All Chapters of Shadow of The Past: Chapter 21 - Chapter 30
99 Chapters
[20] Percaya
AIRI CUKUP TERKEJUT ketika Hiroki menanyakan hubungannya dengan Kei. Sore tadi, setelah Hiroki menghubunginya melalui telepon, Airi langsung mempersilakannya datang ke apartemen agar mereka bisa sekalian makan malam. Pada awalnya, Hiroki sedikit ragu karena dia takut jika Kazuki keberatan atas kehadirannya. Selama hampir satu bulan ini, dia memang selalu menjaga kontak dengan Airi. Akan tetapi, kedekatan itu tak serta-merta membuatnya ikut dekat dengan Kazuki. Hiroki tak ingin terburu-buru dan membuat putra dari perempuan yang dikasihinya menjadi tidak nyaman. Keraguan Hiroki lenyap setelah Airi meyakinkan bahwa Kazuki takkan keberatan. Fakta yang terjadi memang demikian. Kazuki sama sekali tidak protes ataupun memberi respons negatif ketika mendapati Hiroki bergabung bersama dia dan Airi. Meskipun begitu, Hiroki juga tak bisa menyebut Kazuki antusias. Anak remaja dua belas tahun itu memang bersikap sopan, tapi selain itu tak ada indikasi lain yang memperlihatkan seo
Read more
[21] Jebakan
MELIHAT JIA YANG tetap tenang setelah kembali mendengar berita miring tentangnya dan perempuan lain tentu saja menyerukan kata janggal. Mengenal Jia sejak berada di London, Kei cukup tahu kebiasaan buruk perempuan itu, salah satunya tentang sikap kekanakan yang tak dapat dikompromikan—bahkan untuk orang sepertinya yang cenderung tak peduli pada emosi orang lain. Mendapati Jia yang membukakan pintu dengan senyum lebar, tanpa menanyakan apa pun, sangatlah tidak biasa. “Kau datang tepat waktu!” seru Jia dengan riang. Tanpa sedikit pun rasa segan, Jia memeluk lengan atletis sang lelaki, menariknya masuk ke dalam apartemen. “Aku sudah menyiapkan makan malam!” Jia yang tak pernah ragu untuk berkontak fisik dengannya sangatlah mengganggu. Kei tak pernah suka jika orang lain—tanpa izin— melanggar jarak pribadinya. Perempuan yang lebih muda empat tahun darinya ini tampak tak mengetahui aturan tak tertulis itu. “Jia Huang,” tegur Kei, seketika menghentikan langkah kaki
Read more
[22] Estella
JIKA DITANYA SIAPA orang yang paling ingin dia hindari, maka Kei akan menjawab dengan menyebutkan nama seorang berandal bercat rambut kemerahan, Felix Kusaka. Dentuman musik elektronik menyerang indra pendengar Kei begitu dia melangkah masuk ke sebuah kelab malam bernama Estella. Dia mengamati lautan orang yang tersiram oleh cahaya lampu disko. Tiga orang DJ berada di sebuah panggung tinggi, tengah memutar dan memainkan dentuman musik yang dinikmati oleh lautan orang pada dance floor.  Pada sisi kanan dan kiri ruang itu terdapat konter dan stool yang dijaga oleh para bartender. Sofa-sofa santai, yang diduduki oleh para pengunjung lelaki dengan b
Read more
[23] Motif
