Share

Hari Pertama Masuk Kantor

Sara sudah siap dengan pakaian formalnya, dia bahkan sudah siap sejak jam setengah 6 pagi karena tidak ingin telat, selain itu dia juga mengejar jadwal angkutan umum deket rumahnya.

Setelah bersih-bersih dan sarapan Sara melihat ke arah arlojinya sudah menunjukkan pukul 6 pagi, dia memutuskan untuk segera berangkat.

Beruntungnya gadis berwajah arab itu mendapat bis dan pagi ini bis cukup sepi, sambil menunggu bis sampai tujuan ia mengambil headset dan memakai sebelah saja untuk mendengarkan musik dari ponselnya.

Sampai ada seorang pemuda dengan pakaian casualnya meminta izin pada gadis itu untuk duduk di sampingnya.

Sara melihat ke sekeliling dan baru sadar kalau bangku sudah penuh, hanya tersisa bangku di sampingnya yang kosong.

Gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum membiarkan pemuda tampan itu duduk di sampingnya, sepertinya dia masih kuliah.

"Terima kasih Mbak," sahutnya, Sara hanya tersenyum.

"Masnya kerja di mana?" tanyanya basa-basi.

"Saya masih kuliah Mbak, sudah semester 6," sahutnya sambil tersenyum, "Mbaknya kerja di mana?"

Sara menyebutkan nama perusahaannya dan pemuda itu juga menyebut nama kampusnya, gadis itu hanya mengangguk.

Tak lama Sara mengetuk jendela sebagai isyarat dan berdiri dari kursinya karena. dia juga meminta izin pada pemuda itu agar bisa lewat, karena gadis itu duduk dekat jendela dan pemuda itu duduk di pinggir, "Saya duluan ya," sahutnya sambil tersenyum manis.

Pemuda itu hanya mengangguk sambil membalas senyuman manis gadis itu, "Hati-hati Mbak dan semangat," sahutnya.

Sara bercerita kalau hari ini itu hari pertamanya bekerja, makanya pemuda itu memberikannya semangat gadis itu hanya tersenyum saja.

"Senangnya disemangati berondong, cakep pula hihihi," sahutnya sambil cekikikan.

Sara berjalan sedikit cepat karena sudah jam setengah 7. Setelah sampai di dalam lobi gadis itu menghela nafas panjang lalu menuju ke lift.

****

Sara saat ini sedang duduk di depan Bryan, gadis itu merasa sangat terintimidasi dengan aura dan tatapan dingin pemuda tampan itu.

Bryan sedang mengecek kembali profil gadis itu saat ini, bahkan saat masuk tadi dia sempat meneliti penampilan gadis itu.

Dengan tatapan dinginnya yang membuat Sara tidak nyaman.

Sara ditanyai beberapa pertanyaan formal setelah itu dia kembali meneliti penampilannya.

Membuat Sara reflek melihat penampilannya, apakah ada yang kurang? Atau ada yang aneh dengan penampilannya?.

Sara terlihat menelan salivanya gugup. Kedua tangannya terkepal di atas rok spam selututnya.

Pemuda itu mengangguk, "Pertahanan penampilan anda, saya tidak menyukai Sekretaris yang berpenampilan terbuka atau sengaja memperlihatkan lekuk tubuhnya seakan ingin menjual tubuhnya pada saya," sahutnya santai.

Sara sempat tertegun mendengar ucapan pemuda itu, sepertinya dia harus mulai melatih kesabarannya, karena feelingnya mengatakan.

Kalau dia harus tahan banting dengan sikap pemuda di depannya ini, "Untung aja ganteng," monolognya lirih.

"Kamu bilang apa tadi?" tanya pemuda itu, dia seperti mendengar gumaman gadis itu. Sara langsung panik dan menggelengkan kepalanya.

"Hah? Tidak Pak, saya tidak bilang apa-apa, mungkin Bapak salah dengar" sahutnya sambil tersenyum kikuk.

