Semua Bab MR. D: Bab 51 - Bab 60
86 Bab
Sebuah peringatan
Suasana malam di rumah Haji Wachid tampak hening para penghuninya sudahlah terlelap amat sangat. Setelah kehebohan Putri dan Sari yang bermimpi buruk dengan malam yang sama.Tampak sekilas Ki Datuk Panglima Kumbang kembali di panggil untuk menjaga rumah Haji Wachid serta Maung Bodas si macan putih yang bertugas menjaga rumah Haji Kardi.Sedangkan arwah Mas Hasan Jaelani tampak duduk di teras dengan terus menatap langit berharap semua kejadian-kejadian di desanya cepat berlalu dan ia segera bisa pergi ke alam atas.Terlihat Jaka dan Putri tengah menikmati tidurnya mereka berdua terbaring dan tengah terlelap. Tanpa sadar bahwa sudah ada yang datang duduk di kursi pojok kamar mereka. Dia adalah sang petapa sakti Effendik Jangkaru yang datang menyambangi murid kesayangannya Satria Langit atau yang sekarang berinkarnasi pada tubuh Beby Wahyu.Seakan sadar sang guru datang menemuinya si kecil Beby wahyu merangkak turun dari atas kasur dari pelukan Putri Mamanya
Baca selengkapnya
Marcuet
Adi Yaksa mulai berpikir keras tentang ucapan petapa Effendik dan Satria Langit. Di atas singgasananya tampak iya sedang termenung dengan posisi bertopang dagu. Karena baru saja kedua musuh bebuyutannya baru saja datang berkunjung dan memberi peringatan keras padanya.“Patih Kebo Marcuet kemarilah,” ucap Raja Adi Yaksa meminta salah satu patihnya yang bermukim di tebing sebuah sungai bernama Kali Konto tepat di belakang desa Mojokembang.Kebo Marcuet yang sedang bertapa di salah satu batu paras besar tepi sungai Konto sesaat membuka mata karena mendengar panggilan sang raja Adi Yaksa.“Patih hadirlah aku membutuhkanmu datanglah,” ucap Raja Adi Yaksa.Kebo Marcuet yang sedang dalam posisi bertapa hanya tersenyum akhirnya kau membutuhkanku Adi Yaksa. Ucap Kebo Marcuet dalam hatinya. Seraya berdiri Kebo Marcuet mengentak tanah tiga kali dengan kakinya lalu terbang ke atas menuju kerajaan Adi Yaksa.Ketika Sang Patih Kebo Marcue
Baca selengkapnya
Penghabisan
Sebuah altar langit terhampar tanpa batas di atas kota Jombang. Di antara bumi dan langit namun tak sampai melampaui atmosfer, hanya berada di sela-sela antara mendung dan awan putih yang akhir-akhir ini tertambat tak mau pergi di atas kota Jombang.Di bawah sinar rembulan merah dengan segala mitos dan legendanya. Tertambat dua sosok petapa bersila berhadapan, ya mereka adalah guru dan murid, Wahyu dan petapa Effendik tengah berdiskusi keras teramat alot mengenai sebuah akhir dari riwayat kota Jombang di bawahnya.“Guru sang raja dari raja siluman sudah muncul rupanya. Dia Kebo Marcuet kakak dari Adi Yasa seorang siluman yang hanya bisa aku kalahkan dengan sosokku sebagai satria langit. Namun sosokku sebagai Wahyu tak kan mampu mengatasi kesaktiannya,” celetuk Wahyu terus berpikir mengurai jawaban dari segala masalah kota Jombang dan ia tak mengira kalau musuh-musuhnya di masa lalu akan terbangun satu-persatu.“Satria walau tubuhmu sekarang ter
Baca selengkapnya
Dek Nur
