Share

17

-Nia

Aku merasa jadi canggung sama mada, gak seperti biasanya kalau ketemu dia. Harusnya aku gak kasih tau kalau aku lagi tunggu telepon dari ares.

Tapi memang kenyataan begitu, aku semakin pesimis terhadap ares, sepertinya aku harus udahan sama dia, Aku gak mau menjadi beban dengan aku yang sekarang,

Semakin yakin dia punya cewek lain selama aku gak ada kabar, Air mataku mau menetes seolah berat mengambil keputusan.

Tapi teriang di kuping aku ucapan mada tempo hari, ucapan benar-benar menancam di kepalaku.

“aku harus kuattttt!” gumam kediriku sendiri, dan aku berhasil untuk tidak menangis memikirkan ares.

Mata aku mulai terlelap, tapi kembali terbuka saat terdengar suara mobil. Pasti itu papa sama mama baru pulang.

Aku langsung bangun dan turun perlahan agar tak membangunkan albert, denyitan tempat tidur cukup keras walau aku sudah perlahan turun.

“Hasilnya sama aja kan pah,”

“yang terpenting albert sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status