All Chapters of My Cold Husband Is A CEO 2: Chapter 21 - Chapter 30
51 Chapters
Marah
 "Selamat siang, Sir." Wanita itu benar-benar tidak ada bosannya untuk menyapa Elgan. Nyali Lyodra sangat besar hingga ia mengabaikan bisik-bisikan dari rekan kerjanya yang mengatakan ia terlalu bersemangat juga murahan. Lyodra memang begitu bersemangat untuk bisa menarik perhatian Elgan. Ia sangat ingin sapaannya ditanggapi oleh Elgan, walau hanya dengan anggukan kecil. Namun, hingga saat ini keinginannya itu belum juga tercapai. Elgan masih saja terus mengabaikannya seakan-akan ia tidak mendengar sapaan Lyodra. Lagi-lagi Lyodra hanya bisa mengelus dada dan menyemangati dirinya kalau suatu saat nanti Elgan pasti akan menyapanya kembali. Menurut Lyodra, hal itu sangat wajar karena Elgan memang bukan pria yang ramah. Malahan, kecuekan dan sikap Elgan yang tidak welcome lah yang membuat Lyodra tertarik untuk mendekati Elgan. Tentu saja, setelah ketampanan pria itu. Sapaan Lyodra tertangkap oleh pendengaran Elgan ketika ia melewati meja recepsionist. Elgan sen
Read more
Masih Marah
 Elgan terdiam menatap kepergian Cia, kemudian menghela napas lalu menggeleng kecil. Elgan tidak mengerti apa yang terjadi dengan Cia saat ini. Elgan hanya meminta Cia untuk menemaninya pergi ke pesta perayaan ulangtahun perusahaan Mr. Bill. Apa itu sulit? Elgan benar-benar tidak habis pikir. Padahal Cia hanya perlu menemaninya dan mereka akan langsung pulang saat acara selesai. Elgan rasa tidak ada yang perlu dikawatirkan dengan hal itu."Carikan lagi gaun yang paling cantik untuk istriku. Ingat, jangan terlalu terbuka dan jangan terlalu menjuntai ke bawah," titah Elgan kepada kedua wanita itu dengan tegas.Kedua wanita itu mengangguk patuh."Baik, Sir." Elgan kembali menghela napas, kemudian pergi dari sana untuk menemui Cia di kamar mereka. Sedangkan kedua wanita itu saling pandang menatap kepergian Elgan. Mereka tentu menyadari perselisihan di antara sepasang suami istri itu. Elgan menekan handle pintu dan masuk ke dala
Read more
Pesta
 Hari yang paling dihindari oleh Cia akhirnya tiba. Gaun yang cukup indah telah melekat di tubuhnya yang semakin berisi setelah dibantu oleh kedua wanita event organizer. Gaun pilihan Elgan yang Cia kenakan memang sangat sesuai dengan seleranya. Cia bahkan menyukainya sejak pandangan pertama. Sekalipun demikian, Cia tetap tampak tidak bersemangat untuk pergi ke acara itu. Kalau saja bukan karena ketakutannya Elgan disentuh oleh wanita lain, dapat Cia pastikan kalau ia tidak akan mau datang ke sana. Huh! Ada untungnya juga mama Elena memberi masukan kepada Cia, kalau tidak, ia pasti akan melewatkan hal itu dan termakan oleh api cemburu. C'mon, Cia harus menarik ujung bibirnya. Melakukan hal yang tidak ia sukai dengan senyum yang manis. Well, Cia akan melakukannya untuk kali ini. Menikmati pesta yang mungkin hingga larut malam. "Sudah siap, Nyonya." Salah seorang EO berujar di belakang Cia setelah ia selesai menata surai hitam Cia yang pancang. C
Read more
Kegelapan
