Semua Bab The Second Season: Bab 11 - Bab 20
74 Bab
Season Kedua
Semoga ini harga yang pantas untukku pertaruhkan. Ingatanku, untuk keselamatanmu. ~Tiara Alyana~ *** “Padahal baru semalam, sudah terjadi persaingan ranking antar penulis?” Tiara tidak mengerti, teknik marketing konyol apa lagi yang digunakan Madam Asri. Partisipasi penulis dan pembaca begitu cepat dan meledak-ledak pada aplikasi baru mereka. Yang menjadi pelopor utama dari riset sementara, seratus juta lebih pembaca di aplikasi J&T berkunjung ke novel eksklusif Theós of Authority yang dapat diakses online. Tak kalah juga dengan banyaknya penulis pemula yang mengunggah novel terbaik mereka dan sudah mendapat pembaca yang tak kalah banyak pula. “Begitulah. Gue makin bangga sama lo, Ti.” “Kenapa? Theós of Authority? Gue udah yakin sih, kalau bisa langsung top ranking.” Dengan percaya diri Tiara menjawab. “Bukan. Lo bilang baru menyiapkan projek season kedua, kan? Tadi pagi
Baca selengkapnya
Bab 1
Sejak dahulu, Dewa dan Iblis hidup berdampingan walau selalu bersiteru dengan perbedaan pendapat. Berdebatan hingga terjadi perkelahian sering terjadi sebagai solusi akhir, dimana yang menang akan mendapat hak untuk mengambil keputusan.Sampai pengetahuan politik berkembang, di mana persetujuan untuk memilih salah satu pemimpin antara kedua Suku. Sebagai pemimpin langit dan bumi, dan juga mengatur kematian dan kehidupan di seluruh alam.Untuk menghindari pertikaian yang lebih besar, mereka sepakat untuk mencalonkan pemimpin masing-masing Suku. Suku Dewa diwakili oleh Dewa Agung Asoka, dan suku Iblis diwakili oleh Raja Iblis Mammon. Kedua perwakilan diberikan waktu untuk memimpin kedua suku dalam waktu 10 tahun.20 tahun berlalu. Setelah sampai pemilihan pemimpin dengan pengambilan suara terbanyak. Hasil yang didapatkan tidaklah memuaskan. Masing-masing perwakilan mendapatkan suara yang sama, karena rakyat di setiap suku memilih pemimpinnya masing-masing.
Baca selengkapnya
Tidak Mungkin Diubah
Kupikir ini hukuman yang ringan, tapi nyatanya ... aku tersiksa dengan perasan yang hampa ini. Satu pertanyaan yang menetap. “Kenapa aku terus merasa bersalah?”~Tiara Alyana~***“Hoam ....” Tiara menguap tanpa tahu malu. Dengan mata yang sudah sayu ia melipat tangan di atas meja untuk dijadikan bantakan kepalanya.Ilham yang baru masuk kelas dan mengambil duduk di sebelah Tiara keheranan. “Ngapain lo? Belajar?”Tiara hanya menggelangkan kepalanya sebagai jawaban. Dirinya butuh asupan cogan (cowok ganteng) buat menjernihkan mata dan pikiran.Melihat novel Theós of Authority di atas meja, Ilham mulai mengerti, sepertinya Tiara sedang mempelajari ceritanya kembali untuk revisi season keduanya. “Nggak usah diforsir, Ti. Masih ada waktu sampai up minggu ini.”Tiara langsung bengun menatap tajam Ilham yang biacara semau jidatnya. Ia tidak t
Baca selengkapnya
Bertemu Kembali
