Semua Bab Fight For Love: Bab 11 - Bab 20
100 Bab
Chapter 11 - Imprisonment
Mengingat masa itu, membuat Charlotte sangat menyesali atas perbuatannya. Terutama perkataannya yang setajam silet sangat menghantuinya hingga saat ini. Padahal calon suaminya sudah membuktikan rasa cinta yang begitu besar padanya, namun karena keegoisannya, hubungan asmara mereka menjadi hancur berkeping-keping. Kini bola matanya sangat merah dan hidungnya tersumbat akibat menangis terisak. Menatap kondisi emosi Charlotte yang tidak stabil sekarang, secara spontan ketua tim penyidik mengambilkan sebuah kotak tisu untuknya. “Bersihkan air mata Anda terlebih dahulu,” usul ketua tim pelan, menunjukkan sedikit rasa empatinya. Charlotte tidak menghiraukannya sama sekali, dengan sigap ia mengambil beberapa lembaran tisu, mulai menyeka bercak air mata pada setiap sisi wajahnya, hingga bedaknya agak luntur. Untung saja ketua tim penyidik merasa sedikit kasihan padanya, maka ia menunggu Charlotte dengan sabar supaya bisa melanjutkan interogasinya lagi. Beberapa saat
Baca selengkapnya
Chapter 12 - Escape
Terkadang banyak orang mengatakan bahwa keajaiban pasti akan mendatang, entah kapan datangnya. Terutama ketika kita sedang mengalami masalah berat dan keajaiban itu timbul secara tiba-tiba, kita pasti berpikir bahwa doa kita cepat terkabul begitu saja. Seperti halnya dengan Charlotte, situasinya saat ini sedang mengalami musibah, dikurung dalam sel sementara yang hampa, namun tiba-tiba terdengar suara teriakan petugas Badan Intelijen Nasional berkata bahwa adanya penyusup memasuki area ini. Entah itu penyusup sungguhan atau tidak, Charlotte tidak memedulikannya sama sekali. Malahan saat ini ia sangat bingung dengan keadaannya, apalagi sekarang tidak ada siapapun yang berjaga di depan selnya, sehingga ia memiliki pemikiran untuk melepaskan dirinya dari sini. Sorot matanya terfokus pada sebuah kunci yang bergantungan pada sebuah tembok, membuat dirinya ingin meraih kunci tersebut. Namun tiba-tiba terdapat seseorang memasuki area ini, yang wajahnya tidak terlihat jelas
Baca selengkapnya
Chapter 13 - Royal Secret Agent
Orang misterius membawa sang putri bangsawan menuju suatu tempat yang lumayan terlihat megah dari depan, tidak kalah jauh dengan kediamannya. Ketika ia menuntunnya memasuki kediamannya dan menyalakan lampu, sang putri bangsawan membulatkan matanya dengan sempurna memandangi sekeliling rumah ini terlihat mewah di dalam. Namun, saat ini ia masih bingung dengan sosok pahlawan yang baru saja menolongnya dari bahaya. Pandangannya beralih pada orang itu yang masih menggunakan masker dan topi. Dengan penuh rasa penasaran, Charlotte menyipitkan matanya curiga, melangkahkan kakinya pelan mendekatinya, sehingga orang itu terlihat gugup sekarang. “Apa...yang sedang Anda lakukan?” “Sebenarnya sejak tadi, saya penasaran dengan identitas Anda sebenarnya. Kalau dibilang penyusup, sepertinya sangat mustahil karena Anda menolong saya sampai bertaruh nyawa. Lalu, kediaman Anda yang terlihat mewah, seolah-olah seperti Anda merupakan orang berdarah bangsawan,” lontar Charlotte s
Baca selengkapnya
Chapter 14 - Unexpected Meeting