 Tamu undangan sudah begitu banyak yang hadir. Mereka tampak begitu menikmati malam ini dengan obrolan penuh bersama para pengusaha yang ada di samping dan depan mereka. Hal yang seperti ini mungkin sangat jarang terjadi karena mereka selalu sibuk dengan urusan masing-masing. Dengan itu, mereka menyempatkan diri untuk bertemu dan menyombongkan kehebatan mereka satu sama lain. Elgan dan Niko berdiri bersama beberapa orang lainnya sembari menunggu acara puncak di mulai. "Ku dengar, minggu lalu kau memenangkan tender ya." Seorang pria yang sebetulnya tidak dekat dengan Elgan menatap pria itu dengan seringai tipis.Elgan melirik pria itu sekilas, lalu berdehem singkat dan kembali mengalihkan tatapannya yang tajam kepada Cia yang sedang duduk bersama Nadin menikmati makanan mereka. Tidak jauh berbeda dengan Nadin dan Cia, Niko juga tampak asik memakan cemilan yang tersedia di atas meja yang tepat berada di sampingnya. Elgan hanya bisa menggel
Read more
Tidak Baik-baik Saja
Elgan khawatir. Setiap detik yang ia lalui saat mencari Cia terasa begitu berat. Rambutnya sudah berantakan karena geram dan mengacaknya. Elgan merasa dirinya tidak becus dalam menjaga Cia. Satu titik sudah mulai terlihat, saat pemikiran Elgan yang tiba-tiba buntu dibantu oleh Niko yang setia menemaninya. Mereka kembali mendatangi Nadin ke dalam ruangan dansa yang saat itu sedang berlangsung. Elgan merasa jantungnya berdetak dengan kencang saat langkah demi langkah ia berjalan mendekati toilet wanita. Wajahnya merah padam. Elgan sangat yakin sesuatu pasti sedang terjadi kepada istrinya itu, karena Cia tidak mungkin berada di dalam sana begitu lama.Sesampainya di sana, Elgan menerobos masuk, tidak peduli orang-orang akan berpikir apa tentangnya. Sedangkan Niko tetap tinggal di luar dan Nadin ikut bersama Elgan. "Cia," gumam Elgan saat melihat sosok yang mirip seperti Cia berdiri di depan wastafel. Elgan bengong, ia langsung mendekati Cia saat melihat
Read more
Strategi
 Niko menatap gadis di depannya dengan dahi yang mengernyit. Ia tidak salah dengarkan? Bisa-bisanya gadis itu..."Kenapa aku harus memberimu nomorku?" tanya Niko pelan.Mereka saling menatap dengan senyum tipis yang terukir di bibir masing-masing. Melody tergelak pelan. Benar juga apa yang ditanyakan Niko. Untuk apa juga ia tiba-tiba menginginkan nomor pria itu?"Tentu saja aku ingin kita berteman setelah ini." Good job! Melody ini tidak tahu malu atau apa ya... Sejak kapan seorang wanita lebih dulu meminta seperti ini. C'mon, itu bukan menjadi  masalah untuk Melody. Niko terdiam. Tubuhnya bergerak mengikuti alunan musik. Melody juga melakukan hal yang sama. Ia mengikuti kemana kaki Niko melangkah, memutar tubuh dan akhirnya jatuh di tangan Niko yang menangkap tubuhnya dengan menahan pinggangnya. Gerakan yang satu ini terkesan romantis. Mereka saling menatap, menyuarakan suara lewat tatapan itu.Niko bukannya terpana dengan
Read more
Masalah
 Matahari sudah mulai memasuki kamar sepasang suami istri dari sela-sela gorden yang tertiup angin darat. Elgan buru-buru bangkit dari tempat tidur setelah membaca pesan masuk dari sekretarisnya. Elgan tidak habis pikir mengapa sahamnya tiba-tiba merosot jauh. Setahunya, selama ini hal itu tidak pernah ada masalah atau apapun. Elgan harus bergerak cepat. Ia harus segera bertemu dengan rekan-rekannya dan mendiskusikan hal ini. Cia yang masih bergulung di dalam selimut meraba-raba tempat di sampingnya yang kini telah kosong. Cia lantas membuka matanya setelah menyadari Elgan tidak lagi berada di sampingnya. Cia menyingkap selimut dan membiarkan kilauan cahaya masuk menembus retinanya. Mendengar suara air di kamar mandi membuat Cia kembali tenang karena ternyata Elgan berada di sana. "Sshhh," Cia mendesis dan matanya memicing saat perutnya terasa dililit. Cia mencoba meredakan rasa sakit yang ia rasakan dengan mengusap-usap perutnya. Napasnya yang
