-Nia
Aku merasa jadi canggung sama mada, gak seperti biasanya kalau ketemu dia. Harusnya aku gak kasih tau kalau aku lagi tunggu telepon dari ares.Tapi memang kenyataan begitu, aku semakin pesimis terhadap ares, sepertinya aku harus udahan sama dia, Aku gak mau menjadi beban dengan aku yang sekarang,Semakin yakin dia punya cewek lain selama aku gak ada kabar, Air mataku mau menetes seolah berat mengambil keputusan.Tapi teriang di kuping aku ucapan mada tempo hari, ucapan benar-benar menancam di kepalaku.“aku harus kuattttt!” gumam kediriku sendiri, dan aku berhasil untuk tidak menangis memikirkan ares.Mata aku mulai terlelap, tapi kembali terbuka saat terdengar suara mobil. Pasti itu papa sama mama baru pulang.Aku langsung bangun dan turun perlahan agar tak membangunkan albert, denyitan tempat tidur cukup keras walau aku sudah perlahan turun.“Hasilnya sama aja kan pah,”“yang terpenting albert saHarsa-Apa yang di rencanain bella sampai membuat jadwal nia untuk perawatan saat hari kerja, padahal dia sendiri yang tak suka menangani orang yang tidak terlalui kenal dekat seperti nia.“oii harsa..” ucap budi saat gue melamun.“haa tadi apa yang mau di omongin?” aku benar-benar melamun di dalam mobil, perjalanan menuju ke tempat papanya budi.“masalah perkerjaan kok, sorry” nia hari ini juga ikut, tapi dia lebih pendiam, mungkin karena dia kena omel aku, padahal aku gak ngomel cumin gemes aja.Dan hari ini harusnya jadwal untuk threatment, tetapi kata budi ada sesuatu yang mau di bicarakan.“sedikiit bocoran ya, “ ucap budi saat sampai.“apa?”“si rena ngidam buah kesemek, lo tau gak kesemek kaya apa?” gue langsung melirik tajam, nia terlihat terkejut, pasti dia pikir bocoran soal terapi.“hehehe, seriusan, gue tanya”“yah cari di pasar, klinik lo dekat pasar kan?”“yah, gak ah, di
Mada mengajakku ke bagian pasar yang cukup sepi, aku kira bakalan terjadi sesuatu, untungnya itu tak terjadi, mada tak melakukan macam-macam dan benar ia menemui seseorang yang entah siapanya mada.pagi ini aku jalan ke kontrakannya, tadi malam aku udah bilang ke dia hari ini mau antar ke perempatan lampu merah, untungnya dia mau walau ini hari minggu.“madaaaaa” teriaku pas mada keluarin motornya,“hoii” sapanya langsung ke arahku.“sekarang?”“iah, kamu mau kepasar juga kan?”“yup, tapi gak lama yah langsung balik, sering rajia di lampu merah”“iah siap,,, ” aku langsung naik ke motornya. udara pagi hari ini tak biasanya sesegar ini, mungkin tak ada truk sampah yang udah parkir depan pasar.“mat boleh tanya?”“boleh?”“tadi malam siapanya kamu? Orang tua kamu?” tanyaku karena penasaran, dia sangat dekat sama orang yang di sebut babeh resin.“ohh babeh resin, udah aku anggap orang tua
Harsa-Aku sedikit terkejut karena bella juga ikut mama sama papa di dalam mobil. Bisa di bilang bella memang sudah akrab pas masih jadi pacarnya nya hara.Mama juga sepertinya menyukai bella kalau suatu saat jadi menantu, tapi sayang udah selesai dengan hara.Otak aku jadi kepikiran kenapa bayangin nikah sama nia, apa mama sama papa setuju. Gak boleh, aku sama nia hanya sebatas pekerjaan.“kamu ikut kepasar?” tanyaku.“iahlah, emang naik mobil siapa?”“ohh.. kenapa gak sama om roni pa?” aku sendiri belum pernah ketemu om roni yang papa certain kemarin,“Bella yang mau temanin, katanya juga mau lihat kondisi hara sekalian pulang ke rumah” ucap mama.“ehm ehmm” aku cuman berdehem saat bella lihat aku menahan ketawa, bella langsung keluarin ponselnya sambil tunjuk screenshot chat aku yang kemarin.Aku kasih jempol dan kembali duduk tenang, bisa-bisanya dia kasih ancaman mau tunjukin ke mama papa di mobil.