Kau pergi setelah berkata akan bertanggungjawab ... Hebat sekali! Jadi tidak masalah aku datang untuk menagihnya, bukan?~ Astro Climton ~***Ruang pertemuan istana Suku Iblis. Dua makhluk immortal bersujud di hadapan Dewa yang menjabat sebagai Raja Iblis saat ini duduk di singgasananya.“Omili, bagaimana dengan tugas yang kuberikan?” tanya Sang Penguasa menopang dagu pada salah satu tangannya.Makhluk bola kuning yang ditanya melirik terlebih dahulu pada makhluk setengah serigala di sebelahnya. Mereka bertukar pandang seakan sedang bertelepati dengan keadaan Tuan mereka. Tatapan kosong dan raut wajah lesuh, setia terpatri sejak kepergian Dewi Pencipta. Semakin lama, kondisi Sang Tuan semakin buruk. Tubuh yang bekerja seakan tanpa jiwa, walau tidak ada celah untuk itu, tapi sangat mengkhawatikan bagi mereka yang berada di sisinya.“Portal yang Anda buat sudah sepenuhnya hilang,” jawab Omili
Baca selengkapnya
Tidak Terlihat
Keadilan apa yang kau berikan sebagai penulis? Kau bahkan tidak bisa melihatku lagi. Kanapa aku harus mengulangnya kembali dari awal?~Astro Climton~***Mengelilingkan pandangannya, ini tempat yang tidak asing. Senyum Astro mengembang masih bisa melihat hunian yang tampak seperti kadang kerbau ini. Seketika kepalanya menoleh ke arah pintu saat mendengar kunci yang akan dibuka.Kegelapan kamar perlahan bercahaya dari celah pintu yang melebar. Terbentuk siluet dua orang, pria yang tengah membopong wanita lunglai. Senyum itu memudar saat dapat dipastikan siapa yang tengah dibopong itu. Mata Astro seketika menajam pada pria yang tidak ia kenal itu. Aura kegelapan yang mencekam suasana kamar membawakan hawa dingin.Klik!Lampu kamar menyala memperjelas pandangan yang semakin membuat Astro terbangkitkan amarahnya.Hoek ~“Tiara, bego!” maki Ilham pada Tiara yang langsung mengeluarkan isi perutn
Baca selengkapnya
Sebelum Semuanya Dimulai
Flashback On Belenggu yang terasa mengetat di bagian tangan dan leher membuat Astro hampir kehilangan napas. Entah doa-doa apa yang diberikan Dewa Suci untuk mensucikannya hari ini. Hanya ringisan yang tergambar jelas di raut wajahnya. “Tuan! Tuan! Ini Omili. Tuan bisa dengar?” Menahan rasa sakit dan napasnya yang tercekat, Astro tetap berusaha sadar dengan memejamkan matanya, terlihat seperti sudah pingsan. “Omili? Bagaimana bisa?” tanyanya di dalam pikiran. Ini adalah mindlink, hanya bisa dilakukan Dewa dan Iblis dengan kekuatan tingkat tinggi. “Saya menggunakan sihir Dewa, Tuan. Saya berhasil mencuri buku mantranya!” *** Dunia Suku Iblis. Istana Raja Iblis. Astro memegang buku bersampul penuh warna yang tidak ia percaya berisi mantra untuknya ke dunia Manusia. ”Kau tidak bercanda Omili?” “Benar, Tuan itu bukunya. Hanya saja, istilah dunia Manusia dan dunia Suku Mur
Baca selengkapnya
Keanehan Tiara
“Bukankah, aku tidak benar-benar mengulangnya dari awal?” ucap Astro memperhatikan bundelan kertas di tangannya. “Pada akhirnya dia hanya menulis apa yang sudah dialami, tanggung jawab apanya? Kenapa dia juga kembali tidak bisa melihatku?”Melihat Tiara membelakanginya, di tepi kasur Astro mengamati aktivitas Tiara yang sudah ia hafal itu. “Aneh, Aku berasa sedikit lega karena masih bisa melihatnya dari dekat.”Astro tidak bisa melakukan seperti yang dulu ia lakukan, menjahili dan berusaha untuk keberadaanya diketahui. Setelah Astro tahu jika perbuatannya dulu itu sangat membuat Tiara tersiksa. Menunggu seperti ini adalah pilihannya.***“Dewi Amiola, Dewi yang sudah dipersiapkan sebagai Dewi Agung untuk bersama Dewa Asoka. Kecantikan, kepribadian, bahkan kepintarannya membuatnya mendapatkanbanyak pendukung dari bangsawan Suku Dewa. Dewi bersejarah di masa peperangan Suku Dewa dan Suku Iblis yang tidak pernah kete