Malam ini malam satu suro suasana kota Jombang tengah mencekam kebakaran dimana-mana. Kesurupan masal terjadi di beberapa tempat, kekacauan dan penjarahan terjadi di beberapa tempat. Jalanan menjadi tempat pemerkosaan sejumlah wanita  kini keadaan kota Jombang seakan menjadi kota mati.Tangisan dan teriakan kengerian di setiap sudut gang darah tertumpah dimana-mana. Warna aspal tak lagi hitam menjadi semerah darah bergeleparan nyawa dimana-mana. Malam ini seperti biasa sebagai pertanda awal kehancuran hujan deras dan badai mengguyur serta menyapu kota menambah kehancuran semakin hancur untuk kota yang berjuluk kota beriman bersih indah dan nyaman yang kini tak lagi elok dihuni.Di sudut-sudut kota terjadi peperangan antara anggota T O H dan para setan atau siluman. Dari mulai anggota T O H ring paling lemah hingga terkuat semua bertarung. Banyak pula dari mereka yang telah gugur mempertahankan kota Jombang.Di sudut pojok desa Mojokembang tepatnya di ujung
Baca selengkapnya
Dava Bin Kardi
Gerimis masih terus berjatuhan di pelataran rumah Haji Kardi. Menyapu darah yang meluber di setiap sudutnya. Beberapa tempat menggenang pula bekas luberan di sudut-sudut ruang kental merah matang bercampur lumpur dan tanah basah serta rerumputan.Dalam area belakang hingga jalanan depan rumah Haji Kardi tergeletak beberapa mayat dari anggota T O H yang telah gugur sebagai syuhada. Tubuhnya pun ada dari beberapa mayat yang sudah tak berbentuk, karena yang mereka lawan bukanlah manusia tapi sebuah pasukan dari kerajaan setan terkuat di kota mereka.Kondisi rumah Haji Kardi sudah tidak utuh lagi bagaikan yang tersisa hannyalah puing-puing sisa dari robohnya dinding rumah yang semula kokoh kini berantakan tak menyisakan satu pun pilar penyangga untuk menopang semuanya roboh.Habis sudah keluarga Haji Kardi dengan segala kejayaannya tak bersisa kini tinggallah Dava  berdiri mematung di tengah-tengah rumah yang sudah rata oleh tanah. Tetap lekat menatap dua sosok
Baca selengkapnya
1000 Pasukan Kegelapan
Jaka tengah meletakkan jasad kedua orang tuanya di atas ranjang yang tak ikut hancur. Bersama hancurnya fondasi rumahnya yang selama ini kokoh tak tergoyahkan malam ini runtuh jua.Dengan mata yang begitu tegar setegar batu karang hasil dari tempaan keadaan selama ini. Sehingga sesulit apa pun keadaan yang dihadapi sorot matanya tetap tajam tak tergoyahkan. Walau dalam hatinya tetap tercabik-cabik penuh kesedihan dan aroma balas dendam.Jaka lalu mengecup kening kedua orang tuanya yang sudah terbujur kaku tak bernyawa. Gugur menjadi syuhada membela kebenaran di kota Jombang tercinta.“Abah, Umi, terima kasih telah  mengantarkan Jaka sampai hari ini dan maaf di akhir kalian aku tak mampu menolong kalian hingga semua ini terjadi beristirahatlah Abah, Umi. Aku berjanji akan membawa pulang menantumu Putri,” terucap kata-kata terakhir teruntuk kedua orang tuanya dari Jaka mengalir perih melalui bibirnya yang sudah mulai memutih pucat sayu terlalu lel
Baca selengkapnya
Pemuda Majapahit
Mendung sedang bergulung-gulung pekat di atas langit kota Jombang tepatnya di atas desa Mojokembang. Sebuah desa area kecamatan Mojowarno sebelah timur kota.Mendung hitam tertambat tak mau pergi bahkan terus bertambah sesekali tampak menjulurkan lidah-lidah petir meraung hingga ke bawah langit. Tak jarang petir menyambar apa pun yang ia lintasi hingga menapak tanah.Hujan semakin deras tertumpah dari awan hitam yang terus berkumpul dari segala penjuru kota menjadi satu. Di tambah angin berembus tak beraturan sekiranya bolehlah saat ini, hari ini, detik ini kota Jombang bisa di sebut sebagai kota siaga satu bencana badai.Dari luar kota Jombang yakni dari kota-kota sekitarnya yang tampak aman-aman saja tak terjadi satu peristiwa aneh apa pun. Karena itu penduduk kota lain sangat heran kenapa hanya kota Jombang yang layaknya kota mati seakan ada kabut gelap memagari pinggiran kota tiada yang berani melintas untuk melewatinya.Di daerah kota Mojokerto tepat
