Share

Bab 7 Sebuah Harapan

Kedua mataku terbuka lebar, tidak percaya mendengar jawabannya. Aku tidak menyangka pria yang saat ini sudah menyandang sebagai suamiku adalah sosok rentenir yang sangat kejam.

"Kau sangat menjijikkan," desisku seraya menyipitkan mata padanya.

"Aku tidak bertanya pendapatmu tentang diriku," jawab Luca sembari tersenyum seolah ucapanku sama sekali tidak membuatnya tersinggung.

"Kau aneh sekali. Kau sangat senang dipuji dengan kalimat seperti itu." Aku mencemooh padanya. Kedua tanganku terlipat di bawah dada sembari memalingkan muka.

Aroma tubuhnya memang menjadi candu. Tetapi aku tidak bisa menunjukkan sisi lain dari kepalaku saat sikapnya sangat menyebalkan seperti saat ini.

"Jadi, apa keputusanmu? Membiarkan dirimu benar-benar dijual oleh ayahmu atau berbulan madu?"

"Pilihanmu tidak ada dalam keputusanku." Sorot mataku berubah tajam. Aku menegakkan dagu seolah hendak menantangnya. "Aku akan membayar hutang ayahku."

Namun Luca justru tertawa. Aku tidak terkejut mendengar tawany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status