All Chapters of Dream come true: Chapter 41 - Chapter 50
52 Chapters
Bab 39
Kamu dari mana saja, aku sangat mengkhawatirkan kamu," Andrew bergegas menghampiri Zeya begitu melihat sosok Zeya melewati ambang pintu rumahnya. Bukan tanpa sebab Andrew khawatir pada calon istrinya yang baru kali ini mengacuhkan telepon darinya seharian ini.Zeya tersenyum lebar membentang lengannya hendak memeluk Andrew. Alin yang berdiri di samping Zeya hanya bisa mengerut heran menyaksikan perubahan suasana hati Zeya yang berubah drastis. -Bukannya dari tadi Kak Zeya tampak mengesalkan. Kok dia berubah tiba-tiba- batin Alin.Sementara Andrew berlari kecil menghambur kedalam pelukan hangat Zeya, Anna menyaksikan tingkah laku kakak perempuannya yang tak pernah dia lihat.Zeya yang dikenal Anna bukanlah sosok yang terbuka hingga berani bermesraan di muka umum."Maaf Ndrew, tadi kami menghabiskan waktu me time berdua. Maklum wanita butuh waktu untuk merawat tubuh. Hehehe. Kamu merindukan aku?" tanya Zeya bersuara ma
Read more
Bab 40
"Wow, Kak Zeya cantik banget. Kamu setuju kan sama pendapatku, Andrew?" Anna, orang pertama yang menyadari penampilan Zefanya malam ini tampak berbeda.Ya, tentu saja Zeya berusaha untuk menarik perhatian Andrew malam ini walaupun ternyata usahanya berakhir sia-sia. Lihat saja Andrew yang tidak menyadari kehadiran Zeya dan Alin yang sudah berdiri didekatnya. Andrew malah sibuk mengobrol dengan Anna.Baru setelah Anna memuji penampilan Zeya, Andrew menengok dan mengamati outfit pakaiannya malam ini. Andrew memang benar-benar mengamati kekasihnya. Mulai dari tatanan rambut Zeya yang dibuat berombak bagian bawah. Lalu riasan wajah yang nampak alami tapi jelas mempercantik wajah Zeya. Gaun pesta yang berwarna merah bermodel kemben sepanjang mata kaki, tampak elegan membalut tubuh Zeya. Ujung kaki Zeya memakai high heels berwarna merah.-Sempurna. Aku jadi tak sabar menghabiskan malam ini bersamamu- Andrew berbicara pada Zeya melalui p
Read more
Bab 41
Ruang tunggu rumah sakit bagian spesialis kandungan cukup ramai di sore hari ini.Setelah meminta izin pulang lebih cepat pada Alin, Zeya meluncur ke rumah sakit seorang diri. Untung saja ada pengasuh yang menjaga Anze selama Zeya bekerja. Tentu saja diawasi oleh Lena juga. Lena dan Kiki datang berkunjung setiap hari. Zeya merasa berhutang budi pada teman-temannya yang sudah banyak menolongnya. Terutama dalam menjaga Anze.Zeya mengamati para pasien yang ikut menunggu seperti dirinya. Beberapa wanita hamil datang bersama pasangan mereka. Ada juga yang datang sendirian tapi semua yang datang tampak senang menunggu antrean giliran masuk kamar periksa. -Semoga aku tidak sedang mengandung. Sungguh sangat memalukan bila aku sampai hamil dua kali di luar nikah- Doa dipanjatkan oleh Zeya kepada Sang Pencipta. Zeya bukan hamba yang taat serta rajin beribadah tapi dia juga bukan sosok orang jahat yang patut diberi cobaan hidup terus-
Read more
Bab 42
