Share

Tuan Muda Mesum
Tuan Muda Mesum
Penulis: Anieda Tannisha

1-TUAN MUDA GAGAH

Untuk menyambut tuan muda, para pelayan sudah berjejer rapi di teras. Mereka menunduk sebagai tanda penghormatan, meski sosok yang ditunggu belum juga muncul.

"Duh, ngapain sih udah nunduk aja? Kan orangnya belum nongol?" sungut Yasmin menyikut rekan kerja yang berdiri di sampingnya.

"Ssstt, udah kamu ikutin aja! Kamu itu pelayan baru, jangan bantah apa yang sudah jadi tradisi keluarga ini."

Yasmin menggaruk-garuk betis dengan ujung sepatu pantovel hitam yang dipakainya, dalam hati ia merutuk apa yang sedang terjadi kini. Menurutnya apa yang dilakukan semua orang termasuk dirinya adalah perbuatan bodoh, karena tuan muda yang akan disambut belum kelihatan batang hidungnya.

Setelah lebih dari 10 menit berdiri, akhirnya deru mobil terdengar dari arah depan dari tempat penyambutan. Suara ucapan selamat datang mulai meramaikan, disusul derap langkah tegap yang semakin jelas.

Pria dengan kemeja tangan panjang yang dilipat hingga sikut berwarna abu gelap itu memberi senyum serta menyapa ramah pada tukang kebun, security, dan kepala pelayan yang berdiri di depan barisan pelayan wanita. Perempuan paruh baya dengan rambut dicepol rapi tersebut menyambut sang tuan muda dengan sebuah pelukan hangat.

"Ibu Rahayu, apa kabar?" sapa si tuan muda pada kepala pelayan yang telah mengasuhnya sejak kecil.

Suara bariton yang mencerminkan kewibawaan pemiliknya itu terdengar. Menelusup indah di telinga para pelayan wanita yang sangat menantikan kehadirannya. Termasuk Yasmin, meski ia belum pernah melihat sosok si tuan muda tapi dari apa yang ditangkap indera pendengarannya ia yakin lelaki tersebut adalah sosok yang sangat menyenangkan, bijaksana juga sopan.

"Baik, Mas Gagah." Rahayu menjawab. Ia kemudian melepaskan pelukan, dan memberi usapan lembut pada bahu pria itu.

Berpaling dari pimpinan pelayan, tuan muda Gagah kemudian menyapa para pekerja lainnya hingga sampai di hadapan Yasmin.

"Aku baru melihatmu, kamu baru, ya?"

Yasmin bergeming, ia asyik melamunkan sosok tuan muda Gagah yang dalam pikirannya memang gagah, segagah namanya. Dengan wajah tertunduk, wanita berusia 22 tahun itu senyum-senyum sendiri. Pujiannya akan suara bijaksana dari tuan muda kini kian bertambah karena keramahan pria itu yang menyapa pekerja lainnya selain Rahayu.

Sungguh ia tak menyangka jika tuan muda ternyata orang yang baik. Terdengar jelas dari nada bicaranya yang sopan. Dulu ketika ia ditawari pekerjaan menjadi pelayan oleh Rahayu yang merupakan teman almarhumah ibunya, dia sempat ragu dan menolak dengan alasan takut majikannya galak atau kejam.

Tapi setelah Rahayu meyakinkan bahwa tuan dan nyonyanya adalah orang yang baik, maka Yasmin pun akhirnya bersedia dan sebulan yang lalu dia sudah mulai aktif bekerja serta tinggal di rumah megah bak istana milik keluarga Harisson.

"Hei, Nona! Aku bicara sama kamu, kenapa kamu diem terus?" Gagah menjentikkan dua jarinya di depan Yasmin yang masih terus menunduk.

Rahayu yang merasa tidak enak, pun segera menghampiri Yasmin dan menepuk pundak wanita itu agak keras.

"Yasmin! Tuan muda sedang bicara sama kamu," kata Rahayu dengan suara ketus.

Yasmin yang terkejut langsung gelagapan, ia mendongak.

Dua pasang mata itu bersirobok, Yasmin menjadi kalap karena pemilik mata dengan manik cokelat pekat yang dihiasi bulu lentik itu adalah seseorang yang pernah dia pukuli di cafe tempat dulu dia bekerja sebelum menjadi pelayan.

Insiden terjadi gara-gara Gagah menerobos masuk ke dalam toilet wanita, tepatnya ke bilik di mana Yasmin berada.

Yasmin yang baru menyelesaikan buang hajat dan sedang berdiri menurunkan rok mini yang tadinya disingkap ke atas pun dibuat terkejut setengah mati.

Refleks gayung di tepian bak mandi pun diambil oleh Yasmin dan tanpa ragu ia memukuli Gagah tanpa ampun.

"Kurang ajar kamu, ya! Dasar cowok mesum."

"Cewek gila! Aw ... aw sakit tahu! Kesambet setan kali ya ni cewek, gak ada angin gak ada ujan mukulin gak jelas."

"Ini toilet cewek, bego! Emang lu kagak lihat papan keterangannya di depan, hah!"

"Kamu cek sana ke toilet cowok, rusak!"

"Ah, alasan!" Yasmin kembali memukul Gagah hingga pemuda itu berhasil keluar dari toilet.

"Awas lu berani-berani lagi nerobos masuk toilet cewek, gue lapor satpam nanti. Dasar cowok mesum!"

Melihat Yasmin yang terkejut dan salah tingkah, Gagah tersenyum aneh. Lelaki itu kemudian mencondongkan tubuhnya, dengan suara pelan ia menggumam, "Kebetulan yang menyenangkan, bisa ketemu lagi sama kamu. Urusan kita belum selesai, Nona gayung."

Yasmin meraup wajahnya kasar, batinnya menjerit memohon pada Tuhan agar dirinya dibuat pingsan saja supaya bisa menghindar dari cecaran si tuan muda mesum meski hanya untuk sesaat.

"Siapa yang merekrutnya? Emm, siapa namanya pelayan baru ini?"

Rahayu yang menangkap gelagat tidak baik di antara Yasmin dan tuan muda, menjawab pertanyaan Gagah dengan suara berat. "Saya yang rekrut, Mas. Namanya Yasmin Syahriani."

"Sebagai apa dia di sini?"

"Masih training, Mas. Rencana ditugaskan untuk bagian laundry."

Gagah melipat kedua tangannya di depan dada, matanya memicing pada sosok Yasmin yang mati kutu dengan wajah pucat pasi.

"Gak cocok dia di laundry."

"Baiknya ditempatkan di mana, Mas? Biar saya nanti atur ulang sesuai dengan perintah Mas."

"Dia itu bagusnya jadi bodyguard atau security dengan senjata bukan pentungan, tapi ... gayung," jawab Gagah seenaknya seraya berlalu masuk meninggalkan Rahayu dan pelayan lainnya yang melongo kebingungan menatap bergantian ke arah si tuan muda dan Yasmin yang cemberut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status