Nasib naas harus dialami oleh Wulan Prabu Aditama. Ketika kehormatannya direnggut paksa oleh Damar Prabu Aditama. Sosok sang kakak angkat yang selama ini menjadi pelindungnya kini, justru menjadi pria yang merusak masa depannya. Bagaimana nasib Wulan selanjutnya? Akankah Damar mempertanggung jawabkan perbuatannya? Sementara, hubungan mereka adalah kakak beradik, meski bukan saudara kandung.
Lihat lebih banyakDamar akhirnya membawa putra putrinya pulang terlebih dahulu kerumah keluarga Fernando. Bagaimana pun, pria itu tak bisa serta merta membawa si kembar ke Indonesia tanpa berbicara terlebih dahulu pada mommy dan Daddy mertuanya. Damar masih memiliki akal sehat dan sopan satun. Pria itu akan mendiskusikan terlebih dahulu pada mertuanya dan meminta pendapat kedua mertuanya itu. "Assalamualaikum Oma!" "Assalamualaikum!" ucap si kembar dan Damar yang baru saja tiba di rumah keluarga Fernando. "Waalaikumsalam sayang cucu Oma, sayang kalian ganti baju dulu ya, ada hal penting yang mau Oma bicarakan sama Daddy kalian." Nyonya Nesa memberi titah pada si kembar yang langsung diiyakan oleh keduanya. "Damar nak, kebetulan mommy mau bicara," ujar Nyonya Nesa kemudian membawa menantunya ke halaman samping rumah. Seketika, Damar pun mengangguk seraya mengikuti mommy mertuanya. "Ada apa Mom? Apa ada hal yang penting?" Damar bertanya dengan raut wajah penuh kebingungan. "Begini Mar, mommy dan Da
Nyonya Nesa begitu terkejut. Saat mendapati telpon yang mengabarkan jika putranya mengalami insiden yang mengakibatkan sang putra dirawat. Dengan panik Nyonya Nesa kemudian menghubungi sang suami. "Dad, Rayan mengalami insiden pengeroyokan begal Dad, dan sekarang dia di rawat di rumah sakit! Dad kita harus ke Indonesia sekrang Dad, Mommy akan berangkat malam ini Daddy susul saja ya kalau Daddy masih ada urusan disini," cecar Nyonya Nesa dengan paniknya. Sementara itu Tuan Leo hanya bisa terdiam mendengarkan perkataan sang istri. "Sayang, tolong tenang ok, coba ceritakan dengan perlahan, hem." Tuan Leo berkata pada sang istri agar lebih tenang menceritakan apa yang terjadi pada putra mereka. "Daddy, tadi mommy telpon Rayan, panggilan mommy sedari tadi siang tidak diangkat dan baru saja mommy telpon lagi, ternyata yang angkat itu wanita, dia memberitahu jika putrinya menemukan Rayan sedang dikeroyok oleh sekelompok begal Dad. Rayan terluka dan dia sedang dirawat di rumah sakit sek
Rayan tengah mendapat penanganan insentif. Sebab luka di kepala terus mengeluarkan darah. Rupanya ada luka robek pada kepala bagian belakangnya membuat darah segar terus keluar. Sementara gadis yang mengantar Rayan juga masih setia menunggu pria itu. Gadis berambut indah itu, bahkan belum mengganti seragam sekolahnya yang kini terlihat kotor karena noda darah Rayan yang menempel disana. "Keluarga pasien! teriak dokter yang baru saja keluar dari ruang tindakan. "Em ... saya Dok, saya yang membawa Om itu kesini," ujar gadis berambut indah itu menjawab panggilan sang dokter. "Nona, pasien membutuhkan transfusi darah kebetulan stok darah sedang habis jadi kami mencari keluarga pasien agar bisa mendonorkan darah mereka untuk pasien." Dokter itu berkata pada gadis berambut indah itu, jika Rayan sedang membutuhkan transfusi darah. "Em ... Golongan darahnya apa Dok? Mungkin saya bisa menyumbangkan darah saya untuk Om itu?" ujar sang gadis menawarkan diri. "Golongan darahnya AB."