Ding…dong… Tiba-tiba seseorang sedang menekan tombol bel rumah Alfred di tengah perbincangan santai mereka. Charlotte menelan salivanya berat, beranjak dari sofa sambil berjongkok perlahan dengan ketakutan. Sementara Alfred memandangi tingkah Charlotte yang menurutnya sangat aneh, spontan tertawa meledeknya. “Kenapa kau menertawaiku?” tanya Charlotte, dahinya mengernyit. “Memang sikapmu yang penakut tidak pernah berubah sejak dulu.”  “Aku bersikap seperti ini karena masih trauma dengan kejadian sebelumnya.” Charlotte semakin merinding apalagi takut dirinya sungguh ditangkap dan disiksa lebih kejam lagi di ruang hampa yang sedikit pengap. “Dasar penakut!” “Sebaiknya kau cepat bersembunyi sekarang!” usul Charlotte panik. “Untuk apa aku bersembunyi? Memangnya kita ada salah apa seperti tikus bersembunyi saja.” “Sudah jelas yang menekan bel adalah petugas Badan Intelijen Nasional, kan? Aku tidak menyangka kediamanmu in
Baca selengkapnya
Chapter 15 - Adventure Plan
Sementara di sisi lainnya, seorang asisten dari pria tua misterius mengunjungi kantor Badan Intelijen Nasional lalu memasuki area sel sementara. Ketika mengetahui Charlotte tidak menampakkan dirinya, asisten tersebut melonggarkan ikatan dasinya sambil mengibaskan kerah kemejanya akibat kegerahan. “Bagaimana tahanan bisa melarikan diri?” tanya asisten geram. “Saya juga tidak tahu pasti. Ada penyusup yang menerobos tiba-tiba membantu Nona Charlotte melarikan diri dari sini,” jawab ketua tim penyidik. “Aargghh!! Sistem keamanan di sini sangat payah! Bukankah kalian seharusnya menjaganya dengan ketat! Dia adalah tersangka yang terlibat dalam kecelakaan Pangeran!” “Maafkan saya.” “Perlihatkan kepada saya rekaman CCTV saat kejadian!” “Sangat disayangkan kamera CCTV telah dirusak dulu dan sistem komputer sempat diretas tadi.” “Tidak berguna! Kalian sudah tidak dibutuhkan lagi! Kalian bisa kembali bekerja seperti biasa!” Sinar
Baca selengkapnya
Chapter 16 - Alive
Seorang pemuda sedang menikmati secangkir teh hangat di halaman belakang rumah khusus kerajaan sambil menikmati pemandangan berada di hutan. Maksud dari di hutan, bukan berarti hutan yang tidak terawat, terlihat seperti di film horror. Namun hutan ini adalah hutan rahasia yang biasanya dijadikan sebagai tempat persembunyian rahasia keluarga kerajaan. Oleh karena itu, pemuda terlihat tampan tersebut merupakan sosok Pangeran yang merupakan korban dari insiden kecelakaan, berhasil selamat dari maut. Sedangkan pemuda lainnya yang diketahui sekretaris Lucas juga selamat bersama Pangeran Gabriel, kini sedang menghampiri Pangeran sambil membawa cangkir tehnya lalu saling duduk berhadapan dengan empat mata. “Bagaimana, Lucas? Bukankah cuaca hari ini terlihat menyejukkan?” “Entah kenapa rasanya kita berdua sedang berada di dunia mimpi. Aku masih tidak menyangka kita selamat dari kecelakaan pesawat.” “Bisa dikatakan ini sebuah keberuntungan,” tutur Gabriel sant
Baca selengkapnya
Chapter 17 - Hit The Road
Kini matahari mulai menenggelamkan dirinya, hari sudah mulai gelap, sesuai dengan rencana awal, ketiga serangkai berangkat menuju rumah khusus kerajaan yang terletak di tengah hutan. Alfred menekan tombol starter mobil sambil memanaskan mesin mobilnya, sedangkan Charlotte dan Violet memasukkan barang kebutuhan mereka ke dalam bagasi mobil. “Apakah kebutuhan makananmu sudah cukup?” tanya Charlotte. “Tenang saja, aku membawa banyak makanan, termasuk aku membawa cookies kesukaanmu.” Violet memberikan paper bag untuk Charlotte. “Sepertinya lama-kelamaan aku akan terserang diabetes karena kau selalu memberiku cookies setiap saat.” “Ya sudah, kalau kau tidak mau cookiesnya, biar aku saja yang makan!” Violet merebut kembali paper bag dari genggaman tangan Charlotte, namun Charlotte merebutnya lagi dengan memelototinya tajam. “Siapa bilang aku tidak ingin makan cookiesnya.” “Bukankah tadi ka
