Semua Bab The Gray Silhouette of Love: Bab 51 - Bab 60
131 Bab
51. TALI CINTA
 "... Cinta menali kita dalam bentuk dan ikatan yang unik ... "~ Masih Aru ~  "πŸ’”""Kau tahu rasanya patah hati?""Hug me plz! Aku perlu zona nyamanku" Aku mengetikkan kalimat balasanku."I would love to hug you but we're in distance. Virtual hug okay?   πŸ‡   ""Mmm, rasanya patah hati itu... tidak nyaman. Sukar tidur. Dan masih saja memikirkannya""Lalu apa bedanya dengan jatuh cinta?""Oopss, aku lupa menekan satu hal.  😁  Bedanya? Yang satu memikirkannya karena merasa sedih dan yang satunya karena merasa berbunga-bunga" aku menyambung penjelasan yang kurang lengkap."Kau...?  πŸ‘‰πŸ‘ˆ   ""And YESS. Aku putus darinya"" 😱   I'm sorry Quin. Hatiku juga patah mendengarnya""Nohh. Don't, Aru! You should be happy to hear it.&nb
Baca selengkapnya
52. BANTUAN
"... Kau akan membayar bantuan ini ... " ~ Ara ~     "Mbak, kau masih lama pulangnya?" aku membaca pesan yang baru saja Andre kirim. Adik ku sudah berada di kota ini sejak dua hari yang lalu, Arnold yang mengantar dan langsung pulang esok harinya. Aru tidak tahu soal itu. Aku sengaja menyembunyikan berita ini darinya, karena tidak ingin kami saling bermusuhan lagi. Bahkan aku juga belum memberitahukan padanya jika adikku sudah berada di Condo. Aku hanya takut jika saja mereka bertemu, lalu akan ada banyak rahasia yang terbuka. Jadi untuk cari amannya aku tidak memberitahu Aru.  "Iya masih. Ini masih jam 10 woe!" balsku pada Andre. "Aku pulangnya nanti sore. Kenapa?" "Oh, tidak apa-apa"   Memang kedekatan ku dengan Aru terbangun kembali, meski kami tidak lagi bertemu setiap hari karena kesibukan masing-masing dan terlebih karena setiap kali aku meminta agar di
Baca selengkapnya
53. KENA MENTAL
  "... Satu-satunya yang tidak bisa ku curi adalah takdir ... " ~ Aru ~   Aku bisa saja masuk tanpa menekan bell seharusnya, tapi aku tidak melakukan itu karena aku menghargai privasi tamu. "Oh man, aku sudah tidak tinggal lagi disini. Kenapa juga aku masih terus saja menganggap jika ini tempat tinggalku. SIAL! Perasaan itu masih tak mudah pergi dariku rupanya" Andre membuka pintu, melihat ku dengan wajah senang. "Mas Aru" "Hai bro" aku memperlihatkan kantong karton yang berisi makanan, "Pesan antar makanan datang" aku melucu, Andre senang. "Kok tahu aku disini, Mas?" "Kakak mu mengirimiku kesini. Katanya kau bertingkah seperti bayi, dan aku harus menjewermu dengan keras" "Dasar Tia kurang ajar" gerutunya. "Jadi kau tidak mau aku disini? Oke, aku pulang" "Ehh, engak Mas... bukan begitu" "Klo begitu jaga ucapanmu. Walau b
Baca selengkapnya
54. TEKANAN MENTAL
"... Kau harusnya mengobati lukamu, bukan menahan luka baru ... "~ Masih Aru ~  "Apa yang membuatmu menilai aku harus meninggalkan Ara waktu itu? Apa yang membuatmu berpikiran jika Ara lebih pantas hidup bersamanya daripada bersamaku?"Tasya tidak langsung menjawabnya. Dia mengamatiku lebih dulu, seperti tengah menimbang keraguannya."Pertanyaan mu semakin berat, Aru. Kau sadar itu? Kau yakin kau bisa mengatasi apa yang akan ku jawab untukmu? Ada baiknya kau tidak tahu apa-apa bukan?""Ini tentang masa depan orang yang kusayangi, Sya. Aku harus tahu siapa pria yang akan menggantikan ku kelak""Kau terlalu mencintai Ara, dan itu menjadi kelemahan untukmu. Kau sadar itukan?"Aku tahu itu. Aku juga awalnya merasa aku memiliki cangkang batok kura-kura yang kuat tapi nyatanya ini cangkang telur yang mudah retak. Aku kira, aku memiliki hati yang kurasa kuat tapi ternyata sangat
Baca selengkapnya
55. BELONG WITH ME
  "... Apa sebenarnya hubungan kita ini ... " ~ Ara ~   Aku pulang, tapi rumah sepi. Aku menge-chat Aru tapi tak ada balasan, jadi aku menge-chat Andre. Dia bilang sedang di pecinan, aku menyuruh agar mereka segera pulang karena aku sudah membeli makan untuk bertiga dan aku juga meminta Andre mengatakan pada Aru untuk membelikan boba favoritku sekalian. Baru itu dia membalasku. "Boba ditempat biasanya? Tutup" Aru memberitahuku. "Apa aja deh. Yang penting es" "Ya" "Cepat pulang. Miss you" Tapi dia tidak membalasku. Mungkin dia sedang sibuk. Lima menit, sepuluh menit, dua puluh menit berlalu dan dia tidak membalas pesanku. Dia hanya melihatnya saja tanpa membalasnya. Apa dia tidak merasakan hal sama? Tadi pagi dia malah yang menggodaku dan mengatakan aku harus cepat pulang. Kenapa kini rasanya dia mengabaikanku sih? Apa Andre bicara sesuatu padanya tentang Arnold? Ti
Baca selengkapnya
56. CEMBURU
 "... Aku bahagia jika kau bahagia karena aku ... "~ Aru ~  "Dre...""Ayah Ibumu semuanya sehat?" bukan itu sepenuhnya yang ingin ku tanyakan."Ya. Mereka baik" Andre menjawab biasa sambil menyiapkan piring."Syukurlah. Apa mereka membicarakan sebuah rahasia? Kenapa harus pindah ke kamarnya" pancingku dengan mengeluh seperti bocah."Ya, kurasa itu soal nasehat atau pernikahan""PERNIKAHAN, huh?"Kenapa kabar buruk itu tak kunjung berhenti mengusik hariku. Ahh, mungkin aku hanya salah paham. Semua masih belum jelas. Itu belum tentu Ara. Aku harus tetap menguasai diriku dari shock dan sakit."Siapa yang akan menikah?""Mas, kau sungguh tidak tahu?" Andre melihatku tanda tanya, "Apa dia  merahasiakan itu darimu?" godanya mencandaiku."Ara? Yah, kurasa dia memang sangat menyukai rahasia dan kejutan" jawabku sambil menahan lara.
