keluar dari tempat persembunyiannya secara perlahan dengan tangan berada di atas kepala."Kau sudah mendapatkanku, lepaskan dia!" Kata Joe.Pimpinan perampok itu mendengkus. Kemudian, dia mendorong tubuh Kelie hingga jatuh ke lantai."Ternyata nyalimu cukup besar, anak muda," ujarnya. Pada saat si bos mengatakan ini, dua orang anak buahnya menghampiri Joe. Lalu menghantam perut Joe dengan gagang senjata.BUK BUK!Dua kali Joe menerima pukulan itu. Sehingga dia cukup merasa kesakitan. Joe meringis.Dan begitu si pimpinan sudah berada dekat di hadapan Joe, langsung saja dia menghajar wajah Joe du
Ada ada saja!Joe berjalan sambil memegangi lengannya yang terluka. Penampilannya sangat berantakan sekali.Sepertinya aku harus mengganti bajuku, pikir Joe. Karena itu dia mengarahkan kakinya melangkah ke outlet baju yang berjejer di pinggir jalan. Tidak mungkin dalam keadaan lusuh begini masuk ke dalam mall, bukan.Hanya beberapa lembar kaos biasa yang dia beli untuk dia kenakan sementara menggantikan pakaiannya yang sobek. Sekaligus dia membeli perban dan obat luka cair untuk mengobati lengannya."Hei Joe! Sedang apa kau di jalanan seperti ini!"Suara lantang yang berbicara dengan nada kasar seperti itu adalah Mona. Dia sepupu Jilly yang sangat tidak suka dengan Joe. Sebenarnya tidak juga. Mona hanya iri pada Jilly lantaran lebih mengungguli mendapatkan cowok tampan ala model eropa. Namun, begitu Joe masuk ke dalam penjara, Mona seketika saja ilang feeling pada Joe. Justru dia memilih mencari selingkuhan lain untuk