Serangan demi serangan mulai bergerak dengan indah dan kacau menuju ke satu arah, bersamamaan dengan kilau-kilau yang memukau itu, sejumlah besar suara ricuh mulai mengacaukan are sekitar. Seolah sebuah badai akan terjadi, debu-debu dan pepohonan di sekitar mulai terangkat akibat momentum yang diciptakan. Sekelompok orang yang tampak menyerang dengan sembarangan itu kini membentuk sebuah pola yang rumit namun beraturan. Kelompok itu kini melakukan serangan formasi yang telah mereka latih sebelumnya, kini bahkan momentum yang ditunjukkan kelompok orang itu benar-benar seperti monster kuno yang menakutkan. Surya yang melihat hal ini dari kejauhan jelas takjub dan juga terkejut, dia tak pernah membayangkan akan melihat hal yang begitu hebat menyerang ke arahnya. Samar-samar ada gambaran seorang laki-laki putih bersih dengan sepasang sayap indah yang mulai menerjang ke arah Surya. Hal itu terlihat sangat kuat! Namun meskipun begitu, Surya sama sekali tak mengendur. Pemuda berbadan t
“Swoosh~” “Dum… dum… dum…” Suara ricuh terus saja bermunculan saat dua telapak tangan yang mirip saling berbenturan. Kedua telapak tangan dari dua belah pihak itu tampak mirip namun berbeda. Hal ini seolah telapak tangan itu milik dua orang yang bersaudara. “Bahkan kekuatannya sama!” teriak Kakhi berseru kaget. Kakhi pada awalnya berpikir bahwa dia sedang berhalusinasi. Bagaimana bisa musuh yang belum pernah ditemui bisa menggunakan serangan yang mirip bahkan hampir sama dengan serangan yang telah didapat kelompoknya. Namun sekarang, setelah kakhi melihat dengan jelas aura dan juga dampak serangan, sosok itu hanya bisa bertanya dalam hati. “Apa maksud conqu suci? Apakah kita sedang dipermainkan?” katanya kesal menatap kedepan. Kedua raksasa besar itu terus saja beradu, mereka begitu sengit karena memiliki kekuatan yang hampir sama, namun meskipun begitu tetap saja ada celah kecil antara kekuatan keduanya. Di saat seperti ini, perbedaan yang sangat kecil sekalipun bisa berdampak
“Badum… badum… badum…” Suara detak jantung yang begitu keras terdengar di dada seorang pemuda kacau. Sosok pemuda itu tak lain adalah Abar yang tengah melihat ke arah seorang pria yang memiliki usia yang hampir sama dengannya. Abar melihat pihak lain dengan begitu takut seolah pihak lain telah menanamkan trauma mendalam kepadanya. Tubuh abar begitu layu, ingin sekali meleleh dan jatuh ke tanah meskipun dia sudah terduduk dengan kacau sekarang. “Tuk tak tuk…” Suara langkah kaki yang pelan dan ringan terdengar seperti teriakan monster di telinga Abar, pemuda kacau itu terus saja menyusut saat suara langkah kaki yang ringan itu semakin jelas di telinganya. Abar bisa melihat dengan jelas senyum hangat dari pemuda tegap yang tengah berjalan ke arahnya. Meskipun terlihat begitu bersahabat, entah mengapa Abar begitu enggan melihat senyum cerah yang ditampilkan oleh pihak lain. Hal ini terus saja membuat Abar frustasi, karena putus asa, pemuda kacau itu mulai membuka mulut untuk bersua
Surya yang telah begitu susah payah melawan kelompok organisasi kejam sebelumnya sama sekali tak ingin merugi.Pemuda yang memiliki badan kokoh itu langsung saja bergerak maju ke arah badan mayat kelompok orang yang telah dibunuhnya sebelumnya.Hal itu terus saja berlanjut hingga akhirnya Surya sampai di tubuh Abar yang tanpa kepala.Dengan pergerakan ringan, Surya langsung saja menggeledah tubuh pihak lain tanpa sedikitpun sopan santun.Pada awalnya Surya bisa mencari dengan begitu mudahnya seolah tengah melakukan hal yang remeh, namun beberapa saat kemudian, ada sebuah gejolak aneh yang muncul dari tubuh tanpa kepala milik Abar.Surya yang begitu dekat dengan tubuh pihak lain merasakan Krisis yang aneh.Pemuda itu sama sekali tak percaya bahwa mayat tanpa kepala itu bisa mengancam Surya, namun seiring berjalannya waktu, perasaan mencekam dan krisis itu teru saja menebal membuat Surya tak enak hati.Surya akhirnya menjauh karena dia ingat bahwa instingnya begitu jarang memiliki kesal
