'Bagaimana, Tuan Dante? Di titik ini kamu pasti akan mundur, kan?'Mia membatin, tertawa penuh kemenangan dalam hati saat melihat bagaimana Richard yang masih terdiam, setelah dia mengatakan bahwa ibu Richard lah yang berencana membunuh Jeany.Mia sangat yakin jika dia akan dilepaskan kali ini. Apalagi saat Richard bertanya. "Jadi.... yang memerintahkan dirimu meracuni istriku, adalah ibuku sendiri?""Ya, Tuan! Itu benar sekali! Ibu Andalah yang memerintahkan percobaan pembunuhan itu, Tuan! Nona Shena hanya merongrong mental nyonya Jeany, tidak bermaksud membunuh. Ibu andalah pelakunya!" jawab Mia dengan menggebu-gebu. Kenapa dia dengan berani mengatakan hal itu, karena Mia yakin, Richard akan memaafkan tindakan ibunya sejahat apa pun itu. Mia berpikir bahwa dia akan selamat dari masalah ini, sehingga hatinya bahagia. Namun, kebahagiaan itu langsung lenyap saat Mia melihat senyum menakutkan Dante Richardo. Apalagi saat Richard dengan tenang berkata. "Hmm, itu bagus."Mia, yang t
Richard yang awalnya berdiri menghadap jendela, kini berbalik dan berjalan menuju kursi kebesarannya. Pria itu tersenyum dengan kejam, lalu dengan santai menjawab. "Kamu salah. Aku tidak melepaskan dia, Kyle. Tapi, aku mengirim dia ke ular lain untuk dimangsa. Ini karena Jeany sudah berpesan padaku untuk tidak membunuh pelayan berengsek itu, jadi aku tidak mau mengotori tanganku dengan darah menjijikkan miliknya. Makanya aku kirim dia ke orang yang telah menyuruh wanita itu meracuni istriku," jelas Richard panjang lebar tentang rencananya mengirim Mia kepada sang ibu.Di mana Richard memberi perintah pada Mia untuk membunuh ibunya dengan meracuninya. Mendengar itu, Kyle menganggukkan kepalanya dengan ekspresi lega. "Wah, jadi Anda memiliki rencana seperti itu. Benar-benar jenius, Tuan!" pujinya. "Yah, aku tidak ingin mengingkari janjiku kepada istriku, jadi aku melakukan hal itu," sahut Richard dengan ekspresi puas. "Hmmm, Anda benar-benar licik, Kak. Bukannya dia akan semakin m
"Berengsek!!!"Nyonya Rosalie memaki keras saat menerima pesan teks yang dikirim oleh putranya, Richard. Wajahnya kini merah padam dengan mata melotot tak percaya, kemarahan benar-benar memenuhi dirinya. Pesan teks yang dikirim Richard padanya berisi kata-kata yang cukup singkat. [Ibu, mata-mata milikmu yang ada di rumahku, berencana meracuni dirimu.]Hanya itu pesan yang dikirim Richard.Namun, nyonya Rosalie merasa tubuhnya gemetar tanpa ampun karena dia tahu, itu artinya Richard sudah berhasil membuka kedoknya, yang selama ini berpura-pura baik di depan pria itu."Bajingan. Si bodoh Mia, kenapa bisa tertangkap???!!!" maki nyonya Rosalie sambil menjambak pelan rambutnya. "Sekarang, apa yang harus kulakukan?? Pengaruhku di dunia bisnis juga tidak sebesar dulu, aku bisa didepak oleh putraku sendiri kapan saja!"Nyonya Rosalie berkata dengan panik. Meski dia pernah mengatakan tak akan memberi Richard warisan sepeserpun, pada kenyataannya, meski tanpa warisan, Richard sudah tumbuh be
"Hmm." Nyonya Rosalie tersenyum lagi. Wanita itu memutuskan untuk mengukur ekspresi Mia, apakah dia sedang membawa teh beracun untuk dirinya, atau tidak. "Ah, tapi, Mia.... " Nyonya Rosalie sengaja menampilkan ekspresi rumit di wajahnya sambil memandang teh yang dia pegang, sehingga Mia langsung bertanya dengan nada yang terdengar jelas, sedang gugup. "Ya, Nyonya?" "Kamu mungkin tidak tahu, tapi saat ini aku sedang diet ketat, jadi tidak bisa meminum minuman sembarangan di luar jadwal dietku. Jadi, apakah kamu mau meminum teh ini sebagai gantiku, Mia?" Nyonya Rosalie bertanya dengan nada anggun, sengaja menatap Mia dengan penuh kasih, tapi diam-diam mengukur bagaimana ekspresi Mia saat dia menawarkan teh itu untuk diminum sendiri oleh Mia. "A-apa, Nyonya?" Mia langsung menatap nyonya Rosalie dengan ekspresi terkejut yang nyata saat mendengar tawaran itu, sehingga sang nyonya yang peka, langsung tahu bahwa teh yang disuguhkan Mia, bermasalah. 'Hmmm, sepertinya
