“Tidak ada yang serius, pa,” sahut Joe sambil mengurai senyum. Kemudian, dia meletakan ponselnya di atas meja. Namun tidak lama setelah itu, pesan kedua dari pengirim tidak dikenal mengisi halaman notifikasi.Joe penasaran ingin membukanya. Tapi prof Ferguso langsung menegur,”sebaiknya kau kesampingkan dulu urusan kerjaanmu. Kita di sini untuk happy.”Dan Joe pun tersenyum. Dia sependapat dengan saran ayah angkatnya.Mereka semua bersulang minum untuk merayakan hari kebahagian ini. Nampak sekali wajah-wajah ceria penuh kesenangan terpancarkan dari semua orang yang ada di sini. Tidak terkecuali keluarga Miller yang sudah berangsur-angsur berkurang rasa bersalahnya terhadap Joe. Apalagi Joe sudah melupakannya.Tidak lama acara makan dan minum selesai, Joe meminta ijin untuk meninggalkan meja makan sejenak. Dia ingin bersantai di balkon dengan puterinya. Prof Ferguso mengijinkan.Pergilah Joe menuju tempat santai yang dari situ bisa melihat seluruh lampu yang menerangi kota ini. Sangat i
"Jilly! Kamu!" Sungguh nanar Joe mendapatkan istrinya bersama pria lain. Tentu saja Joe kenal siapa laki laki itu. Dia Vino, pecundang busuk yang sudah dari dulu mengincar Jilly. "Joe! Ka-kamu ... kamu sudah kembali?" Jilly panik sejadi jadinya. Tidak mengira Joe akan bebas secepat ini. "Jadi ini perbuatanmu selama aku di penjara, hah! Pantas saja kamu tidak pernah menjengukku!" "Joe. Ak- aku ... aku minta maaf." "Maaf? Enak betul jadi kamu! Udah ketahuan selingkuh sama laki laki busuk ini lalu minta maaf!" Mendengar dirinya dianggap sampah, Vino tidak terima. Dia yang merasa lebih hebat karena jabatannya sebagai General Manager di perusahaan Jilly bekerja, merasa lebih pantas untuk memiliki wanita berwajah berbie bak model dari Italy ini dibanding Joe yang hanya bekerja sebagai sekurity dan mantan napi. "Hei! Kau yang busuk! Kau pikir kau siapa berani mengatakanku seperti itu, hah!" Balas Vino sambil mendorong tubuh Joe. Spontan Joe mengepalkan tanganya. Emosi Joe sudah
"Ambillah kalau kamu bisa!" Seru Jilly lantang dengan nada meremehkan. Dia begitu yakin kalau Joe akan melakukan perbuatan yang sia sia saja. Sambil itu, dia melempar kotak kalung pemberian Joe, namun tidak sampai mengenai Joe. Berserakanlah kalung itu. Bik Mar datang lalu membereskannya."Bagus sekali kalung ini. Sebaiknya aku simpan saja," gumam Bik Mar.Tidak banyak yang tahu, kalau Joe Hans, sekurity PT Prima Multiguna merupakan panglima perang khusus yang terpaksa pulang ke kampung halaman untuk menyamar demi mencari siapa pembunuh adik kandungnya, Nadira Putri Hans.Nadira ditemukan tewas di toilet pada jam kerja di perusahaan PT Prima Multiguna. Uniknya, kasus ini ditutup seperti sampah yang dibuang begitu saja. Tidak ada pihak berwajib yang menanganinya secara serius. Mengetahui itu Joe pun geram.Karena alasan itu lah Joe Hans kembali pulang ke negaranya lalu melamar pekerjaan sebagai sekurity di perusahaan tempat Nadira b
Sungguh kesabaran Joe mulai menipis. Kedatanganya ke sini hanya untuk mengambil Kiara. Namun justru dia mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakan dari keluarga Jilly.Apa mereka tidak malu? Seharusnya mereka bisa lebih bersikap baik pada Joe yang sudah menyelamatkan wajah keluarga Aland Miller dari masalah besar.Tapi sepertinya itu tidak berlaku bagi mereka. Joe hanyalah sampah yang seharusnya memang berada di tempat pembuangan barang rongsokan.Sebenarnya diam diam keluarga Jilly memiliki niat lain kenapa memilih Joe untuk menjadi bumper pada kasus Aland. Rosita yang ikut mendukung itu memiliki tujuan tersendiri. Karena hanya dengan cara itu dia dapat memisahkan Jilly dengan Joe. Dengan begitu Rosita bisa sangat bebas menjodohkan Jilly dengan Vino, pria pilihan dan juga kesayangannya. Sayangnya, Jilly tidak tau niat buruk mamanya waktu itu. Dan usaha mamanya mendekatkan Vino padanya berhasil sempurna. Perasaan Jilly bisa berba