SAMBUNGAN TELEPON ITU tak berlangsung lama, tapi cukup membuat membuat Airi bertanya-tanya sampai kantuk menerpa.“Kau, apakah ada yang mengganggumu?” tanya Kei malam itu.Pertanyaannya kontan langsung membuat Airi mengernyit. Dengan bingung, dia menjawab, “Tidak ….” Sekian detik berikutnya dia terpikir sesuatu. “Kecuali jika mendapatkan telepon dari seseorang tepat ketika aku mau ditidur bisa disebut sebagai gangguan,” tambah Airi dengan sarkastis.Terdapat sedikit jeda dari seberang sana. Airi hendak menyela, tetapi didahului oleh ucapan Kei yang menyatakan, “Kau baik-baik saja,” seolah dia baru saja menyimpulkan sesuatu.Rasa penasaran Airi pun semakin besar. Dia sama sekali tidak puas ketika mendengar jawaban lelaki itu.“Para wartawan majalah biasanya suka mengejar-ngejar orang yang kelihatan dekat denganku.”Dari nada bicaranya, Kei memang tak
Read more
[24] Pesta
KABAR PROMOSI JABATAN Hiroki sebagai Presdir Hisaya Inc. disambut dengan senyum lebar oleh Airi. Dia ikut senang dan langsung bersedia ketika ditawari untuk menghadiri pesta keberhasilan itu.Sekitar tiga hari lalu, Hiroki sempat memberi tahu hasil rapat dewan komisaris di perusahaannya. Dewan Komisaris, yang terdiri atas perwakilan para pemegang saham, baru saja mengadakan evaluasi awal tahun. Pada rapat itu, mereka menyoroti kinerja presdir lama mereka, Shou Hisaya, yang terlibat skandal setelah ketahuan menjalin hubungan khusus dengan sekretarisnya sendiri. Perbuatan yang demikian dinilai telah melanggar peraturan tertulis yang melarang adanya hubungan asmara antar kolega kerja dalam perusahaan tersebut.Airi sedikit kasihan pada kakak sepupu Hiroki, tapi peraturan tetaplah peraturan dan dia tak bisa berkomentar negatif ketika dirinya ikut senang atas promosi kerja yang didapatkan Hiroki.Mengerling pada kertas undangan yang tergeletak di atas nakas, Airi ter
Read more
[25] Pengakuan
KETIKA MELIHAT SOROT gelap itu, Airi sempat terpikir tentang dia yang tak seharusnya mengajak Kei bicara. Mengenal sosok Kei yang baru, membuat Airi sadar betapa mudahnya pria ini mengendalikan orang lain dalam genggamannya. Pemikiran tersebut terdengar menyeramkan. Dia tak tahu intensi asli dari lelaki ini. Dia tak tahu jika Kei memang sengaja bertingkah demikian agar dapat berbicara dengan Airi.Saat Airi mengajaknya kemari, artinya dia sudah berhasil memerangkapnya.Mengerjap pelan, Airi mengalihkan pandangan. Dia segera menimpali ucapannya sendiri sebelum Kei sempat menjawab.“Lupakan saja. Kurasa aku tak perlu tahu. Semua itu tak masalah buatku.”Dia kemudian berbalik, hendak beranjak pergi.Kei tak berusaha untuk mencegahnya. Dia hanya membalas, “Aku ingin dia menyadari posisinya.” Di hadapan Kei, Airi menghentikan langkah. “Dia tak pantas bersanding denganmu.”Kalimat itu cukup unt
Read more
[26] Permainan
AIRI KEMBALI KE apartemen bersama dengan Hiroki. Dia sempat meminta maaf karena tak bisa mengajaknya mampir. “Aku tak ingin kesiangan dan jadi panutan yang buruk,” canda Airi selagi beralasan. Hiroki tertawa ringan. “Tentu saja kau tak ingin kesiangan.” Dia mengangguk. “Tak masalah. Aku sendiri masih harus mengurus apa yang kutinggalkan.” “Ayahmu benar-benar disiplin, eh?” timpal Airi. Ketika Hiroki mengulas senyuman, Airi ikut tersenyum. “Tapi, aku benar-benar senang bisa sedikit berbincang dengannya. Sayang sekali, dia harus pergi lebih awal.” “Kita masih punya kesempatan lain,” ungkap Hiroki, dia meremas pelan telapak tangan Airi. “Kau tak perlu khawatir.” Airi mengangguk. Dia mengucapkan terima kasih dan menitipkan salam untuk Hana yang tadi belum sempat dipamiti. Hiroki membalas dengan anggukan beserta ucapan selamat malam. Airi hendak beranjak menjauhi mobil ketika tiba-tiba dia berbalik dan langsung melemparkan pelukan erat pada