Baca selengkapnya
Negosiasi
“Udah tahu Sisca begitu.” Tiara menanggapi sejenak curhatan Ilham. Ia mendengarkannya, tapi tidak ada ide untuk memberikan saran yang baik. “Lo nggak ada cita-cita bantuin gue apa?” pertanyaan terakhir itu, Tiara menekan tombol delete setelah mem-blok semua tulisannya. Srup~ Ilham menghabiskan minumannya sebelum siap bekerja untuk Tiara. “Apa yang bisa gue bantu?” Tiara menyodorkan flashdisk di atas meja. “Cari file tentang kutukkan Astro. Waktunya tinggal besok untuk up bab 2, kalau terlewat gue harus cari bahan lain untuk lanjut revisi bab 3.” Ilham mengambil flashdisk itu, lalu mengamati keseriusan Tiara.  Ia semakin tidak tega melihat Tiara saat ini lebih depresi daripada ‘diganggu setan’ saat itu. “Kalau boleh tahu, Ti. Gimana sih perjanjian lo sama editor? Bukannya Madam Asri keras kepala masalah publish per-babnya setiap minggu? Dan setahu gue Editor nggak akan bisa berbuat apa-apa kala
Baca selengkapnya
Hasil Negosiasi
Ruang rapat menjadi hening. Madam Asri, Kania, dan Nani mencoba memahami penjelasan Tiara yang seperti dongeng anak-anak. Seperti terjatuh pada dunia imajinasinya sendiri. Semakin meragukan saat Tiara mengatakan, “Aku terbangun dan tidak mengingat apapun. Tapi aku yakin kalau sudah terjadi sesuatu setelah aku pulang dari acara lauching.” Tuk tuk tuk. Suara ketukan pena dengan meja beradu. Itu perbuatan Madam Asri yang ingin mengatakan sesuatu, namun sangat ia pertimbangkan. “Bagaimana jika aku memberikan alternatif, tanpa harus menarik naskah yang sudah kamu kirim. Karena menghapus bab pertama yang sudah di-upload belum tentu menghapus jejak digitalnya. Bisa saja ada yang menyalinnya.” “Alternatif bagaimana Madam?” Tiara tahu betul emosinya begitu menggebu sampai memaksakan kehendak, jadi ia berusaha mendengarkan apa yang disarankan Madam Asri. Madam Asri memutar pena dengan jar
Baca selengkapnya
Hasil Negosiasi
Ruang rapat menjadi hening. Madam Asri, Kania, dan Nani mencoba memahami penjelasan Tiara yang seperti dongeng anak-anak. Seperti terjatuh pada dunia imajinasinya sendiri. Semakin meragukan saat Tiara mengatakan, “Aku terbangun dan tidak mengingat apapun. Tapi aku yakin kalau sudah terjadi sesuatu setelah aku pulang dari acara lauching.” Tuk tuk tuk. Suara ketukan pena dengan meja beradu. Itu perbuatan Madam Asri yang ingin mengatakan sesuatu, namun sangat ia pertimbangkan. “Bagaimana jika aku memberikan alternatif, tanpa harus menarik naskah yang sudah kamu kirim. Karena menghapus bab pertama yang sudah di-upload belum tentu menghapus jejak digitalnya. Bisa saja ada yang menyalinnya.” “Alternatif bagaimana Madam?” Tiara tahu betul emosinya begitu menggebu sampai memaksakan kehendak, jadi ia berusaha mendengarkan apa yang disarankan Madam Asri. Madam Asri memutar pena dengan jar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status