Ardan mengepalkan tangannya. Amarahnya membuncah kala melihat Wulan yang pergi bersama Damar dan anak-anaknya. Sungguh tadinya Ardan sudah merasa menang namun, ternyata pria itu justru semakin menelan kekalahan. Bagaimana tidak, Ardan berpikir ketika ia mempublikasikan hubungannya dengan Wulan. Itu akan membuat Damar menyingkir perlahan. Alih-alih membuat Damar menyingkir. Rupanya pria itu justru malah semakin menunjukan kepemilikannya atas Wulan. Alhasil kini Ardan begitu kecewa. Karena nyatanya statusnya sebagai kekasih Wulan tidak bermakna apa-apa semua tidak ada artinya. Sementara di dalam mobil Wulan, Damar dan si kembar sedang menempuh perjalanan ke sekolah. Damar mengantarkan si kembar terlebih dahulu setelah itu barulah ia akan mengantar Wulan kerumah sakit. "Mommy, Mommy leher Mommy kenapa? Kok merah-merah? Apa Mommy sedang alergi?" tanya Kejora polos ketika melihat tanda merah di leher sang mommy. "Humm ...." Senyum Damar tertahan mendengar pertanyaan polos dari san
Malam ini adalah malam yang begitu indah bagi Dokter Ardan. Karena malam ini rencanaya menyatakan cinta pada Wulan wanita pujaannya berakhir bahagia. Enam tahun yang ia tunggu akhirnya mengalami kemajuan. Karena Wulan, kini sudah menjadi kekasihnya. Itu semua tak luput dari campur tangan Rayan, sahabat sekaligus kakak Wulan. Iya, Rayan yang tidak menyukai Damar merencanakan semua skenario drama penyakit Ardan. Karena Rayan yakin Wulan akan percaya dan menerima Ardan. Benar saja rencana mereka akhirnya berhasil. Wulan akhirnya mau menerima dokter Ardan. "Thanks Bro, kalau nggak gara-gara lu pasti nggak akan terwujud," ujar Ardan pada Rayan. Kini mereka tengah mengobrol lewat panggilan telepon. "Ya Dan, aku harap kau bisa menjaga Wulan dan membahagiakannya." Rayan meminta pada Ardan dengan tulus. "Itu sudah pasti Vi, kau jangan khawatir," jawab dokter Ardan bersungguh-sungguh. Sementara di kamar Wulan, Damar yang tengah emosi begitu bringas. Damar tidak peduli lagi jika Wulan akan
"Iya Kak, aku akan mencoba membuka hati ku tolong beri aku waktu untuk mencintai mu," ucap Wulan dengan nada tertahan. Sontak saja pernyataan Wulan membuat dokter Ardan terdiam sedetik kemudian senyum manis tersungging di bibirnya. Rasa bahagia seketika membuncah, kala jawaban yang telah ia tunggu selama enam tahun kini terjawab sudah. "Terima kasih Lan, aku janji akan berusaha menjadi pria yang terbaik untuk mu dan anak-anak." Ardan berucap penuh ketulusan. "Tapi aku mohon jangan terlalu memaksaku biarkan semua mengalir apa adanya," ujar Wulan tertunduk ada rasa yang entah apa. Ketika mengiyakan pernyataan cinta dokter Ardan. Ada rasa bersalah pada kedua putra putrinya termasuk rasa bersalah pada Damar. Namun, jika ia menolak lagi pernyataan cinta dokter Ardan. Wulan merasa akan menjadi wanita paling jahat. Karena telah menyakiti pria yang sudah sangat tulus padanya. Wulan kembali mengingat saat-saat bersama dokter Ardan, saat wanita itu dalam keadaan tersulitnya. Itulah yang men
Damar akhirnya meninggalkan rumah sakit tanpa mengambil resep obatnya. Pria itu langsung bergegas ke sekolah Bintang dan Kejora guna menjemput putra putrinya. Damar sama sekali tak mengabari Wulan jika dia sudah keluar dari rumah sakit. Karena Damar merasa percuma mengirimi Wulan pesan dan memberi tahu jika dirinya sudah pulang. Sebab saat ini Wulan pasti sedang sibuk dengan Dokter Ardan. Satu jam kemudian Damar telah sampai di sekolah si kembar. Waktu belajar masih satu jam lagi alhasil pria itu harus menunggu putra putrinya di halaman sekolah. Damar terdiam sendiri di dalam mobil. Pria itu kembali mengingat momen dimana Wulan pergi meninggalkannya tanpa pamit, padahal ia sedang terluka. "Lan, apa memenag sudah tidak ada lagi cinta untuk ku? Apa sekeras itu kau ingin memusnahkan cinta kita?" gumam Damar merasakan sesak saat menyadari jika ternyata ada pria lain dalam hidup sang istri. Sungguh, pria itu begitu bingung harus bagaimana kali ini membuat sang istri bisa kembali. "Da
"Abang!!" teriak Wulan begitu lantang. Wanita beraparas cantik itu langsung masuk ke bilik dimana Damar sedang mendapat perawatan oleh seorang suster. Napak, suster itu tengah meniup-niup seraya mengenakan perban dengan gerakan yang sangat sensual kebahu Damar yang terluka. Wajah suster tersebut tepat di dada bidang Damar. Sementara, Damar yang tak mengerti apa-apa hanya diam saat lukanya diobati. "Maaf suster Catlin, dia suami saya! Jadi biarkan saya yang merawat lukanya, Anda boleh pergi dan kembali bertugas dan iya untuk batuannya tadi saya ucapkan terima kasih." Wulan berujar dengan wajah yang terlihat begitu marah. Rupanya wanita berparas cantik itu tengah merasakan cemburu. "Ba-baik Dok maaf, saya hanya membantu karena melihat luka pasien sepertinya cukup dalam jadi saya putuskan untuk mengobatinya," ujar suster Catlin seraya tertunduk takut. "Ya sudah biar saya yang teruskan." Wulan lagi-lagi menjawab seraya melangkah mendekat pada Damar. Tak bisa dipungkiri jika wanita i
"Da ... Mommy!" "Da ... Daddy!" ucap si kembar seraya melambaikan tanganya kearah kedua orang tuanya. "Da ... Sayang, belajar yang baik dan jangan nakal, nurut apa kata ibu guru ok." Wulan membalas seraya memperingatkan putra putrinya. "Ok, anak-anak Daddy yang cantik dan tampan, Daddy pergi dulu ya, nanti siang Daddy jemput kalian, ingat pesan Mommy," ucap Damar yang juga memberikan nasehat pada kedua anaknya sebelum mereka pergi meninggalkan sekolah si kembar. "Siap Mommy, Daddy." Kejora dan Bintang lagi-lagi menjawab dengan kompak. Damar dan Wulan akhirnya pergi, meninggalkan sekolah sang anak. "Lan, kau mau aku antar kemana?" "Ke rumah sakit Kak, aku harus mendampingi dokter mengoperasi pasien usus buntu," ujar Wulan fokus menatap layar ponselnya. "Lan, Apa kau sudah bisa mengoperasi pasien sendiri?" "Belum Kak, aku baru magang 7 bulan yang lalu jadi, aku hanya sebagai dokter pembantu, yang membantu dokter senior." "Oh, semangat ya suatu hari nanti kau pasti akan jadi do
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.