Share

The Wind
The Wind
Author: Eclair D.Altran

Pertemuan Tidak Terduga

#VIONA_ARKAILA

Pagi ini di sekolah ada piket umum, semua murid wajib membersihkan seluruh halaman sekolah, dan aku mendapat bagian membersihkan halaman belakang, saat aku sampai di sana, tepat di belakang kelas XI-2 IPA aku melihat ada seseorang merokok dengan santainya, dan kalian akan kaget sama sepertiku jika kalian tahu siapa orang yang merokok tersebut, seorang murid teladan yang selalu dipuji guru, terkenal cerdas dan kaku, Evan Stefandre.

Ternyata dia adalah anak bandel juga, aku masih terdiam melihatnya hingga kotak sampah yang kubawa tidak sengaja terjatuh dan dia sontak menoleh ke arahku. Sial aku mulai kelabakan dan salah tingkah, mau kabur tetapi aku sudah tertangkap basah melihat apa yang dia lakan, sial tamat riwayatku.

"Lo..." katanya berjalan ke arahku, seketika itu juga aku ingin lari rasanya, tetapi sialnya kakiku lemas tidak mau bergerak, dan aku hanya menunduk saja,

"Gue, enggak lihat apa-apa kok... gue mau ke kelas duluan, ya." Aku berbalik ingin kabur darinya, tetapi tanganku ditahan, sial bisa tamat beneran nih aku.

"Mau kemana? Lo enggak bisa pergi gitu aja dari gue..." gawat tangannya memegang tanganku semakin kuat, aku berbalik melihat ke arahnya.

"M-mau ke kelas, lepasin tangan gue dong." kataku gugup.

"Enggak semudah itu." dia melirik sekilas nametag-ku.

"Viona...Arkaila..." katanya senyum remeh.

"Ke-kenapa? Ahw! Lepasin tangan gue..." kataku mencoba meronta tetapi tidak bisa, malah tangannya semakin kuat memegang tanganku.

"Lo bilang, Lo nggak lihat apa-apa? Bohong... kayaknya mulut Lo harus diajarin cara ngomong yang jujur." Dia mendekatkan wajahnya ke arahku, aduh mau apa dia?

"Lo,mau ap--" aku memundurkan kepalaku tetapi ditahan oleh tangannya yang beralih memegang dagu dan tengkukku kemudian...

Cup!!

Sebuah sentuhan lembut dari benda kenyal dan dingin itu menyentuh bibirku, aroma rokok yang masih kuat menyebar masuk ke dalam hidungku, menghentikan ucapanku, aku sontak melotot kaget, apa-apaan barusan, aku buru-buru mendorong badannya menjauh dariku.

Plakk!!!

"Apa-apaan sih Lo!! Sialan!" Kataku menampar pipinya dan mengelap bibirku dengan punggung tangan.

"Itu balasannya karena sudah lihat rahasia gue dan lagi, Lo bohong sama gue." Katanya datar 

"Dan itu adalah ciuman pertama gue!! Sialan lo!" Kataku hampir menangis, sial berani-berani nya dia menciumku tanpa izin, dia pikir dia siapa bisa seenaknya begitu?

"Ciuman pertama? Bagus dong gue dapet ciuman pertama Lo, padahal gue pikir..."

Plaakk!!

Aku tampar lagi dia, kali ini lebih keras dari sebelumnya, mataku sudah penuh dengan air mata yang siap tumpah sekarang, "Lo pikir gue cewek apaan!! Seenaknya lo cium! Iya gue lihat semua yang lo lakuin! Murid-paling-teladan!!" Aku menekankan kata-kataku, air mataku sudah mengalir sekarang,

"Murid paling teladan yang enggak jauh beda sama brandalan..." kataku pergi meninggalkan dia, sial aku benci dia, benci banget!

-------

Setelah selesai dari toilet selama berjam-jam untuk meratapi ciuman pertamaku yang di ambilnya, aku memutuskan untuk kembali ke kelas, sampai di kelas aku langsung duduk di kursiku dengan muram, masam dan tidak bersemangat.

"Vionta lo dari mana aja?" Tegur teman sebangku ku, Tania.

"Dari toilet, kenapa?" Tanyaku balik 

"Lo di cariin Evan, anak XI-2 IPA" katanya datar.