Setelah Andrew meminta Zeya menunggu selama sebulan untuk menunggu kepulangan Anna, Zeya melakukan aksi 'ngambek' yang dimulai dari mengabaikan panggilan masuk serta pesan masuk yang dikirim oleh Andrew padanya.Bahkan saat bertemu Andrew di tempat kerja, Zeya bersikap profesional. Entah apa yang ada di otak Andrew hingga membiarkan aksi 'ngambek' Zeya terus berlanjut."Kak, apa hubungan Kakak dan Kak Zeya telah berakhir?" Alin sengaja bertanya karena melihat sikap acuh Zeya serta sikap cuek Andrew saat mereka bertemu.Tentu saja Alin merasa heran dan menduga hal buruk telah terjadi."Kami baik-baik saja. Biasalah mood wanita hamil yang kadang tak jelas," sahut Andrew membolak-balik kertas laporan yang diserahkan Alin padanya."Hah? Kak Zeya hamil? wow," Alin berlonjak gembira sambil bertepuk tangan. Tawa bahagia terdengar dari mulut Alin. "Aku bakal jadi aunty sebentar lagi. Aku tidak sangka ternyata Kak Andrew tokcer juga. Aku kira K
Read more
Bab 43
"Zeya, kamu baik-baik saja?" Wilona bangkit dari tempat duduknya dan memeluk tubuh Zeya.Tangis Zeya pecah saat tubuhnya sudah dalam pelukan Wilona. Tangan Wilona mengusap punggung Zeya penuh kasih sayang. Wilona ikut merasakan kesedihan Zeya."Sssh. Kamu baik-baik saja kan?" Wilona mengulang pertanyaannya. William bertukar pesan dengan istrinya melalui tatapan mata. Pesan yang meminta istrinya menghibur Zeya. Butuh beberapa menit hingga tangis Zeya usai. Secara perlahan, Wilona melepas pelukannya. Zeya menarik tubuhnya menjauh. Tangannya sibuk membersit hidungnya yang tersumbat dengan sapu tangan.Tangan Wilona mengusap-usap kepala Zeya dan tersenyum lembut. Setelah merasa tenang, pipi Zeya merona malu. Dia sadar sudah mempermalukan dirinya di hadapan keluarga Andrew."Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengganggu acara sarapan kalian," Zeya mengucapkan penyesalannya."Kamu tidak menganggu kami. Kami memang belum
Read more
Bab 44
Brankar didorong oleh salah satu petugas menuju ruang ICU, Andrew dan Alin mengikuti dari arah belakang. Begitu tiba di depan pintu ruang ICU, langkah Andrew dan Alin terhenti."Mohon tunggu di sini. Kalian tidak bisa ikut masuk ke dalam. Para dokter dan suster akan menangani pasien," ucap si petugas pendorong brankar yang terbaring Zeya di atasnya.Pintu ruangan terbuka lalu tertutup didepan Andrew. Pria itu hanya menanggapi ucapan petugas dengan anggukan dan berdiri di depan pintu yang telah menutup."Ini semua salahmu Kak. Kenapa Kakak tidak bisa menerima kehadiran bayi yang Kak Zeya kandung padahal bayi itu anakmu juga."Terdengar suara isak tangis dari sisi samping Andrew. Namun Andrew tidak mau menghibur adiknya yang tengah bersedih.Dia sendiri merasa sedih. Merasa berdosa karena menyakiti Zeya. Merasa bodoh karena membentak Zeya hingga Zeya kabur dan berakhir ditabrak oleh mobil yang lewat didepan kompleks perumahan. Andrew membenci dirinya
Read more
Bab 45
Perlahan mata Zeya terbuka. Silau cahaya lampu menusuk masuk matanya. Dia berusaha menyesuaikan matanya dengan pencahayaan di sekitar. Zeya mengamati sekelilingnya untuk mengetahui di mana dirinya berada. Satu pemahaman masuk saat melihat selang infus tertancap di punggung tangan kirinya. Zeya mengingat dirinya mengalami kecelakaan di depan rumah Andrew karena sikap gegabahnya. -Apa anakku selamat- batin Zeya.Pintu ruangan Zeya terdorong ke dalam dan tubuh Alin berjalan memasuki ruangan. Zeya menatap lurus ke arah Alin. Alin yang masih belum menyadari tengah diperhatikan, menutup pintu dan berjalan dengan fokus menatap layar ponselnya. Bahkan sampai duduk di sofa, tatapan Alin tak beralih dari layar ponselnya.Zeya menggerutu kesal melihat tingkah Alin yang mengabaikannya. "Hei," panggil Zeya melambaikan tangan.Sayangnya Alin tak melihat lambaian Zeya. Tapi Alin mendengar suara Zeya yang memanggi
