Share

71

***​

Gue isitrahat duduk bersandar tak jauh dari ruangan rawat babeh, jujur tangan langsung gemetar sekarang,

Santi tak berkata apa-apa, tetapi tangan gue di pegang erat. Sambil membiarkan kepala gue di bahunya.

“malu banget rasanya teriak-teriak kayak tadi” gumam gue ketawa kecil sambil menghela nafas panjang.

“iah di tambah, pertama kali aku lihat kamu nangis, kayak tadi”

“aku gak nangis loh, cuman sedikit meneteskan aja”

“sama aja, mata kamu merah gitu,” potongnya

“tapi nangis bukannya lemah tau, kamu bilang kan, kita boleh nangis hanya dengan satu masalah yang sama,?”

“hmmm. Emang pernah ngomong gitu?”

“issshh,” desisnya kasih bibir bebek,

“oh ia har.. tadi ada yang cariin seseorang, kasih unjuk sesuatu”

“apa?”

“foto, tapi mirip babeh” bisiknya sambil noleh kiri kanan.

“dimana?”

“ehh ituuu orangnyaaa!” tunjuk santi ke arah empat orang, terdiri dari dua lelaki, dua perempuan, yang satunya udah ibu-ibu tiga lainnya masih sekitar umur tiga puluhan.

Gue langsung bangun hadang mereka p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status