Nia-Suara petir membuat aku terbangun tiba-tiba, itu membuat mimp buruk, entah mimpi apa aku lupa apa yang aku mimpikan tadi.“baru jam dua belas, “ aku merasa udah tidur sudah lama,Ada suara dari arah bawah tempat tidur, tepatnya kasur albert. Suara yang samar seperti desahan kecil.“eggh” aku tutup mulutku saat melihat albert sedang melakukan onani dengan celana dalamku lagi,Tapi bukan satu, melainkan dua celana dalam. Yang satu untuk mengocok penisnya, dan satu di cium dekat hidungnya.“kakkk ohh” lenguhnya pelan, menyebut namaku. Apa mungkin albert terangsang melihatku, kakaknya sendiri.Aku kembali langsung pura-pura tidur saat albert selesai melakukan onani dengan celana dalamku.Suara kaki merangkak naik ke atasku, aku langsung menyampingkan kepalaku sambil membuka mataku sedikit.Ternyata itu albert, dia melakukan onani di depan ku dengan celana dalamnya, tak lama dia turun, dan terdengar len
Harsa-Sudah tiga hari nia tak masuk, dan hari ini waktunya terapi, Sepertinya nia menganggap saranku sebagai tuntunan, padahal aku sekedar saran untuknya, ditambah sekarang dia benar-benar sakit,Andi hari ini aku gak tahan, mungkin terpaksa onani dengan tangan sendiri, dan semoga saja bisa bertahan sampai seminggu., gak lama ponselku bunyi.“halooo”“ahhh keajaiban lo angkat telepon gue,” ucapnya tertawa bella yang seolah senang gue angkat teleponnya,“tumben lo telepon?”“mau tanya hari ini ada jadwal kosong gak?”“hmmm”“jangan sok sibuk, nia bilang tiga hari jadwal lo kosong”“niaa?”“hehe, keceplosan, saking semangatnya gue harsaa, sorry” tawa geli bella, bearti nia memang kasih informasi tentangku ke bella, tapi kenapa nia suka rela informasi ke bella.“gue mau ngomongin soal kemarin yang tertunda, lo bisa ke klinik?“ oke gue sekarang ke klinik”“oke, gue tung
NiaSudah tiga hari lalu, badanku masih terasa sakit dan linu, sekarang kondisiku lebih baik di banding kemarin, ternyata vitamin yang di kasih benar-benar sangat membantu,“ada buah jeruk nih kak” ucap albert.“dari siapa?”“gak tau, tadi di gagang pintu pas pulang ke rumah” Albert kasih tunjuk buah jeruk kecil warna hijau.“pasti asem itu” aku meringis membayangkan rasanya,“gak kok, manis banget, aku bukain yah, kakak tunggu di disini aja,” albert langsung ke dapur membawa jeruk.Kenapa albert bertinggkah sedikit aneh, padahal aku juga bisa buka jeruknya sendiri, gak lama albert membawa jeruk yang udah kekupas di piring.“kamu aneh ih, masa kakak gak bisa buka jeruk doang?”“hehehe, ya sesekali aja gitu” tawa kecilnya,“kak makannya langsung semua, jangan satu-satu” pintanya,“kayak gini” satu suapan langsung ke dalam mulutku, albert tak mengambil jeruk yang udah di kupas, melainkan
HarsaMasih kebayang kejadian kemarin bersama bella, rasanya belum percaya bella benar-benar melakukannya. apa dia agresif ke hara juga ya waktu dulu,Sekilas aku memikirkan, Andai bella tau masalahku saat ini, pasti dia mau membantuku dengan suka rela, tanpa harus mengeluarkan biaya lebih. tapi nia masih di pikiranku saat ini.Bella gak boleh tau apa yang terjadi sama aku sekarang, rahasia ini benar-benar harus tersimpan rapat sampai aku benar-benar sembuh minimal lima puluh persen.Ucapan bella juga benar, saat aku benar-benar nafsu. Aku menjadi pribadi yang cukup kasar, seperti hanya ingin memuaskan diri sendiri, tak memikirkan pasangan nantinya. Jadinya aku saja yang puas, tapi pasanganku suatu saat nanti hanya pura-pura puas demi ke egoasnku. Mungkin sama seperti nia kemarin.“masa ia bella beneran suka” gumamku, dari sikapnya benar-benar aku dia menyukaiku, tapi aku belum yakin hal itu.“selamat pagii pak” sapa nia yang sud
NiaAku gak pernah bisa menebak apa yang di pikirkan harsa, hari ini dia memintaku memakainya kalau sudah di apartementnya. pasti pakian yang membuat aku geleng-geleng kepala karena fantasinya yang aneh-aneh.“sabar ya bukanya” ledeknya saat aku mencoba mengocok kotaknya.“hehe ia pak”“tapi kita ke rumah sakit dulu” ucapnya.“siapa yang sakit?”“papaku, barusan mama kabarin aku”“oh ia pak baik,” aku menangguk ikut ke arah rumah sakit. Wajahnya harsa langsung berubah drastis setelah dapat kabar itu. Selama perjalanan dia tak banyak bicara sedikit pun.Perjalanan dari kantor ke rumah sakit cukup memakan waktu sekitar satu jam dari kantor,“kamu ikut masuk aja ya” ajaknya saat turun dari mobil.“tapi pak, saya tunggu disini aja” kataku“gak apa-apa, ayo” harsa sempat memegang tanganku menuju lift, dan reflek aku melepaskan pegangannya saat pintu lift terbuka. aku terpaksa ikut ke dalam.