Bryan mengerutkan keningnya lalu dia mengedikkan bahunya, "Baiklah, mulai sekarang kamu bekerja dengan saya, ingat ini. Saya paling tidak suka kalau ada karyawan telat, saya tidak suka minuman dan makanan yang manis-manis dan saya alergi serbuk bunga"

Sara menganggukkan kepalanya, Bryan sempat mengerutkan keningnya bingung karena dia tidak melihat gadis itu mencatat ucapannya.

"Saat rapat saya tidak suka kalau penampilan saya atau penampilan Sekretaris saya tidak rapih, pastikan kamu perhatikan penampilan saya dan penampilan kamu juga, saat jam pulang kerja meja harus sudah rapih dan harus sudah pulang.

Saya tidak suka melihat Sekretaris masih di kantor saat jam pulang, kecuali kalau ada kerja tambahan dari saya. Paham?" gadis itu mengangguk ragu sambil menelan salivanya.

Sara merekam semua percakapan mereka tadi karena malas mencatatnya, "Kamu ingat perkataan saya? Tidak kamu catat?" tanya pemuda itu karena dia tidak melihat gadis itu mencatat poin-poin yang pemuda itu sebutkan tadi.

Gadis itu menunjukkan ponselnya sambil tersenyum kikuk, "Saya malas mencatat Pak, jadi saya rekam saja," Bryan hanya mengangguk.

"Oh ya satu lagi, saat di luar Kantor jangan panggil Bapak, panggil saja Bryan atau Kakak. Saya lihat kamu lebih muda dari saya 2 tahun," gadis itu hanya mengangguk.

"Baiklah kalau begitu, kamu bisa langsung kerja sekarang. Ruangan kamu ada di depan ruangan saya, di sana sudah ada Sintia. Dia akan memberitahu kamu apa yang harus kamu kerjakan,"

Kembali gadis itu mengangguk dan dia pamit undur diri, Bryan hanya mengangguk saja.

Gadis itu keluar dari ruangan Bryan menuju ke ruangan di depannya, dia masuk ke dalam dan terlihat ada wanita cantik yang sedang duduk di sofa.

Sintia, nama wanita cantik itu tersenyum manis menyambut Sara, Sara bisa lihat perut wanita itu yang buncit. Dia menghampiri Sara dan mengajaknya kenalan.

Mereka sempat mengobrol sebentar, saling memperkenalkan diri lalu Sintia langsung memberitahu apa saja yang akan gadis itu kerjakan.

Wanita itu juga mengajarkannya dengan lembut dan santai, sehingga Sara mudah mengerti.

"Udah ngerti kan Sayang? Kalau ada apa-apa, kamu boleh telpon Kakak," sahutnya sambil tersenyum, Sara mengangguk dia mengucapkan terima kasih pada wanita itu.

Sintia hanya mengangguk sambil mengelus rambut gadis cantik itu, tak lama pintu diketuk lalu ada kepala seorang pria yang menyembul.

Pria itu ternyata suami Sintia, dia ingin menjemput wanita hamil itu, wanita hamil itu resign karena dia sedang mengandung anak pertama dan suaminya meminta wanita cantik itu untuk resign dan fokus menjaga sang buah hati.

Suami Sintia sempat menyapa Sara singkat sebelum mereka keluar dari ruangan dan dia ditinggalkan seorang diri di ruangan itu.

"Oke kita mulai, semoga betah di sini. Harus betah, karena susah nyari pekerjaan jaman sekarang," sahutnya menyemangati dirinya sendiri.

"Dan harus banyak stok kesabaran, karena Bryan ganteng-ganteng dingin, semoga aja dia ga rese," sahutnya dan gadis itu mulai bekerja dengan santai.

Disisi lain Bryan menatap ke arah ruangan di depannya sejenak. "Setelah melihat wajahnya, aku yakin dia gadis itu" sahutnya sambil tersenyum miring.

Pemuda itu mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang, "Halo, tolong cari tau tentang gadis yang saya kirim lewat pesan," sahutnya setelah itu dia mematikan ponselnya. tangannya terlihat terkepal dan wajahnya terlihat sedikit memerah menahan amarah.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
YOSSYTA S
ok, lanjut kk Author... smgt cerita bgus dan seru bgt. ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status