"Kiara sudah kami jual!" Seru Rosita lantang. Sungguh lancang dia mengatakan ini tanpa merasa berdosa.Nanar lah Joe mendengar itu. Seketika wajah Joe menjadi bengis menatap ibu kandung dari mantan istrinya.Sudah gila! Apa yang dia katakan! Batin Joe.Sementara Salika dan Felicia tercengang mendapatkan ibunya berkata cablak seperti ini. Bukankah perjanjiannya kalau keluarga ini sudah sepakat untuk merahasiakannya dari Joe?"Sepertinya sudah tidak perlu lagi kita tutup tutupi dari laki laki busuk ini! Kau mencari Kiara? Sampai kiamat pun tidak akan kau temui lagi Kiara di rumah ini. Karena Kiara sudah aku tukar dengan gelang cantik ini."Langsung mendidih bola mata Joe mendengarnya. Sungguh bajingan mereka!Tanpa rasa bersalah Rosita memamerkan gelang cantik Queen's Mary senilai 1,5 juta US yang dia dapatkan dari hasil menjual Kiara. Nyaris seharga kalung yang Joe hadiahkan untuk Jilly. Tapi sayangny
Sungguh angkuh Kevin petantang petenteng di depan Joe. Sikapnya sudah seperti pemilik Bank X saja."Apa kau ingin mengantar makanan ke sini?" Kevin mengada ngada dengan menganggap Joe sebagai kurir makanan online. Sambil itu, dia celingak celinguk seperti mencari sesuatu. "Dimana sepeda motormu yang butut itu? Kenapa aku tidak melihatnya?"Kevin sengaja membuat Joe malu dengan mengungkit barang rongsok yang sering Joe pakai mengantar jemput Jilly dulu. Tentu saja Joe memilih motor Honda tahun 93 untuk transportasinya sehari hari. Kalau dia mengendarai Porsche GT 2021 tentu keluarga Jilly akan mengira Joe sudah mencuri mobil orang lain. Mana mungkin bekerja sebagai sekurity mampu membeli mobil seharga belasan milliar seperti itu. Padahal mobil jenis itu seperti barang receh bagi Joe.Sungguh malas Joe menghadapi Kevin yang tidak penting. Dia tidak tertarik meladeni karyawan rendahan ini."Beri tahu Jack Palm kalau Joe Hans mencariny
"Ayo, tunggu apa lagi? Ambilah kartu Black Diamondmu di dalam brankas itu," titah Kevin yang sudah tidak sabar mempermalukan Joe.Kenapa informasinya tidak lengkap? Ceasar tidak mengatakan kalau brankasnya dilapisi pelindung kaca seperti ini. Apa konfigurasi keamanannya menggunakan pindai jariku juga?Joe sudah berpikir kalau sepertinya kotak yang melindungi brankas itu memiliki akses lain. Sementara dirinya hanya punya satu akses. Sungguh, Kevin akan menang telak di sini.Dengan terpaksa, Joe pun mencobanya. Dia mendekati kotak kaca yang bahkan diledakan dengan daya ledak yang bisa menghancurkan satu gedung pun, rasanya kaca itu hanya retak retak saja, belum tentu pecah semua.Begitu Joe berhadapan dengan kotak itu, hati Joe miris ketika mendapatkan kode aksesnya bukan menggunakan pindai jari melainkan sesuatu yang lain.Di sini, Kevin sudah mulai mendengkus ringan hingga akhirnya dia terbahak. Sungguh, hiburan menyen
"Bodoh! Kau tau apa yang kau lakukan?" Suara Jack Palm memecah gendang telinga. Dia mengatakan ini dengan nada lantang dan tegas. Tentu saja bersamaan dengan dia menggebrak meja sambil menatap tajam wajah Kelie. Dia beranggapan kalau Kelie sudah sangat ceroboh melakukan hal yang keliru. Sampai menggigilah Kelie dibuatnya. Dia gemetar, nampak sekali dari tangannya yang tidak bisa diam.Tentu saja Jack Palm emosi. Karena sejatinya brankas Black Diamond hanya milik satu orang. Dan hanya melalui dirinya lah yang bisa mengantarkan nasabah itu keruangan. Karena juga hanya dia yang tau siapa pemiliknya.Jack Palm beranggapan kalau ini ada sindikat. Kalau bukan karyawannya yang bermain nakal, tentu ada nasabah penipu yang mengaku ngaku pemilik brankas itu. Tapi kekhawatirannya sedikit meredam setelah dia menyadari brankas itu tidak bisa dibuka kalau bukan pemliknya sendiri yang melakukannya."Kau tau kalau brankas itu milik seseorang dan bukan sembaran