"APA!!" Aku terlonjak kaget, mataku dengan sendirinya yang tadi lesu jadi membulat sempurna, Evan? Anak XI-2 IPA!! Sial dia lagi.

"Kenapa, Vi?" Tanya Tania heran.

"Ng-ngapain dia nyari Gue?" 

"Mana gue tahu, pas tahu Lo enggak ada, dia langsung pergi gitu aja, ada apa sih lo sama Evan?"

"Eng-engg...enggak ada apa-apa... palingan juga enggak penting, lupain aja...." kataku menyandarkan wajahku di meja dan menutupinya dengan lenganku, sial ngapain dia mencariku? Sampai datang ke kelas segala. Belum puas apa habis menciumku, sialan.

-------

Waktu pulang sekolah aku pulang terakhiran, karena piket kelas yang melelahkan, duh setiap bicara kata piket aku jadi ingat ciumannya, Sial!!

Aku berjalan sambil menggeleng dan menunduk, tiba-tiba.

"Lama banget sih, lo semedi di dalam kelas?" Suara ini. Pasti dia lagi, "Evan." Geramku pelan.

Aku menoleh ke arah nya dan melihat wajahnya yang sok cool itu, aku menatatapnya tajam.

"Mau apa, lo?" Tanyaku sewot.

"Biasa aja dong, enggak usah nyolot." Sial kamu kira aku bisa santai setelah apa yang kamu lakukan kepadaku?

"Mau apa lagi sih, belum puas udah cium gue...sekarang lo ngapain lagi?" kataku emosi.

"Soal yang itu...yah, emang agak berlebihan sih...tapi itu buat biar lo tutup mulut." Apaan tutup mulut katanya? Engak usah di cium juga aku akan tutup mulut ,dasar mesum!

"Nyium gue cuma buat gue tutup mulut? Lo bego? Tanpa perlu lo cium, gue bakal tutup mulut kok, ngaduin lo ke guru enggak ada untungnya buat gue, emang kalau gue laporin lo ke guru gue bakal dapet duit? Langsung bisa dapet peringkan satu? Palingan juga cuma dapet cercaan atau enggak, setidaknya percaya sedikit sama apa yang gue omongin!!" Aku ngomel panjang lebar dan menarik napas panjang.

"Secara, gue ngaduin murid paling teladan di sekolah ini, mana ada yang percaya,cih." aku senyum meledek seakan aku menertawakan diriku sendiri. Konyol.

".... kok, lo bilang gitu? Tapi iya juga sih, hahaha..." sialan dia malah tertawa.

"Dan lo seenaknya nyium gue!! Mesum!" Aku teriak di depan wajahnya, "itu lo sengaja kan..." kataku tajam.

"Apaan, lo bilang gue mesum... tapi enggak menutup kemungkinan lo tetap tutup mulut kan, gue harus dapet jaminan kalo lo enggak bakal buka mulut sampai kapan pun, dengan cara..." Evan menggantungkan kata-kata nya.

"Dengan cara?" Tanyaku penasaran.

"Jadi pacar gue..."

"Apa!!"

Aku kaget beneran deh, mimpi apa aku semalam? Kenapa hari ini kacau banget, dan... kesambet setan apa ini orang menembakku? Tunggu ini enggak tulus, kan? Ini hanya membuat aku tutup mulut kan? Unbelievable!!

"Maksud lo?!"

"Gue nggak terima penolakan, oke. Mulai hari ini lo pacar gue lebih tepatnya tawanan..." dia berjalan mendahuluiku. Apaan orang ini, pacaran sepihak? Pemaksaan? Dasar nybelin!!

"Lo tuh jones, ya? Habis seenaknya nyium orang, terus diajak pacaran?! Udah nggak waras lo?" Omelku sambil mensejajarkan langkahnya.

"Lo tuh ya, sebenernya yang mesum gue atau lo, sih? Ciuman itu lo bahas terus, sekarang gini ya. Lo, gue cium terus jadi pacar gue, kan nggak pa-

#VIONA_ARKAILA

Pagi ini di sekolah ada piket umum, semua murid wajib membersihkan seluruh halaman sekolah, dan aku kebagian membersihkan halaman belakang, saat aku sampai di sana, tepat di belakang kelas XI 2 IPA aku melihat ada yang merokok dengan santainya, dan kalian akan kaget sama sepertiku kalau kalian tahu siapa orang yang merokok tersebut, seorang murid teladan yang selalu dipuji guru, terkenal cerdas namun kaku, Evan Stefandre.

