Kondisi Salsabila berangsur membaik seiring berjalannya waktu, bahkan pagi ini Salsabila sudah diperbolehkan memberikan ASI untuk kedua bayi kembarnya, untuk pertama kalinya. Salsabila begitu excited, karena akhirnya ia bisa melakukannya untuk kedua bayinya karena tubuhnya baru pulih dan baru diberikan izin oleh dokter Angela.
Salsabila menerima kedua bayinya dibantu oleh salah satu perawat. Salsabila akan memberikan ASI untuk keduanya secara bersamaan. Kedua bayi itu kini sudah berada di kedua tangannya, dan Salsabila seketika dibuat takjub. Bayinya, pangeran-pangeran kecilnya, yang selama ini bertumbuh di perutnya dan dikandung olehnya selama sembilan bulan lamanya. Bukan waktu yang sebentar bagi Salsabila, semenjak mengandung kedua bayinya banyak yang telah Salsabila lalui, bahagia dan kesedihan. Tidak munafik, Salsabila akui pernah berbahagia semenjak mengandung keduanya, dan juga pernah bersedih, yang imbasnya adalah malam itu. Malam di mana segala kepercayaan yang dibAda pukulan rasa bersalah yang menghantam dada Alan ketika mobilnya masuk ke dalam gerbang rumah. Laki-laki itu duduk dibalik kemudi dan membuang pandangan ke atas, menatap jendela kamarnya bersama Salsabila selama berada di Surabaya. Rasanya Alan tidak siap kembali bertemu dengan istrinya. Tidak sanggup melihat wajah pura-pura kuat wanita itu.Alan tahu, ada luka baru yang dia goreskan di hati Salsabila. Setelah beberapa bulan ini berjuang untuk kembali mendapatkan hati dan kepercayaan Salsabila kembali, seketika hancur karena malam itu. Malam di mana Alan menjadi pria yang begitu bodoh karena rasa tanggung jawabnya yang tidak pada tempatnya. Alan sadar kalau malam itu telah merubah segalanya, ada luka baru, luka yang barangkali akan membawa mereka kembali ke dalam fase yang hampir mereka tinggalkan yaitu fase saling menyakiti.Kali ini, Alan kehabisan cara untuk menghadapi keadaan ini. dia benar-benar tidak tahu harus bersikap seperti apa di hadapan Salsabila nan
“Please ... jangan bertengkar di sini, Salsabila baru saja tertidur. Aku takut dia akan terbangun karena mendengar pertengkaran kalian.” Bunda Rena melerai pertengkaran anaknya dengan suaminya tersebut. Dia sebenarnya sedang menjaga Salsabila yang tertidur, tetapi suara ribut-ribut dari luar membuatnya penasaran. Dan ia sama sekali tidak menyangka kalau sumber keributan itu berasal dari Alan yang entah dari mana dan baru muncul sekarang. Tentu saja bunda Rena masih marah kepada lelaki itu, oleh sebabnya dia sengaja tidak mau melihat wajah brengsek anaknya.“Ayah ... bunda, maafkan aku!” Alan mencicit, berusaha mengiba atas segala kebodohannya kepada kedua orang tuanya.“Alan, aku tahu hubunganmu dengan perempuan itu bertahun-tahun lalu. Aku tahu betapa gilanya kamu kepada perempuan itu makanya aku tidak pernah memberimu sebuah restu.” Ayah Dirgantara membelakangi Alan, tidak kuat melihat wajah anaknya. Sementara Alan tertarik dengan diksi yang dipilih ole
Melihat keadaan Salsabila yang terlihat lemah karena kebanyakan menangis dan berteriak, Alan memilih mengalah untuk meninggalkan ruangan itu seperti permintaan dari ayahnya. Mendadak Alan bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut tanpa mengatakan apapun lagi. Alan berdiri lama di dekat pintu, masih mendengar isakan tangis yang berasal dari Salsabila. Alan marah pada dirinya sendiri yang lagi-lagi menciptakan air mata untuk Salsabila, lagi-lagi Alan membuat istrinya menangis dan bersedih.Meskipun ayahnya memintanya untuk menceraikan Salsabila, tetapi maaf saja, Alan tidak akan pernah mengabulkan hal tersebut. Alan mencintai Salsabila, wanita itu istrinya, Salsabila masih tanggung jawabnya, terlebih lagi mereka sudah punya tambahan keluarga kecil, yaitu kedua anak kembarnya, Edward dan Erland. Hm ... tetapi apakah itu benar nama anaknya, itu adalah nama yang masuk ke planning mereka, semoga saja Salsabila memberikan nama tersebut untuk kedua anak kembarnya.
