Share

Ponsel

Jika dunianya terasa tidak masuk akal kemarin, maka saat ini dunianya terasa terbolak-balik. Bagaimana bisa ini terjadi.

Sandra bisa mendengar suaranya seperti tercekat di tenggorokan.

Tangannya yang memegang gelas bergetar hebat.

Tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Wajah ini dan tubuh gagah ini.

Tak mungkin dia tak tahu! Dia sangat tahu siapa yang ada di depannya dan sedang menatapnya dengan kebingungan ini.

Senyumnya masih tak berubah, masih sangat manis seperti dulu.

Sosok yang pernah membuatnya kagum, walau dalam diam karena kepemimpinannya yang sangat bertanggung jawab.

Om-om? Aki-aki?

Dia jauh dari istilah itu.

Lelaki di depannya adalah teman SMP-nya yang jelas-jelas dia lihat seminggu yang lalu mengunggah foto pertunangannya dengan gadis yang dia pacari sejak SMP!

Bagaimana mungkin lelaki ini bisa jadi suaminya?

Sandra menaruh gelas yang dia pegang di meja dan mengusap kedua matanya keras-keras.

"Sayang, kenapa kamu harus mengusapnya begitu keras? Bagaimana jika matamu terluka?" ucap lelaki itu sambil memegang kedua tangan Sandra.

Secara reflek Sandra menepis tangan itu sambil menggelengkan kepalanya.

Tak mungkin!

Bagaimana dengan tunangannya?

Jangan bilang, dia menjadi pelakor yang merusak hubungan mereka?

Ini benar-benar mengerikan!!

‘Tidak, aku tidak mau jadi pelakor yang merusak hubungan orang! Aku tak ingin menjadi wanita yang sama seperti wanita yang menjadi perusak hubungan ibu dan ayahku!’

Ini … bagaimana bisa jadi seperti ini?

Sandra tak dapat membendung ketakutannya.

Tak bisa lagi berada di sana, di ruang yang sama dengan lelaki ini!

Berdiri, dia melihat sekilas wajah-wajah di depannya menatap dirinya dengan kebingungan.

Sandra tak punya waktu untuk memikirkan mereka.

Tanpa kata, dia berbalik dan berjalan cepat ke arah pintu dimana tadi dia masuk.

"Sandra!"

Dia mendengar suara yang memanggilnya dari belakang diikuti langkah kaki saat kedua matanya berusaha mencari mobil yang tadi mengantarnya ke sini.

"Sayang, tunggu!" ucap lelaki di belakangnya entah kesekian kalinya.

Saat dia sudah menemukan mobilnya, Sandra berlari kencang menuju mobil itu.

Tepat ketika dia akan membuka pintu mobil, sebuah tangan memegang lengannya.

"Sayang? Kamu kenapa? Hm?" tanya suara yang terdengar lembut di telinganya itu.

Walau Sandra juga bisa mendengar kebingungan di suaranya.

"Jangan seperti ini, jelaskanlah padaku. Apa aku berbuat salah?" tanya lelaki itu lagi masih dipenuhi kebingungan.

"Lepaskan aku!" ucap Sandra sambil menepis tangannya sekali lagi dan menatap lelaki itu dengan tatapan jijik.

Raut wajah lelaki itu terkejut dan perlahan melepaskan lengan Sandra yang digenggamnya erat sebelumnya.

Sandra berbalik dan masuk ke dalam mobil.

Dalam diam Sandra merasa bahwa tadi dia melihat kedua mata lelaki itu menampilkan perasaan terluka yang amat dalam.

"Kenapa harus kau, Aditya Prakoso?" gumamnya lirih.

Menggelengkan kepala, ini pasti mimpi buruk!

***

Sandra sampai di rumah tempatnya terbangun sebelumnya dengan tergesa-gesa.

Dia harus memeriksa sesuatu!

“Ibu!” panggil Sandra saat sudah di dalam rumah.

“Nyonya, sudah saya bilang, panggil saya Bi Nilam!” koreksi Bi Nilam saat dia sudah berdiri di dekat Sandra.

Sandra berjalan terus ke arah kamar sambil menoleh pada Bi Nilam.

“Bi Nilam, di mana ponselku?” tanya Sandra sambil berusaha mencari ponselnya di semua bagian di kamar itu.

“Ah, ponsel. Tuan menaruhnya di nakas biasanya, Nyonya,” jawab Bi Nilam.

Sandra membuka nakas dan menemukan satu ponsel di dalamnya.