Ternyata, seorang anak bandel juga, aku masih bengong melihatnya sampai kotak sampah yang kubawa tidak sengaja terjatuh dan dia sontak menoleh ke arahku, sial aku mulai kaku sekarang dan salah tingkah, mau kabur tetapi aku sudah tertangkap basah melihat apa yang dia lakan, sial tamat riwayatu.

"Lo..." katanya berjalan ke arahku, seketika itu juga aku mau lari rasanya tapi sial kakiku lemas mau bergerak saja susah, dan aku hanya menunduk saja, "Gue, enggak lihat apa-apa kok... gue mau ke kelas duluan ya..." gue berbalik mau kabur dari dia tapi tangan gue ditahan, sial bisa tamat beneran nih gue.

"Mau kemana? Lo enggak bisa pergi gitu aja dari gue.." gawat tangannya memegang tanganku semakin kuat, aku berbalik melihat ke arahnya.

"M-mau ke kelas, lepasin tangan gue dong,," kataku gugup.

"Enggak semudah itu,," dia ngelirik kilas nametag-ku.

"Viona..Arkaila.." katanya senyum remeh.

"Ke-kenapa? Ahw lepasin tangan gue.." kataku mencoba meronta tapi tidak bisa, malah tangannya semakin kuat memegang tanganku.

"Lo bilang, Lo nggak lihat apa-apa? Bohong... kayaknya mulut Lo harus diajarin cara ngomong yang jujur.." Dia mendekatkan wajahnya ke arahku, sial mau apa dia?

"Lo,mau ap-" aku memundurkan kepalaku tetapi ditahan oleh tangannya yang beralih memegang daguku dan.... cup!!

Sebuah sentuhan lembut dari benda kenyal dan dingin itu menyentuh bibirku, menghentikan ucapanku, aku sontak melotot kaget, apa-apaan barusan, aku buru-buru mendorong badannya menjauh dariku.

Plakk!!!

"Apa-apaan sih Lo!! Sialan!" Kataku menampar pipinya dan mengelap bibirku dengan punggung tangan

"Itu balasannya karena sudah lihat rahasia gue dan lagi.. Lo bohong sama gue." Katanya datar 

"Dan itu adalah ciuman pertama gue!! Sialan lo!" Kataku hampir menangis, sial berani-berani nya dia menciumku tanpa izin, dia pikir dia siapa bisa seenaknya begitu,

"Ciuman pertama? Bagus dong gue dapet ciuman pertama Lo, padahal gue pikir.."

Plaakk!!

Aku tampar lagi dia, kali ini lebih keras dari yang tadi, mataku sudah penuh dengan air mata yang siap tumpah sekarang, "Lo pikir gue cewek apaan!! Seenaknya lo cium! Iya gue lihat semua yang lo lakuin! Murid-paling-teladan!!" Aku menekankan kata-kataku, air mataku sudah mengalir sekarang,

"Murid paling teladan yang enggak jauh beda sama brandalan..." kataku pergi meninggalkan dia, sial aku benci dia, benci banget!

-------

Setelah selesai dari toilet berjam-jam untuk meratapi ciuman pertamaku yang di ambilnya, aku memutuskan untuk kembali ke kelas, sampai di kelas aku langsung duduk di kursiku dengan muram, masam dan tak bersemangat.

"Vionta lo dari mana aja?" Tegur teman sebangku ku, Tania.

"Dari toilet, kenapa?" Tanyaku balik 

"Lo di cariin Evan, anak XI 2 IPA" katanya datar

"APA!!" Aku terlonjak kaget, mataku dengan sendirinya yang tadi lesu jadi membulat sempurna, Evan? Anak XI 2 IPA!! Sial dia lagi.

"Kenapa Vi?" Tanya Tania heran

"Ng-ngapain dia nyari Gue?" 

"Mana gue tahu, pas tahu Lo enggak ada dia langsung pergi gitu aja, ada apa sih lo sama Evan?"

"EngEngg enggak ada apa-apa... palingan juga enggak penting...lupain aja...." kataku menyandarkan wajahku di meja dan menutupinya dengan lenganku, sial ngapain dia mencariku? Sampai datang ke kelas segala. Belum puas apa habis menciumku, sialan.