Baca selengkapnya
Chapter 18 - Attacked
Pikiran Charlotte terus terusik akibat mendengar nama sang Pangeran yang dilontarkan dari sahabatnya. Dirinya masih saja tidak bisa tertidur lelap, sibuk melanjutkan membalikkan tubuhnya berkeluh kesah sehingga wajahnya terlihat kusut sekarang. Karena sahabatnya sudah tidur pulas, tidak mungkin ia mengganggu tidurnya mengajak berbincang hanya karena masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk beranjak dari ranjang, mencari Alfred di kamar sebelah untuk berbincang sejenak dengannya. Ketika Charlotte membuka pintu kamar pelan supaya tidak membangunkan sahabatnya, seseorang sedang menanyakan petugas resepsionis sambil menunjukkan sebuah foto pada layar ponsel. Wajah Charlotte mulai memucat, langsung menutup pintunya pelan dan menarik napasnya panjang. Dirinya sudah mulai ketakutan dan memiliki firasat buruk mengenai hal ini. Dengan sigap Charlotte membangunkan sahabatnya dengan cara menepuk lengannya panik. “Violet, ayo bangunlah!” “As
Baca selengkapnya
Chapter 19 - Secret Royal House
Seorang pemuda menuruni mobil asing itu, mengangkat kepalanya tegak, melangkahkan kakinya cepat menghampiri mobil Alfred yang terparkir di belakang mobilnya. Reaksi Alfred dan Violet tersentak kaget dan syok memandangi sosok pemuda tampan tersebut adalah Pangeran Gabriel. Bahkan mereka sempat berpikir bahwa mereka sedang berhalusinasi akibat kelelahan. “Bukankah dia…Pangeran Gabriel?” Violet melontarkan pertanyaannya gugup. “Aku melihatnya dengan jelas sekarang. Sudah jelas dia adalah Pangeran,” sahut Alfred matanya terbelalak. “Tapi bagaimana bisa?” “Entahlah, aku akan keluar dulu menyambutnya.” Secara berinisiatif, Alfred melangkah keluar dari mobil menghampiri sang Pangeran sambil menundukkan kepala hormat. “Yang Mulia Pangeran,” sambut Alfred hormat, namun dirinya sedikit gugup sekarang. “Di mana Charlotte?” tanya Gabriel panik. “Nona Charlotte ada di kursi belakang. Saya akan menuntun Yang Mulia sekarang.”
Baca selengkapnya
Chapter 20 - Miracle Of Love
Tangan kanan sang Pangeran menyentuh tangan tunangannya lembut sambil mencium punggung tangannya. Dengan tatapan sendu memandanginya sedang mengalami mimpi buruk, ia mengelus pipinya pelan, secara tidak langsung menenangkannya. Tak lama kemudian, ekspresi wajah Charlotte yang awal mulanya terlihat seperti ketakutan, kini senyuman bahagia kembali terukir pada wajahnya, seperti mengetahui bahwa sang pujaan hati sedang berada di sisinya. Pada akhirnya setelah menunggu selama beberapa jam, Charlotte membuka kedua matanya perlahan, sorot matanya tertuju pada calon suaminya yang sedang duduk di sebelahnya. Ia tersentak kaget, membulatkan matanya sempurna hingga mulutnya terbuka lebar. Terutama mereka sudah berpisah lama, mengingat musibah menimpa kekasihnya beberapa saat lalu sampai sekarang masih menghantuinya, dirinya masih belum sepenuhnya percaya dengan situasi sekarang. Walaupun begitu, penampilan Pangeran masih terlihat menyegarkan dan terawat, hanya ada luka kecil m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status