Semua Bab Puzzle Piece: Bab 11 - Bab 20
27 Bab
Kotak Misterius
“Pagi Yudh.”“Pagi…” jawabnya pelan.“Lemas banget, semangat dong. Senin nih.”“Justru itu, mager bangeet gue.” jawab Yudha dengan dagu masih menempel di meja kerjanya dan mata yang masih terpejam. Laras terkekeh dengan tingkah temannya itu, walaupun Yudha terlihat sangat mengantuk dan tidak bersemangat, lelaki itu paling sering datang pagi. Hal itu cukup menunjukkan keprofesionalan Yudha dalam bekerja.Laras menghampiri meja kerjanya yang berada di samping Yudha, dia segera meletakkan tasnya dan menghidupkan monitor komputernya. Dirapikannya meja kantor yang sedikit berantakan dan sebuah kotak kecil berwarna coklat menarik perhatiannya.“To Larasati.” tertulis di kotak tersebut. Sebelum membukanya Laras berpikir sejenak dan menggoyangkan kotak mencoba menebak isi kotak tersebut. Perasaan ini bukan hari ulang tahunnya, kotak apa ini, siapa pengirimnya dan apakah kotak ini a
Baca selengkapnya
Pengintai
Laras segera turun dari motor dan membayar ojeknya. Entah ini keputusan yang tepat atau tidak, Laras hanya tak ingin diikuti sampai ke rumah. Dia melangkahkan kakinya ke minimarket depan gang, membeli beberapa barang yang tak diperlunya karena dia hanya ingin menunggu disana. Dari balik kaca minimarket Laras mengamati apakah ada mobil yang berhenti atau tidak. Sebenarnya Laras juga tidak tahu betul apakah dia benar-benar diikuti apa dia hanya parno karena pikirannya hari ini sedang kacau.Tapi dia benar-benar sudah muak diikuti seperti ini dan ingin mencari tahu apa modus mereka. Selama ini Laras merasa tidak punya permasalahan dengan siapapun, tapi jika memang ada hal yang tidak beres, Laras benar-benar ingin menyelesaikannya.Merasa tidak ada orang yang mencurigakan, Laras menghela napas dan mencoba menenangkan pikirannya. Dia mulai melangkahkan kakinya menyusuri gang untuk menuju rumah. Seketika dia menyesal karena memutuskan untuk tidak langsung pulang, lampu sepan
Baca selengkapnya
Rahasia Kakek
“Laras..” “Laras..” Panggil kakek berulang kali melihat cucu kesayangannya itu menatap kosong piring yang masih penuh dengan nasi. Laras melonjak kaget saat kakeknya mengetuk piring Laras dengan sendok. “Iya kek? Kakek mau nambah?” “Kamu kenapa melamun?” “Hah? Oh gak apa kek, mikirin kerjaan aja.” “Ada masalah di kantor?” “Bukan masalah gimana-mana kok kek.” jawabnya cepat sembari melahap sarapannya yang belum disentuh itu.   “Hari ini kakek mau ke Jakarta ya.” “Loh ngapain kek?” “Pak Fahri meninggal dunia jam 1 pagi tadi.” “Innalillahi.. Pak Fahri yang donatur utama kita kek?” “Iya.” “Aku temenin ya kek.” “Gak usah, kamu kan kerja.” “Aku bisa izin kok kek.” “Gak usah Laras. Kakek bisa sendiri.” “Kek, please. Pak Fahri kan udah baik banget bantu kita selama ini. Aku ingin datang untuk memberikan belasungkawa pada keluarganya.” “Yaudah,
Baca selengkapnya
Buruk Sangka
