Share

Bab 4

Empat puluh lima menit kemudian, aku sedang berjalan menuju tempat kerja. 

"Aku harus membeli makanan untuk sarapan di kantor, tapi apa yang harus ku beli ya?" pikirku.

Melewati satu - persatu toko, "Sepertinya itu enak," melihat ke arah Toko Roti yang berada di seberang. 

Aku berjalan cepat menuju ke arah Zebra Cross, lampu rambu lintas sedang berwarna merah. Banyak orang yang sudah bersiap untuk menyebrang. 

Ponselku yang sedang ku genggam di tangan kanan tiba - tiba bergetar, sambil berjalan aku melihat ke arah ponselku, ada pesan singkat dari teman kantorku Hana, "Tolong belikan aku dua Roti isi selai kacang."

Aku langsung menaruh ponsel ke dalam tas, baru saja ku tutup resleting tas, ponselku bergetar dan berdering. 

"Aku terbangun di pagi hari"

"Melewati malam yang penuh dengan bintang bersinar"

Suara nada dering terdengar kecil karena posisi ponsel berada di dalam tas. 

"Bagaimana denganmu, Bagaimana denganmu,"

Tak ku hiraukan karena, aku yakin sekali pasti yang menelepon itu Hana, dari nada dering pun sudah ketebak. Jika pesannya tidak ku balas cepat dia akan memburuku dengan cara menelpon berkali - kali. 

Ketika lampu merah berganti warna hijau, aku bersiap untuk melewati garis - garis putih yang ber longkap - longkap. Menyeberang jalan dengan gagah layaknya seekor singa betina yang ingin menghadapi musuh. 

"Aku terbangun di pagi hari"

"Melewati malam yang penuh dengan bintang bersinar"

Getaran dan deringan dari ponselku terus berlangsung. 

"Bagaimana denganmu, bagaimana denganmu"

Ketika sudah melewati Zebra Cross, aku mengeluarkan ponsel, dan benar saja tertera nama yang meneleponku "HANA" 

"Bagaimana denganmu, bagaimana denganmu"

Aku mulai kesal mendengar nada dering ponselku yang terus berbunyi, terpaksa aku harus menekan tombol "Jawab panggilan" dari Hana. 

Sebelum ia berbicara "Halo" aku sudah terlebih dulu berbicara, "Dua roti isi selai kacang, kan?"

"Aku sudah membaca pesanmu!"

"Kamu sudah dimana?" tanyanya.

"Aku sedang menuju Toko Roti, jangan meneleponku!" sahutku.

"Manajer mencarimu!"

"Siapa yang mencariku?" aku malas menanggapi kalau sudah melewati topik pembicaraan dan sengaja berpura - pura tidak dengar.

"Manajer!"

"Bicara yang jelas!" 

Dengan nada suara yang tinggi, dia berteriak, "MANAJER MENCARIMU!" 

"Disini terlalu ramai, aku tidak bisa mendengarmu. Nanti saja bicaranya!" jalanan nya memang ramai tapi tidak terlalu, aku sengaja bilang seperti itu pada Hana. 

Tanpa aba - aba, aku langsung menutup telepon dan membisukan ponsel. 

Sambil jalan menuju Toko Roti aku terus berbicara sendiri, "ini baru jam tujuh lewat, kenapa Manajer sudah mencariku?"

Menghela nafas dan berteriak "ASTAGA!"

"Berjalan saja aku tidak tenang karena dia."

Aku tidak peduli pada orang yang melihatku sedang berbicara sendiri. 

Aku sampai di depan Toko Roti dan langsung masuk ke toko. Di Dalam toko, aku langsung melihat - lihat roti yang tersusun sangat rapi. 

Aku membeli roti isi keju dan coklat, juga membeli  roti isi selai kacang untuk Hana. 

Saat aku ingin membayar, berjalan menuju Cashier, ada seorang pria memakai topi hitam yang tiba - tiba lewat, dan tidak sengaja menyenggol lenganku.

Pria itu menundukan kepala dengan tangan kanannya memegang topi yang dipakai sambil berkata, "Maaf, saya tidak sengaja," aku tidak bisa melihat wajahnya karena terhalang oleh topi. 

Apakah dia seorang pencuri? Ah tidak, tidak mungkin.

Jika pria itu seorang pencuri, dia akan membawa kantong atau tas untuk menaruh roti yang dicurinya, tapi dia tidak sama sekali membawa apapun, hanya ponsel yang di genggaman nya. Aneh sekali!

Aku terus menerus melihat ke arah ponsel yang sedang digenggam pria itu. 

Tunggu sebentar! Apakah dia pria mesum? 

Aku melihat ke arah tempat dimana sebelum pria itu lewat dan tidak sengaja menyenggolku, tidak ada seorang wanita yang kulihat disana, hanya ada seorang pria berumur sekitar empat puluh tahun sedang melihat roti. 

Astaga! Apakah dia penyuka sesama jenis? 

Aku menggeleng - gelengkan kepala tampak bodoh jika aku memikirkan itu, kemudian aku langsung berjalan ke Cashier untuk membayar roti yang kubeli, juga meninggalkan pria misterius itu. Aku tidak ingin pikiranku terus - menerus memikirkan yang aneh. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status