-------

Waktu pulang sekolah aku pulang terakhiran, karena piket kelas yang melelahkan, duh setiap bicara kata piket aku jadi ingat ciumannya ahg! Sial!!

Aku berjalan sambil menggeleng dan menunduk tiba-tiba.

"Lama banget sih, lo semedi di dalam kelas?" Suara ini. Pasti dia lagi,Evan. Geramku.

Aku menoleh ke arah nya dan melihat wajahnya yang sok cool itu, aku menatatapnya tajam.

"Mau apa lo?" Tanyaku sewot

"Biasa aja dong, enggak usah nyolot." Sial kamu kira aku bisa santai setelah apa yang kamu lakukan kepadaku?.

"Mau apa lagi sih, belum puas udah cium gue...skarang lo ngapain lagi.." kata gue emosi,

"Soal yang itu...yah, emang agak berlebihan sih...tapi itu buat biar lo tutup mulut." Apaan tutup mulut katanya? Engak usah di cium juga aku akan tutup mulut ,dasar mesum!

"Nyium gue cuma buat gue tutup mulut? Lo bego? Tanpa perlu lo cium gue bakal tutup mulut kok, ngaduin lo ke guru enggak ada untungnya buat gue, emang kalau gue laporin lo ke guru gue bakal dapet duit? Langsung bisa dapet peringkan satu? Palingan juga cuma dapet cercaan atau enggak setidaknya percaya srdikit sama apa yang gue omongin!!" Aku ngomel panjang lebar dan menarik napas panjang.

"Secara, gue ngaduin murid paling teladan di sekolah ini, mana ada yang percaya,ch.." aku senyum meledek seakan aku ngetawain diriku sendiri. Konyol.

".... kok, lo bilang gitu? Tapi iya juga sih..hahaha.." sialan dia malah tertawa.

"Dan lo seenaknya nyium gue!! Mesum!" Aku teriak di depan wajahnya "itu lo sengaja kan..." kataku tajam.

"Apaan lo bilang gue mesum...tapi enggak menutup kemungkinan lo tetap tutup mulut kan, gue harus dapet jaminan kalo lo enggak bakal buka mulut sampai kapanpun, dengan cara..." Evan menggantungkan kata-kata nya.

"Dengan cara?" Tanyaku penasaran

"Jadi pacar gue.."

"Apa!!"

Aku kaget beneran deh, mimpi apa aku semalam? Kenapa hari ini kacau banget, dan...kesambet setan apa ini orang menembakku, tunggu ini enggak tulus kan? Ini hanya membuat aku tutup mulut kan? Unbelievable!!

"Maksud lo?!"

"Gue nggak terima penolakan, oke..mulai hari ini lo...pacar gue..lebih tepatnya tawanan..." dia berjalan mendahuluiku. Apaan orang ini, pacaran sepihak? Pemaksaan? Dasar nybelin.!!

"Lo tu jones ya? Habis seenaknya nyium orang..terus diajak pacaran?! Udah nggak waras lo?" Omelku sambil mensejajarkan langkah nya.

"Lo tuh ya, sebenernya yang mesum gue atau lo sih? Ciuman itu lo bahas terus, sekarang gini ya lo, gue cium terus jadi pacar gue. Kan nggak apa-apa dong kalau pacar sendiri yang cium, gimana sih. Di samping itu, itu jaminan karena udah lihat rahasia gue." Penjelasan nggak nyambung ini bikin aku sebel.

"Apa-apaan?! Itu karena first kiss gue dan gue nggak berharap yang ngambil itu, lo! Dan siapa yang buat peraturan pacar boleh nyium seenaknya?! Kan masih jadi pacar, kapan aja bisa putus! Gue cuma mau dicium suami gue nanti tahu nggak!! Dan lo ngehancurin semuanya!!" Gue makin sebel. Dasar mesum nyebelin, argh...

"Halah, yang nikah aja bisa cerai. Se-iya banget lo." Gumamnya pelan sebelum melanjutkan "Yaudah, tinggal gue ntar jadi suami lo kan gampang..." katanya santai,

"Ap-apa-apaan itu?! Siapa juga yang mau jadi istri lo... ih..." Aku berjalan lebih cepat dan meninggalkan dia sendiri di belakang. Sumpah aku nggak peduli sama manusia kayak dia. Nyebelein! Ngapain juga harus ketemu dia, sih! Kacau deh hidupku.

-----

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status