Jeffri melangkah gontai mengikuti langkah dua rekannya. Pagi ini dia terlihat sangat tidak bersemangat. Bahkan kopinya yang masih hangat belum dicicipinya sedikit pun.“Buruan woy.” ucap Dean dengan nada tertahan sambil menekan tombol lift menunggu Jeffri masuk. Rasanya ingin sekali Dean melemparkan tas kerjanya pada Jeff karena lelaki itu penyebab tertundanya orang-orang di lift untuk segera naik ke kantor mereka."Pagi Mas Jeffri." suara pertama yang terdengar ketika ketiganya memasuki ruangan kantor."Pagi" jawab sang pemilik nama dengan nada tak bersemangat."Mas Jeff pasti belum sarapan ya? Ini Rena ada buat sandwich, dimakan ya." ucap gadis itu sembari memberikan satu kotak bekal pada Jeffri."Thanks Ren, tapi gue lagi gak selera.""Dicoba dulu Mas. Enak kok." paksa Rena, sang sekretaris bosnya itu."Nih buat Dean aja." jawab Jeff memberikan kotak itu pada Dean."Dih, gak boleh gitu mas Jeffri. Rena ngasih bua
Baca selengkapnya
Nostalgia
Dean mengetuk-ngetuk setir mobilnya, sesekali dia melihat arlojinya kemudian mengedarkan pandangan ke luar parkiran. Dean mengecek ponselnya tapi tak ada pesan masuk. Dia memang sedang menunggu seseorang, sebenarnya ini bukan acara kencan, tapi entah mengapa jantungnya berdegup karena gugup. Ya, perihal menunggu memanglah tidak enak. Saat melihat sosok yang ditunggunya, Dean menurunkan kaca mobil lalu memanggil orang tersebut untuk masuk. "Sorry, lama ya?" tanya Laras merasa tak enak pada Dean. "Gak apa. Dari ruangan Pak Septa ya?" "Iya, lo tau dia kalau ngerivisi sering diselingi dengan curhatan. Capek gue dengerinnya." "Hahaha bukannya abis tu lo jadi dapat bahan gibahan." "Cita Yudha tuh yang demen gibah, gue mah enggak." "Halah." "Ya ikut juga sih kadang. Eh ini kita berdua aja? Jeff sama Tyo mana?" "Nggak ikutlah, ngapain. Mereka juga gak ngerti musik." jawab Dean. Lelaki itu memang mengajak Laras pulang be
Baca selengkapnya
Du
Laras menyuapkan potongan cheese cake pesanannya yang sudah setengah sambil mengamati Dean dan Dara yang mengobrol. Lalu Dean kembali bersandar pada bangkunya dan Dara kembali pada aktivitasnya mendengarkan lagu."Kalau gak dapat gak apa, gue jadi ngerepotin banyak orang gini." bisik Laras seraya menyenggol lengan Dean."Santai lah, nanggung. Pasti dapat kok." jawab Dean.Sebenarnya Laras juga tak tahu pasti apa motivasi Dean ingin membantu Laras menemukan judul lagu itu sampai segitunya, padahal awalnya dia cuma iseng menanyakan hal itu pada Dean. Jika Dean tahu ya syukur, kalau tidak ya sudah. Tidak masalah baginya. Sekarang dia malah menyuruh orang lain untuk turut membantu mendapatkan judul lagu dari melodi yang sebenarnya memang ada atau tidak, Laras tidak tahu pasti."Aduh, aku familiar sama melodinya, tapi masih belum nemu." ucap Dara geram, entah sudah keberapa kali dia mengucapkan hal yang serupa.Sudah hampir satu jam mereka duduk disini,
Baca selengkapnya
Perhatian Kecil
Laras memastikan kembali isi tasnya sudah dipenuhi dengan barang-barang yang dia perlukan saat camping nanti. Dia menyempatkan mengecek air, listrik dan menutup jendela karena rumahnya akan ditinggalkan selama beberapa hari. Dari luar terdengar perdebatan antara Yudha dan Cita yang sudah tak asing lagi di telinga Laras. Yudha sedang protes tentang koper bermuatan besar yang dibawa Cita, katanya itu akan memenuhi mobilnya saja.Sepulang dari kantor tadi, mereka berkumpul di rumah Laras untuk pergi bersama dalam rangka membantu Laras di kegiatan Persami tahunan panti asuhan. Sebenarnya Laras berniat hanya mengajak Cita dan Yudha, tetapi Jeff dkk yang mendengar hal itu juga minta ikutan. Tentu dengan senang hati Laras mengiyakan karena jika banyak yang membantu maka semua akan lebih baik, pikirnya.Saat Laras selesai memeriksa keadaan rumah, dia hendak mengangkat tas jinjingnya sampai sebuah tangan mendahuluinya.“Sudah bawa jaket?”Laras mengerj