Richard duduk di kursi ruang kerjanya saat mendapatkan laporan dari Kyle tentang nasib Mia dan ibunya. "Bagus, berjalan sesuai rencana," ucap Richard sambil tersenyum lebar. Dia merasa puas telah menghukum orang-orang yang berusaha menyakiti istrinya, juga mendorong ibunya sendiri ke penjara akibat korupsi yang dilakukan sang ibu bersama pejabat negara. "Ini semua kulakukan juga demi kebaikanmu, Ibu. Bukankah tak mungkin kamu terus tenggelam dalam bisnis gelap itu?" gumam Richard sambil tersenyum sinis, saat melihat video bagaimana rumah besar sang ibu di grebek polisi. Oleh karena nyonya Rosalie sudah menghapus Richard dari daftar pewarisnya dan Richard sudah tak bergabung dengan bisnis sang ibu, Richard pun tak akan terseret dalam masalah ibunya ini. "Kurasa, penjara rumah yang cocok untukmu saat ini, Ibu. Bukankah kamu sudah bosan hidup enak?" Richard mengatakan itu dengan senyuman sinis, saat membayangkan ibunya harus menghabiskan waktu di penjara atas semua kejahatanny
"Ehm." Shena berdehem sambil malu-malu. Hati Shena melambung tinggi saat di sekali lagi bertatapan dengan Richard. Richard yang kini berdiri di podium, mulai membuka mulut untuk memberikan suaranya. Pria seksi yang mencuri hati Shena sejak pertama kali melihat wajahnya itu, berdeham satu kali dan mulai mengumumkan akan memberikan hak pilih nya kepada siapa. "Saya sebagai pemilik 25 persen saham di sini, memutuskan untuk memilih.... " Richard seperti dengan sengaja tidak melanjutkan ucapan. Semua orang terdiam, begitu juga Shena dan Liam, yang memasang telinga mereka lebar lebar untuk mendengarkan apa yang dikatakan Richard. Liam sendiri tidak begitu memiliki harapan untuk dipilih oleh Dante Richardo, bukannya dia tidak mendengar sesuatu tentang Shena, yang beberapa waktu lalu kabarnya mendekati ibu Richard secara pribadi untuk membuat ibu Richard membantu Shena agar putranya memilih Shena dalam pemilihan hari ini. Bukan hanya Richard, sebagian besar pemilik saham tinggi,
Hari-hari berjalan lancar sampai tak terasa Maureen kini sudah berusia lima tahun. Meski begitu, keromantisan Richard dan Jeany tidak berkurang sama sekali. Seperti hari ini, Richard sengaja mengosongkan waktunya untuk bermesraan dengan Jeany, melakukan bulan madu kedua. Mereka menghabiskan waktu hanya berdua dan menginap di sebuah kamar hotel mewah dengan sebuah jazucci di dalamnya. Richard sedang duduk-duduk santai di pinggir ranjang sambil bermain ponsel saat Jeany datang dengan sepiring anggur hijau besar yang sangat menggoda. Jeany duduk di samping Richard, rajin mengupas kulit anggur dan mengambil sepotong daging dari dalam dan memasukkannya ke dalam mulut sang suami. "Rich, buka mulut."Richard tersenyum dan memakan apa yang diserahkan Jeany. Dia tidak hanyamemakan buahnya saja, tapi lidahnya juga menjilat sari buah yang mengalir di jari- jari sang istri. "Uh."Jeany reflek bergidik merasakan sensasi menggigil. Dia mencoba menarik tangannya,tapi Richard menahannya dengan
Richard mengulurkan tangan dan meraih tubuhnya, yang sepertinya akan kabur kapan saja. Memegang erat kaki Jeany yang terbuka, Richard menggerakkan lidahnya lebih kasar. Jeany tidak bisa sadar ketika sesuatu yang penuh keserakahan memaksa membuka lubang sempit. Itu telah diterima olehnya selama lebih bertahun-tahun.Bukankah dia juga melahirkan Maureen? Namun, tubuh Jeany masih terasa tidak berpengalaman setiap kali mereka melakukannya."Dia bahkan belum masuk... "Jeany, yang kehilangan perasaan untuk menggali, merasa ngeri ketika dia menyadari bahwa Richard bahkan belum masuk. Sementara itu, Richard sedang bekerja keras untuk mengendurkan pantatnya. Setiap kali lidahnya bergerak, dinding dagian dalam istrinya membuatnya kejang lemah. Sekarang di bawahnya terdengar suara tidak senonoh.Jeany mencoba melarikan diri lagi dan lagi, tapi semakin kuat Richard mencengkeramkakinya. Tubuh, yang telah mencapai puncaknya, tersentak untukmenyambut yang kedua.Richard sangat gigih. Dia hanya me