Read more
[27] Petunjuk
SUDAH TIGA HARI Kazuki melihat Airi murung. Selama ini, dia memang tak ingin ikut campur urusan sang ibu. Namun, bersikap tak acuh bukan berarti dia tak ikut khawatir ketika melihat ibunya gelisah. Airi menjadi lebih diam dari biasa. Hanya dengan melihat, Kazuki bisa tahu ada sesuatu yang mengganggu pikiran Airi. Bunyi bel sekolah dari pengeras suara memecah lamunan Kazuki. Jam pelajaran telah usai, digantikan oleh jam istirahat. Anak-anak segera berhamburan keluar setelah sang guru pergi dari ruang kelas. Ramai celotehan anak kelas menghampiri telinganya. Dia menoleh ketika mendapati seseorang telah berdiri di samping mejanya dengan membawa sebuah wadah bento. “Kau tak bawa bekal lagi?” tanya anak itu. “Harus ke kantin di jam makan siang sangatlah merepotkan.” “Aku tak minta diantarkan lagi, Chikara,” jawab Kazuki. “Kau tunggu saja di halaman belakang bersama yang lain. Aku sudah tahu lokasi kantin.” Teman Kazuki mengangguk. “Sebaiknya kau ta
Read more
[28] Retak
KEKHAWATIRAN AIRI TERHADAP ancaman Kei membuatnya mencoba menggali lebih dalam mengenai wewenang yang dimiliki pria itu atas perusahaan tempat Hiroki bekerja. Airi tidak menyukai hasil yang didapatnya. Waktu telah menunjukkan pukul enam sore. Jam kerja telah selesai karena sejak dia memimpin, dia telah menetapkan peraturan yang melarang adanya lembur kerja kecuali jika benar-benar diperlukan. Jadi, maklumlah jika suasana kantor sudah cukup sepi. Saat itu, hanya tinggal dia, Yugao, dan beberapa staf karyawan lain yang masih tinggal. Yugao dan para staf itu sedang menyelesaikan sisa pekerjaan mereka, sementara Airi …. Layar monitor di hadapannya ditatap dengan nanar. Dia masih belum menerima realita bahwa Kei Hasegawa memegang separuh dari saham Hisaya Inc., perusahaan real estate yang sekarang dipimpin oleh Hiroki. Jatah saham lima puluh persen adalah jumlah yang besar, sangat besar. Kenapa Hiroki tak memberitahunya tentang ini? Berbed
Read more
[29] Kontak
SAAT PAGI TIBA, suasana di apartemen masih belum membaik. Airi tahu, sisa ketegangan dari pertengkaran tadi malam takkan hilang begitu saja. Dia hanya mencoba berharap, meskipun harapan tersebut sia-sia. Kazuki tak mengatakan sepatah kata pun ketika mereka berpapasan. Dia bahkan menolak sarapan dan pamit berangkat sekolah lebih awal dari biasa. Airi agak lega ketika mendapati anak itu masih mau berpamitan padanya. “Jangan lupa untuk tetap sarapan di sana!” seru Airi saat Kazuki telah berjalan di lorong apartemen. Seruan itu tentu saja tak dihiraukan. Airi tak dapat menahan embusan napas lelah. Dia sendiri tak berselera makan, tetapi memaksakan diri untuk menghabiskan sepotong sandwich. Orang-orang kantor kelihatan cukup terheran ketika mendapati Airi datang lebih awal dari biasa. Airi tak menjelaskan apa pun. Dia hanya menyapa mereka seperti hari-hari sebelumnya, kemudian bergegas ke kantornya sendiri. Ketika jam makan siang tiba, dia memberi
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status