Dia mengerutkan dahi.

“Ini bukan ponselku, Bi. Ponselku gak seperti ini. Warnanya silver white dan ada stiker motif mawar di belakangnya. Bukan hitam gini,” protes Sandra.

Bagaimana bisa, ponselnya berubah seperti ini. Bi Nilam pasti salah.

Bi Nilam terlihat bingung, itu nampak dari dahinya yang berkerut.

“Nyonya, seumur-umur saya kerja bersama Nyonya selama dua tahun ini, saya hanya tahu ponsel ini milik Nyonya. Tidak ada ponsel lain berwarna white white itu. Apalagi gambar mawar? Bukannya Nyonya bilang bahwa Nyonya lebih suka polos?” bantah Bi Nilam.

“Bukan, Bi. Aku sama sekali gak kenal ponsel ini!” ucap Sandra masih berusaha teguh dengan pendapatnya.

“Coba saja cek terlebih dahulu, Nyonya. Siapa tahu jika melihat isinya, Nyonya bisa ingat?” tawar Bi Nilam.

Sandra menghela napas dalam-dalam. Sabar ... sabar.

Akhirnya Sandra menerima ponsel itu dan mengecek isinya.

Mencari nomer ibu dan kakaknya di ponsel itu, tidak ada sama sekali. Bahkan kontak di ponsel itu kosong.

Dia mengecek galeri, kosong. Tidak ada foto atau video apapun.

Sandra semakin yakin bahwa ini bukan ponselnya.

Dia mencoba lagi untuk mencari naskah novelnya dan draft skripsinya di folder ponsel itu.

Nihil. Semuanya kosong layaknya ponsel yang baru dibeli.

Bahkan wallpapernya pun default masih setelan pabrik.

Sandra menggigit bibirnya.

Persetan dengan apakah ini ponselnya atau bukan.

Ada yang lebih penting.

Sandra duduk di pinggir tempat tidur dan mengunduh aplikasi i*******m. Setelah selesai mengunduh, dia dengan cepat memasukkan username dan kata sandi untuk masuk ke akunnya.

Tanpa jeda, dia mencari nama akun milik Aditya Prakoso.

Hampir saja dia melemparkan ponsel itu saat dia melihat dengan kedua matanya di akun lelaki itu terdapat foto pernikahan dimana lelaki itu tersenyum memandang pengantin wanitanya.

Dan yang membuatnya semakin tak percaya adalah pengantin wanita itu adalah dirinya!

Benar, dirinya dengan dibalut gaun putih pada postingan yang diunggah tahun 2021.

“Ini gila,” gumam Sandra tak percaya.

Kedua matanya membola dan tangan kirinya menutup mulutnya yang terbuka lebar karena shock.

“Sihir macam apa ini?!” ucap Sandra sambil memeriksa akunnya sendiri.

Dan benar saja, di akun instagramnya, terdapat foto pernikahan yang sama.

“Tinggalkan aku sendiri, Bi,” ucap Sandra.

Bi Nilam yang tak tahu harus apa, akhirnya menuruti permintaan Sandra dan keluar dari kamar itu.

Sandra berjalan ke arah pintu kamar dan menguncinya.

“Nyonya sudah pulang, Bi?” terdengar suara Agatha dari luar kamar.

“Iya, Non,” jawab Bi Nilam.

“Gak pulang sama tuan?” tanya wanita itu lagi.

Sandra memilih mengabaikan percakapan mereka selanjutnya.

Dia dengan cepat mencari akun kakaknya di i*******m. Dia harus menghubungi keluarganya.

Setelah menemukannya, dia mengirim direct message pada kakaknya itu.

“Kak, tolong aku!”

Dia menatap layar ponsel berharap kakaknya segera membaca dan membalas pesannya.

“Tolong apa, Dek?”

Sandra menghembuskan napas lega. Akhirnya dia bisa menghubungi keluarganya.

“Tolong aku, aku berada di tempat asing. Mereka mengatakan aku sudah menikah!”

Terlihat tulisan yang memberitahunya bahwa kakaknya sedang mengetik balasan.

“Hah? Apa yang salah tentang itu? Kamu memang sudah menikah! Kamu lagi ngigo?”

Pesan balasan itu membuat Sandra semakin frustasi.

Ini gila.

Ini benar-benar gila.

Ada apa dengan dunia ini? Apa dia pindah ke lain dimensi? Alternative universe? Time travel?

Sama sekali tak masuk akal!

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status