“Argh!!!”Seorang pemuda berbadan tegap kini tengah meringkuk buruk di tanah. Sosok itu terus saja bergetar dengan hebat seolah tak terima atas rasa sakit yang dirasakannya.Badan tubuh sosok pemuda tegap itu menegang dengan warna merah merona seperti kepiting rebus yang telah dimasak dalam waktu yang lama.Urat-urat tubuhnya yang sudah menonjol sejak awal kini mulai menggeliat seperti cacing yang menginvasi daging di bawah kulitnya.Semakin lama Surya meringkuk dengan gelisah di tanah, semakin pula rasa sakit yang aneh itu menyiksa tubuhnya.Samar-samar Surya menebak bahwa hal yang telah muncul di punggung tangannya adalah sebuah masalah yang dihasilkan setelah dia bersentuhan dengan mayat milik Abar sebelumnya.Hanya pemuda itulah yang terkait dengan beruang, dengan ini, tato beruang yang muncul di punggung tangan Surya jelas berasal darinya.Dengan ini Surya sedikit merasa pahit di mulutnya, dia menyesal karena telah terlalu serakah menjarah mayat pihak lain sebelumnya.Namun meski
Di sebuah pegunungan yang cukup subur dihiasi dengan berbagai macam pepohonan. Cahaya merah samar masuk menembus dari sela-sela daun. Area yang tenang dan sejuk akan hembusan angin membuat tempat itu terkesan sangat damai. Seorang gadis yang tampak berusia 17 tahun sedang berjalan menuju ke suatu arah melewati jalan setapak. Wajah gadis itu tampak cantik dan juga polos tidak sengaja disinari oleh cahaya matahari petang. Gadis itu membawa sebuah bungkusan di tangannya. Pada awalnya gadis itu berjalan dengan sangat aman tanpa masalah sedikit pun. Namun siapa sangka, gunung yang terlihat damai itu menyimpan sesuatu yang mengerikan di dalamnya. Dengan sangat ringan, gadis itu pun melangkah menyusuri jalan di hadapannya. Setelah beberapa saat berjalan, gadis itu tiba-tiba mulai berhenti dengan kaget. Rupa gadis itu kini tidak lagi tampak polos. ekspresi cemas dan ketakutanlah yang kini hadir menghiasi wajahnya. Sejumlah dua orang tiba-tiba menghalangi jalannya. Mereka terlihat sangat
langit sudah makin gelap, siang sudah benar-benar berganti menjadi malam. Suatu tempat di area pegunungan. Sosok besar yang kini sudah tampak samar-samar mulai berjalan dengan perlahan. Sosok besar itu merupakan monster yang diyakini sebagai makhluk penjaga gunung. Itu adalah monster balang! (ps: balang sendiri adalah bahasa minang untuk belang, yaitu corak yang ada di tubuh harimau) Gadis yang sedari tadi sudah ketakutan, kini hanya bisa pasrah. Dia tidak pernah membayangkan bahwa setelah dia selamat dari para bandit yang bejat itu, kini dia terjerat oleh makhluk monster yang tampak menyeramkan. Entah mimpi apa dia semalam mendapatkan musibah yang bertubi-tubi. Gadis itu hanya bisa terduduk pasrah melihat sosok besar itu menghampirinya dengan perlahan. Tubuh gadis itu sudah lama tidak berfungsi karena terlalu panik. Dengan tanpa pemberitahuan sama sekali, sosok besar yang tadinya berjalan ringan tanpa suara, kini akhirnya melompat dan mengaum. “Aummm!” Dengan sangat terkeju
Di sebuah tempat yang tidak diketahui, terlihat seorang bocah berusia 10 tahun sedang berlari ke suatu arah. Dapat dilihat bahwa ujung dari tujuan bocah itu adalah jurang yang sangat dalam. Bocah itu berniat untuk bunuh diri! Dengan perasaan halusinasi yang melegakan, bocah itu pun akhirnya melompat yang akhirnya jatuh di tengah jurang . Tidak ada jejak penyesalan di wajah bocah itu. yang dia tau adalah, dia akan bisa bertemu kedua orang tuanya setelah ini. Sungguh pemikiran yang sangat naif! Setelah beberapa saat merasakan udara sejuk di seluruh tubuhnya, bocah itupun akhirnya tersadar. “Apakah aku sudah berada di surga? Wow ini benar tidak terasa sakit!” Bocah itu pun sangat bersemangat karena berpikir bahwa dia sudah sampai di tempat yang dia tuju. Dengan perlahan bocah itu membuka matanya. Hal pertama kali yang di lihatnya adalah awan putih dan langit biru. Dia sudah sangat yakin bahwa dia sudah berada di surga. Namun satu hal yang membuatnya bingung. Dia masih terus jat