Setelah pembicaraannya dengan dokter Angela tentang penderitaan Salsabila saat melahirkan anak kembarnya membuat Alan terus dihantui rasa bersalah. Alan tidak bisa menampik kalau kata-kata dokter Angela itu telah menjadi pecut, sebuah cambukan untuk Alan terima. Setelah dokter Angela keluar dari ruangan tersebut, Alan masih bertahan berada di dalam ruang bayi, sedang menimang anak kembarnya. “Kamu pasti yang bernama, Edward dan kamu Erland,” ucap Alan kembali kepada anak kembarnya satu persatu. Sebelum keluar meninggalkannya dokter Angela memberitahunya kalau anaknya lahir hanya berselang lima menit dari adiknya dan Alan menebak sendiri bahwa yang lahir pertama bernama Edward dan lahir lima menit setelahnya bernama Erland.“Kalian senang ya berada dipelukan Daddy? Anteng banget deh, apakah kalian juga merindukan Daddy sama sepertiku yang sangat merindukan kalian?”Untuk pertama kalinya, Alan berkesempatan untuk menimang kedua buah hatinya. Setel
"Kalau begitu, katakan tentang masalah yang kamu maksud, Mas. Katakan rahasia yang kamu sembunyikan!"Salsabila pada akhirnya melayangkan pertanyaan tersebut untuk Alan, dia perlu tahu apakah Alan masih berusaha untuk menyembunyikan atau akan terbuka untuknya. Mungkin, Salsabila akan sedikit memaafkan seandainya saja Alan akan mengatakan sesuatu yang membuatnya tidak kecewa lagi terhadap suaminya tersebut."Sepertinya pertanyaan itu begitu sulit kamu jawab ya, Mas?" Salsabila begitu menikmati wajah Alan yang begitu sendu dan terlihat ada ketakutan di dalamnya. "Baiklah, aku akan mengganti pertanyaannya. Apakah kalian kembali bersama?"Alan mendongak. "Siapa?"Salsabila mendengkus. "Kamu dan mbak Meira. Apakah kalian kembali?"Alan dengan cepat kembali menggeleng. "Tidak, aku tidak akan pernah mengkhianati kamu, Sa."Ingin rasanya Salsabila meneriakkan apa arti dari pendengarannya malam itu. Tidak mungkin Salsabila salah dengar, s
Sore hari setelah menyusui Edward dan Erland, Salsabila memilih menenangkan diri di taman rumah sakit. Pertengkarannya dengan Alan tadi siang begitu mengganggu psikis Salsabila. Oleh karena itu dokter Angela menyarankan untuk menghirup udara segar sore hari di taman, menikmati semilir angin yang sejak tadi menerbangkan rambutnya, serta menghirup aroma bunga yang semerbak menusuk hidung. Berada di sini, Salsabila memang merasa lebih baik dibandingkan keadaannya tadi siang setelah pertengkarannya dengan Alan yang berujung saling meneriaki.Salsabila senang, karena setelah kejadian tadi Alan tidak lagi memunculkan batang hidungnya. Info dari dokter Angela kalau Alan itu banyak menghabiskan waktu di dalam kamar bayi, sedang berinteraksi dengan anak kembarnya. Pria itu pasti merasa bersalah, Salsabila tahu itu. Tetapi baguslah, Alan memang harus menebus kesalahannya karena telah menelantarkan kedua anaknya. Ya, begitulah Salsabila meyebut Alan. Karena memang benar Alan
Salsabila tentu saja memikirkan masa depan anak kembarnya sebelum mengambil keputusan. Sulit memang, karena Salsabila tumbuh tanpa kasih sayang dari orang tua dan tidak memilikinya. Oleh karena itu, Salsabila tidak ingin kalau anak-anaknya tersebut juga merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakannya dahulu. Tetapi kalau sudah seperti ini, Salsabila juga masih memikirkan kewarasannya, sekarang saja Salsabila merasa depresi hebat karena terus memikirkan Alan. Lama-kelamaan Salsabila bisa menjadi gila kalau terus bertahan pada hubungan toxic ini.Bahkan ASI-nya sekarang tidak sebanyak pertama Salsabila baru melahirkan. Kedua anaknya bahkan tidak merasa puas mendapatkan ASI berhubung ASI-nya tersebut seketika berkurang. Semua ini tentu saja terjadi karena psikis Salsabila yang terganggu, stres pasca melahirkan, terlebih lagi ditambah dengan masalahnya yang pelik dengan Alan semakin menambah berkurangnya kesehatan Salsabila.Dokter Angela bahkan sudah menyarankan
Setelah melewati pemikiran-pemikiran panjang, akhirnya Alan berniat untuk mendatangi kamar inap Salsabila kembali, setelah beberapa hari tidak memunculkan batang hidung di hadapan wanita itu dan hanya melihatnya dari kejauhan, atau mendatangi kamarnya ketika sudah tidur. Bukan tanpa alasan Alan melakukan ini, hanya saja dia tidak mau lagi mendengar kalimat perceraian yang berkali-kali terus dilontarkan oleh wanita itu. Alan tidak suka Salsabila begitu excited ingin berpisah darinya bahkan sudah merencanakan planning untuk masa depannya jika perpisahan memang sudah terjadi.Apalagi akhir-akhir ini kata dokter Angela, Salsabila kekurangan istirahat saking banyaknya pikiran. Dan yang lebih parah lagi si kembar pun terkena imbasnya juga, ASI Salsabila bermasalah, semua itu tentu saja karena banyaknya hal yang dipikirkan oleh Salsabila. Oleh karena itu, Alan sengaja datang untuk bernegosiasi dengan Salsabila. Dia tidak mau egois lebih lama lagi, kalau memang Salsabila tersiksa d