Read more
Bab 46
Sebulan telah berlalu. Zeya sudah kembali menjalani rutinitas harian bersama orang-orang terkasih. Sosok Andrew lenyap begitu saja sejak kejadian kecelakaan yang Zeya alami.Zeya mengira dia bisa berjumpa dengan Andrew di tempat kerja. Ternyata dia juga tidak menemukan sosok Andrew di Maxima. Menahan rindu itu berat. Zeya sama sekali tidak menaruh benci terhadap apa yang sudah dia alami. Awal mula dia memang merasakan kebencian namun perlahan rasa itu hilang. Rasa cinta kembali mendominasi di hati Zeya. Cinta memang terkadang tidak masuk logika. Hingga Zeya menurunkan harga dirinya mencari Andrew lewat panggilan telepon.'Nomor yang Anda panggil sedang berada di luar jangkauan. Silahkan hubungi beberapa saat lagi' Suara operator yang menyambut Zeya. Zeya langsung memutuskan panggilan telepon dan memilih menunggu jam istirahat makan siang. Dia berencana mengorek informasi keberadaan Andrew dari Alin."Kenapa lirik jam tangan
Read more
Bab 47
"Kalian mau menikah secepatnya?" Pekik Alin menatap tak percaya dua orang yang duduk di seberang meja.Mereka bertiga duduk di salah satu meja restoran favorit Alin untuk menyantap makan siang. Alin duduk berhadapan dengan Zeya dan Andrew. Mata Alin sedari tadi tak mengalihkan pandangan dari pasangan bucin di depannya. Tangan Andrew yang terus menggenggam tangan Zeya tentu tidak luput dari mata jeli Alin.Alin cukup heran melihat Zeya begitu mudah memaafkan Andrew. Alin malah menduga bakal ada drama sebelum hubungan kakak lelakinya dan Zeya kembali membaik. Ternyata yang terjadi malah diluar prasangkanya."Wajahmu terlihat bodoh, Alin. Tentu saja kakak mau menikah dengan Zeya secepatnya. Kamu setuju dengan usulku kan, Zeya?" Tanya Andrew memandang Zeya penuh sorot pemujaan.Alin saja sampai meleleh melihat sikap mesra Andrew yang baru kali ini dia lihat.-Dari tadi kamu tidak menanyakan pendapatku, Andrew- batin Zeya.
Read more
Bab 48
Anze menghabiskan akhir pekan bersama Andrew atas keinginan Zeya. Minggu depan mereka akan menikah jadi Zeya ingin Anze lebih akrab lagi bersama Andrew. Andrew membawa Anze pergi ke salah satu tempat wisata terbuka. Pantai Ancol di sabtu pagi ini.Bukan tanpa alasan Andrew membawa Anze kemari. Andrew ingin bersantai menghilangkan penat beban kerjanya sekaligus ingin mengenal dekat calon anaknya.Zeya memilih tidak ikut serta acara ayah dan anak. Zeya mempercayai Andrew mampu menjaga Anze tanpa kehadirannya."Om, ayo kita main di pasir. Anze mau buat istana dari pasir. Anze pengin coba kayak mereka," tunjuk Anze pada satu keluarga yang posisinya tidak jauh dari mereka.Andrew mengangguk setuju. Dia akan memenuhi apa pun keinginan Anze. "Ayo, kita bikin seperti itu juga." Mereka berdua mengambil peralatan yang sengaja Andrew bawa didalam bagasi mobil. Satu sekop plastik dan dua ember plastik. Hanya itu yan
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status