Baca selengkapnya
Ormas Mataram
Di sebuah tempat di barat kota Jombang tepatnya di daerah perbatasan antara kota Jombang dan kota Kertosono. Di dalam sebuah Musala sederhana bernama Al Hidayah di seberang jalan raya Kayen masuk daerah kecamatan Kertosono.Dua sosok pemuka agama kota Kertosono tengah berbincang di dalam Musala. Tentang sebuah dinding kabut aneh yang menyelubung tebal bersaf-saf tinggi pas di samping timur Musala Al Hidayah.Karena pagar Musala Al Hidayah juga berfungsi sebagai batas akhir kota Jombang. Lalu di sebelah barat pagar sudahlah masuk wilayah Kertosono. Sudah sewindu lebih pagar terselimut dinding kabut pekat hitam seakan kota Jombang terkurung di dalamnya.Namun banyak santri yang rumahnya di desa balik dinding sisi timur termasuk santri dari dua sosok pemuka agama Kertosono tersebut yang tak bisa keluar dari belenggu dinding kabut sehingga berbulan-bulan tak ada kabar berita.Sedangkan Masyarakat di sisi barat dinding tak berani masuk ke sisi timur takut deng
Baca selengkapnya
Laskar Lamongan dan Wong Kediri
Krik, krik,Kingkung, kingkung,Suara-suara jangkrik mengerik dan kodok mengorek terdengar leluasa mengisi seluruh sisi hutan Ndawar Belandong. Sebuah nama hutan disisi paling utara kota Jombang di antara perbatasan kota Jombang dan kota Lamongan.Alas Ndawar begitulah julukannya sebuah hutan lebat di atas bukit di atas dataran tinggi namun bukanlah sebuah gunung hanya sebuah dataran tinggi. Alas Ndawar terkenal pula dengan perkebunan rakyat di sisi area Lamongan dengan belasan hektar ditanami pohon kayu putih.Berbeda dengan perbatasan kota Jombang dengan kota disisi yang lain di sisi utara ini berbatasan langsung dengan kota Lamongan dan bersekat hutan lebat bukan pemukiman ataupun jalan raya.Di area ini kota Jombang di serang pasukan jerangkong hidup yang di pimpin oleh panglima Jerangkong. Pasukan jerangkong hidup yang mengambil bentuk serupa tengkorak hidup terkenal sangat beringas dan tak pernah memandang area lawan. Bahkan sering mereka kelua
Baca selengkapnya
Titik Terang
Di atas awan gelap pas di atas desa Mojokembang, langit masih begitu gelap dengan badai petir tiada hentinya menyambar ke bawah langit. Hujan deras serta angin rebut terus mengguyur dan menderu kencang.Saat di bawah langit kota Jombang terjadi pertempuran sengit di mana-mana pertempuran akhir kota. Dimanah nasib kota Jombang di pertaruhkan dalam pertempuran atau perang kali ini. Di atas langit jua tiada sepi dari perang besar kali ini, di atas awan tampak beberapa kali benturan cahaya kilat memercikkan api dan sesekali menciptakan ledakan dahsyat sehingga percikan dari benturan tersebut sampai terlihat hingga ke bawah.Benturan antara dua kekuatan besar yang sedang bertarung yakni antara Wahyu dan Kebo Marcuet begitu sengitnya. Kali ini keadaan tengah berimbang Wahyu yang terus melancarkan pukulan dan ajian kepada Kebo Marcuet dapat di patahkan mentah-mentah olehnya. Begitu pula sebaliknya Kebo Marcuet walau beberapa kali melayangkan serangan pada Wahyu jua dapat di p
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status