Read more
Pergi (1)
Cia menunggu kepulangan Elgan dengan tidak sabar. Ia duduk di depan TV sambil mengusap perutnya dan menonton siaran yang berlangsung di depannya. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 14:00 WIB, namun Elgan belum juga pulang. Cia sudah menahan laparnya dari satu jam yang lalu. Ia tidak ingin makan lebih dulu dan bersikeras untuk menunggu Elgan agar mereka bisa makan bersama nantinya. Cia mengambil ponsel yang ada di sebelahnya dan kembali melihat jam yang tertera dilayar pipih itu. Sudah 5 menit berlalu dari ia menelpon Elgan terakhir kali, namun suaminya itu belum juga menghubunginya kembali. Cia bertanya-tanya dalam hati mengapa hari ini ponsel suaminya itu sangat susah dihubungi. Jika dihitung, Cia sudah hampir 6 kali menelpon Elgan dan semua panggilannya hanya dijawab oleh suara operator yang mengatakan kalau nomor Elgan sedang tidak dapat dihubungi dan berada di luar jangkauan. Cia kembali meletakkan ponselnya seraya menguap, menahan kantuk yang kini menderanya."Papa
Read more
Pergi (2)
Setelah mereka berdamai, mengabaikan Cia bukan lagi menjadi hal yang biasa. Sebisa mungkin Elgan meluangkan waktunya dan memberikan segala yang Cia inginkan. Kini, tidak sekalipun Elgan dengan sengaja berniat menyakiti istrinya itu, ia bahkan kerap berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan. Apalagi kini Cia sedang hamil, sudah pasti hormonnya tidak stabil dan mudah tersinggung ataupun sakit hati. Tadi, setelah mendengar penuturan Niko, Elgan langsung pamit kepada papanya untuk pulang dan bertemu dengan Cia sebelum ia berangkat ke Barcelona. Elgan akan menyempatkan waktu yang sedikit ini untuk mengecek langsung keberadaan istrinya yang saat ini mungkin sedang menggerutu kepadanya. "Syam, cepat," desak Elgan untuk yang kedua kalinya kepada bodyguard tersebut. Elgan duduk di jok belakang dengan meremas tangannya yang memegang ponsel, gugup. Ia sudah sangat terlambat dari jam makan siang yang seharusnya. Bisa dikatakan ini sudah menuju jam makan
Read more
Pergi (3)
 Mobil keluaran terbaru yang dikemudikan oleh Syam sampai di bandara, begitupun dengan mobil yang sedari tadi mengikuti mereka dari belakang. Elgan dan Cia berjalan sambil bergandengan tangan dengan beberapa bodyguard yang berjalan di samping dan belakang mereka. Elgan menatap angkuh ke depan, tanpa melirik sekitar kanan dan kirinya. Ia hanya fokus kepada jalannya dan sesekali menoleh kepada Cia. Jet yang akan membawanya terbang telah terlihat di depan mata. Di sana, Niko dan Nadin berdiri berdampingan menyambut kedatangan mereka bersama beberapa bodyguard. Cia yang berada di samping Elgan lantas menoleh kepada suaminya itu."El, Niko juga ikut?" tanyanya, lalu kembali menatap ke depan."Enggak, Sayang. Aku pergi dengan Syam," jawab Elgan lembut, yang dibalas Cia dengan anggukan singkat. Elgan sengaja tidak membawa Niko bersamanya kali ini karena ia telah memerintahkan sekretarisnya itu untuk mengurus perusahaan yang ada di sini s
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status