Baca selengkapnya
Memantau
Laras duduk di teras depan ditemani Cita dan Jhony, mereka membicarakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan selama persami nanti. Persami akan dilakukan selama dua hari dan mereka harus menyusun kegiatan acara mulai dari kedatangan, acara malam, hingga akhir acara. Laras membacakan rundown acara tahun lalu dan Cita siap dengan pulpen dan notes kecil di tangannya. Sesekali Jhony memberikan saran tentang tambahan acara dan merombak lagi kegiatan yang sudah ada. Laras memang ingin ada sesuatu yang baru di persami tahun ini, selain mengusung tema menyatu dengan alam, Laras ingin menambah unsur edukatif tetapi juga ingin anak-anak merasakan kegembiraan dan keseruan bersama-sama.Walau malam semakin larut tapi para anak muda ini tak langsung merebahkan diri mereka di kasur yang sudah disiapkan di kamar panti yang kosong. Sementara tim Laras masih sibuk dengan kegiatan acara, pada lelaki lainnya juga sibuk mempersiapkan peralatan kemah yang akan dibawa besok.Mulai dari ten
Baca selengkapnya
Bukit Moko
Pagi-pagi sekali anak-anak panti sudah berbaris di halaman. Bahkan matahari belum juga menunjukkan wujudnya tetapi mereka sudah berkumpul dengan semangat. Tidak ada terlihat wajah yang mengantuk, semua sibuk dengan tas bawaannya dan mengobrol sesama temannya menceritakan  berbagai hal dengan senyum terpatri jelas di wajah mereka.“Anak-anak, ayo berbaris yang rapi. Danu dan Bima sebagai pemimpin barisan, siapkan barisannya masing-masing.” terdengar suara Laras memberi perintah dengan sebuah pengeras suara digenggamannya.“Barisan siap!” jawab Danu dan Bima serentak. Adik-adik panti yang akan mengikuti kegiatan persami sudah berbaris rapi. Mereka mengenakan seragam pramuka lengkap dengan atributnya karena acaranya nanti akan dibuka dengan upacara dan dilanjutkan dengan kegitan kepramukaan lainnya.Laras pun kembali mengambil alih barisan dan memberikan kata sambutan secara singkat sebagai pembuka kegiatan mereka. Saat ini mereka bersi
Baca selengkapnya
Jelajah Malam
Jhony dan Laras sudah kembali ke tempat api unggun yang dibuat di tengah-tengah tenda yang berkeliling rapi.  Anak-anak panti memang sengaja disuruh tidur dan mereka tidak tahu akan ada acara jelajah malam karena kegiatan ini memang puncak acaranya. Mereka akan dibangunkan lepas tengah malam nanti dan harus menyelesaikan sebuah misi walau dalam keadaan mengantuk. Disitulah keberanian, ketangkasan, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari satu harian tadi diuji. Cita tampak sedang berdiskusi dengan Dara dan Yudha, di seberangnya terdapat Dean yang duduk memeluk kakinya sambil bersenandung pelan ditemani alunan gitar yang dimainkan Tyo. Pemandangan itu langsung menarik perhatian Laras dan berniat untuk bergabung sebelum sebuah interupsi datang. “Guys, kumpul sini. Kita briefing dulu.” titah Cita meminta atensi para panitia. “Laras, kemana aja sih gue cariin.” tiba-tiba Jeffri muncul dengan napas terengah. “Tadi kesana sebentar, lo dari mana?” ta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status