Baca selengkapnya
57. PESIMIS
 "... Bersamamu adalah ketidak mungkinan takdir yang kupaksakan ..."~ Aru ~  "Kau harusnya belajar dari persaanku"Tapi belakangan ini kau tidak mau lagi mendengarku, Ra. Padahal akulah yang paling dekat dan paling paham dengan perasaan cemburu itu. Semua itu tidak mudah dihadapi, rasa getirnya juga tak mudah disimpan seorang diri. Selalu ada jejaknya di wajah kita, sekalipun kita sudah berusaha menyembunyikannya."Lihat saja nanti, Ra. Kau tak akan bisa menyangkal lagi, jika cemburu juga bisa merusak diri" gumamku melepas kesal.Aku mengemas barangku, merasa tak lagi di butuhkan. Dan sialnya lagi aku merasa seperti orang yang terbuang. Begitu mudah disingkirkan. Begitu mudah ditinggalkan. Begitu mudah ditendang dan dilupakan."Mas, mau kemana?" tanya Andre."Pulang""Kirain nginep""Tidak. Aku pulang oke""Aku panggilin
Baca selengkapnya
58. SWITCH POSITION
 "... Single mah bebas .... "~ Aru ~ Aku melawan rasa malasku untuk terus berada diatas ranjang, mengingat akan kedatangan Quin hari ini. Rasa malas itu disebabkan oleh luka semalam yang belum sepenuhnya pulih.Informasi mengejutkan perihal pernikahan itu masih mempengaruhi mood ku. Aku jadi tak tenang, aku tak enak tidur karena terlalu over thinking, dan rasanya apapun yang ku lakukan jadi tidak mengasyikkan lagi. Seperti, aku harus bersiap menerima kekalahan totalku dari memperebutkan Ara.Aku melirik juga ponselku yang terus saja bergetar dari tadi, tapi aku sengaja acuh menjawabnya. Aku tahu itu pasti dari Ara, tidak ada yang lain. Dia jadi begitu intens mengirimiku pesan saat aku acuh menjawabnya. Aku sedang tidak berselera menanggapinya.Aku hanya ingin menjaga hatiku dan kontrol dalam diriku mengingat kami tidak lagi bersama, dan Quin akan datang sebentar lagi. Luka ini tak
Baca selengkapnya
59. PEMANASAN HATI
"... Masihkah hatimu terluka jika aku dekat perempuan lain .... "~ Masih Aru ~  Aku lansung membawa Quin ketempat Ara. Tidak sabar ingin segera memulai permainan yang sudah terskenario di kepalaku.Tidak-tidak- tidak. Tidak ada detail sekenarionya seperti apa. Aku hanya ingin Ara juga bisa menilik dari sudutku berdiri dengan banyak ketegaran selama ini. Aku ingin dia memahami kacaunya perasaan cemburuku, aku juga ingin dia bisa memahami betapa tidak mudahnya menahan semua itu seorang diri.Semoga akhirnya dia memahami semua sikap gegabahku yang ku ciptakan saat aku dikepung rasa cemburu hingga melakukan hal ceroboh yang dia anggap itu bodoh. Karena nyatanya semua itu bukanlah hal yang mudah untuk dikendalikan dalam hati dan pikiran yang kacau. Semoga akhirnya dia memahaminya walaupun hanya sedikit. Meski hanya sedikit. Ara menyambut kedatangan Quin dengan hangat. Mereka su
Baca selengkapnya
60. INTENTIONAL
  "... Aku ditempatnya bukan lagi cinta .... " ~ Masih Aru ~   Masihkah hatinya terluka jika aku dekat dengan perempuan lain? Masihkah hatinya terbakar jika aku dirayu-rayu orang lain? Dan aku akan mengetahuinya sebentar lagi, saat api ini mulai menyulut di hatinya. "Uhh, ada yang kangen-kangenan dan bikin iri aja nih" sela Andre menimpali, "Kapan kita akan brangkat?" "Sekarang?" Quin melirik meminta persetujuan dan pendapatku. "Kau tidak lelah?" Quin menggeleng. "Bagus. Aku juga sudah mulai bosan hanya terkurung disini. Kalau begitu sebaiknya kita bersiap. Aku akan ke kamar dan bersiap" Andre bersemangat, tak ingin mengulur waktu lagi. "Kurasa, aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku dulua ya, Ra" Kembali kami terlinggal berdua saja.  "Jadi kau merencanakan pergi naik motor BONCENGAN dengannya? Kenapa? Agar kalian bisa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
14
DMCA.com Protection Status