Semua Bab Suratan Takdir Sang Anak Paranormal: Bab 31 - Bab 40
90 Bab
MASALAH BARU
Adhimas yang sudah berada di Komplek Citra segera mendekati kerumunan. Dan ia melihat arwah gadis itu dan arwah si pria berdiri tepat di bawah pohon mangga. "Sepertinya gadis itu yang melakukannya," Ucap Adhimas pada Angi yang masih terpaku. "Iyaa. Aku pun berpikir seperti itu. Mereka semua akan bertemu di alam arwah," Angi. "Tiidddaaakkkkk!!!" Teriak seorang wanita dari kejauhan. Seorang wanita lansia yang baru saja melintas. Ia masuk ke dalam kerumunan warga. Ia menerobos orang -orang yang berdiri menghalangi. Hingga akhirnya ia sampai di depan jasad pria itu. Tangannya gemetar, kakinya mencoba melangkah perlahan menuju jasad yang masih tengkurap. ”Kenapa kamu tinggalkan mamah, nak?” suaranya sedih. Ia berlutut di depan jasad itu dan memegang tangan anaknya yang sudah dingin itu. ”Kenapa semua orang diam aja? Tolong bantu anak saya!” teriak ibu itu dengnan suara gemetar. “Kami sudah memanggil Polisi setemp
Baca selengkapnya
TERJEBAK TUBUH BARU
Tangannya gemetar seperti sedang kedinginan. Wajah dan bibirnya berwarna putih pucat. Nafasnya terdengar tidak teratur. “Kamu belum telat, kok. Tenang aja ya!” berkata partner kerja sebelahnya. ”ii..iii.. iyaa,” jawabnya gagap. Matanya memanah semua orang yang sedang bekerja. Seakan ia sedang menghindari sesuatu. “Kenapa anak baru itu? Dia sakau?” berkata bisik-bisik seorang pekerja lainnya. ”Gak mungkin juga lah, mana bisa dia lolos kalau ketahuan make,” celetuk teman sebelahnya. ”Benar juga. Semua pekerja di sini aman dari yang begituan.” Satu jam telah berlalu, si pegawai baru mulai beradaptasi dengan badannya. Ia mulai tenang. Semua pekerja yang memperhatkannya kembali bekerja dengan fokus. Tak ada lagi yang menggunjingnya. “Nih, makan permen,” ucap partner kerjanya. “Oh, iya. Makasih, mas.” Suaranya masih bergetar. Ia seperti tak sanggup menahan desakan dalam dirinya. Ia berdiri dari kursiny
Baca selengkapnya
NYAWA YANG HILANG DAN YANG BERTAHAN
Sikapnya sangat pemarah dan egois. Ia tak bisa diatur, tidak seperti adiknya, yang penurut dan cerdas. Kuliah kakaknya terbengkalai, ia hampir saja di DO dari kampusnya. Ia lebih senang berpesta pora dengan teman-temannya. Sudah puluhan wanita yang menjadi pacarnya. Tapi, semua itu karena uang. Setelah jasad adiknya ditemukan, mereka segera melakukan pemakaman. Keluarganya menolak untuk dilakukan otopsi. Hal itu hanya akan menambah kesedihan orang tuanya. ”Ahhh! Kenapa aku tak bisa masuk! Kenapaa!!” teriak arwah kakak sulungnya. ”Sial! Ini tidak adil!” Jasad adiknya terbaring kaku di depan mimbar masjid. Para jamaah sudah memenuhi ruangan masjid yang hendak melaksanakan shalat jenazah. Sementara, arwah kakaknya, masih berusaha untuk masuk ke dalam tubuh adiknya yang sudah mati. Berharap ia pun bisa berganti tubuh. Sayang, itu semua mustahil. Pemakaman dilaksanakan pagi hari, semua keluarga, tetangga dan kerabat dekat dari adikn
Baca selengkapnya
TERSADARKAN
Kata-kata si mbah penuh dengan makna. Ia harus berhati-hati. Rupanya, berpindahnya arwah seseorang ke dalam tubuh manusia yang masih hidup, tidaklah mudah. Tubuh barunya akan banyak mengalami penolakan, karena arwahnya, sejatinya, tidak sinkron dengan respon dari tubuhnya. Sehingga, dalam hal apapun, dalam kehidupan sehari-hari, arwah itu harus bisa mengatur ritme. Sekarang ini, pada hari ini, reaksi tubuhnya akan mengantarnya pada kebiasaan barunya. Berbeda jauh dengan kakaknya, Ahmad sangatlah cerdas. Pada lima tahap seleksi interview perusahaan asing tersebut, ia lolos semua tahapannya. Hingga hari itu, pada saat interview bersama salah satu HRD perusahaan tersebut. Tubuhnya tak kuasa untuk menolak berada di dekat HRD tersebut. Entah mengapa, tubuhnya tiba-tiba gemetar. Ia pamit ke toilet untuk minum obat penenang. Kemudian kembali ke ruangan. Dan, hari itupun terjadi. Ia seperti sakau. Tubuhnya gentar dan gemetar saat m
Baca selengkapnya
SI MBAH MELAWAN KI SLAMET
"Lalu? Apa hubungannya dengan saya?" "Ada, jimat itu. Jimat yang bisa membuat arwah itu tunduk. Saya menginginkannya!" "Tidak. Tidak bisa!" "Saya akan menghadapi suami mu. Kamu tak perlu takut." "Si mbah sudah sakti. Tak perlu lagi jimat ini." "Justru ituu.. Jimat itu akan membuat saya semakin kuatt. Ha Ha Ha!" "Jangan!" "Jangan!" Seekor harimau datang menerjang Angi yang sedang berdiri tepat di persimpangan pintu. Harimau putih itu melompat bagai seorang predator yang sedang kelaparan. Angi, tak sadarkan diri. Lalu, pingsan. Dalam tidurnya, ia bermimpi, harimau putih sedang berhadapan dengan seekor ular raksasa. Harimau putih itu menjelma sebagai si mbah dan ular raksasa itu adalah Ki Slamet. Mereka bertarung dengan kekuatan supranatural yang mereka miliki. Si mbah, yang sudah lama bernaung dalam ilmu kanuragan dan supranatural, unggul dalam mengelabui Ki Slamet. Ular raksasa itu, terken
Baca selengkapnya
MENCARI MANGSA BARU
’Aku ini juga makhluk halus. Ha ha ha’ ucapnya dalam hati. “Oh, gitu. Bisa lihat makhluk halus bukan berarti harus dijauhi, bukan? sela Rusyd. ”Iya juga sih. Cuma serem aja. Kalau tiba-tiba makhluk itu muncul, iiihhhhhh…” ucapnya. ”Kaya ini maksudnya!” Rusyd menampakkan wajah aslinya pada Riana. ”Huuaaaaaa!!!” teriak Riana histeris. Ia mendorong kursi tempat duduknya hingga kursi itu terjatuh. Riana panik bukan kepalang. Orang yang ia temui malam ini berubah menjadi hantu yang menyeramkan. Wajah Rusyd berubah putih pucat. Matanya membulat besar, lingkar matanya hitam legam. Mulut dan hidungnya mengeluarkan darah. Tubuhnya mengeluarkan kabut hitam mengelilingi tubuhnya. Riana yang panik ingin segera melarikan diri. Ia melangkahkan kakinya untuk segera menjauh dari meja itu. Saking paniknya, salah satu sepatu heels yang ia gunakan berukuran 7 cm itu, patah. Tubuhnya sudah condong ke arah lantai, namun, tulang iga belakang
Baca selengkapnya
MASUK PERANGKAP
Tatapan Rusyd pada Maryam penuh dengan hasrat. Ia mengedipkan sebelah matanya menandakan seperti telah terjadi suatu perjanjian. ”Pegawai itu memang lancang. Dia saya skors 2 hari,” ucap Maryam pada staff lainnya.Maryam berjalan melewati para staffnya dan ia menuju ruang kerjanya. Rusyd yang baru saja di skors, menyunggingkan senyum degan lirikan mata tertuju pada Maryam yang sedang berjalan. Tangan kanannya memegang bibirnya yang seakan – akan sedang tergiur oleh sesuatu. Angi memperhatikannnya dari kejauhan. Rusyd berjalan menuju meja kerjanya. Semua pegawai yang berada di sekitar mejanya menatapnya dengan penuh penasaran. Rusyd yang sadar sedang diperhatikan, ia sengaja berlagak santai, bak tidak terjadi sesuatu padanya. Ia duduk di kursinya dengan gaya seperti duduk di pantai, badannya condong ke belakang dan kakinya disimpan di atas meja. “Aahhh! Dunia ini tidak asik. Semua manusia disini sama saja!” ucap Rusyd dengan suara enteng
Baca selengkapnya
ARWAH YANG LAPAR
Ia tiba di kamar hotel sesuai intruksi dalam undangan tersebut. Ia masuk ke dalam hotel. "Piiippp," suara infra red mendeteksi kartu kamar hotel. Saat ia menoleh, ia terkejut. Jantungnya hampir copot. Rusyd berdiri di hadapannya! "Huaaaaa!!!" teriak Bu Maryam sekeras mungkin karena saking terkejutnya dengan Rusyd. Aura Rusyd sejenak menjadi hitam. Ia sudah tak sabar ingin melancarkan aksinya. Namun, ia mengontrol dirinya kembali. Ia tak mau tergesa-gesa seperti kejadian bersama Riana. Ia tertangkap kamera CCTV. Rusyd melangkah maju mendekati Bu Maryam yang masih menutup kedua matanya. "Sssssttt," suara Rusyd mendesis. Jari telunjuknya bersentuhan dengan bibir merah Bu Maryam. "Tenanglah! Ini aku," ucap Rusyd. Aku sudah menunggumu sejak tadi. Kukira kamu tidak akan datang. Aku mulai cemas, jadi aku menunggumu di dalam. "Maaf kalau menunggu lama. Aku terjebak macet," responnya. "Ayo lihatlah ini! Indah sek
Baca selengkapnya
JIMAT KI SLAMET
Sebelum Adhimas datang, kali ini, Angi meminta Ki Slamet untuk memunculkan wujudnya di hadapan Angi. Namun, Angi merasa bingung, bagaimana cara memanggil Ki Slamet. Karena, biasanya Ki Slamet lah yang selalu datang kepadanya. "Gimana ya cara panggilnya?" tanyanya pada diri sendiri. Angi memandangi ponselnya. "Seandainya ia bisa di telepon. Hufftt!" ucapnya. "Haruskah?" "Haruskah memanggilnya dengan ritual itu?" ucapnya. Angi yang kebingungan tak tahu harus memulai dari mana untuk menyiapkan ritual itu. Keluarganya memang keturunan paranormal namun Angi tak pernah sedikitpun melirik bagaimana cara melakukannya. "Ahh, mungkin aku panggil saja langsung namanya. Dia selalu disampingku pasti dia mendengarku," ujarnya dalam hati. "Assalamualaikum Ki," ucapnya. "Maaf, Ki, saya boleh minta tolong? Bisakah aki hadir disini?" "Dasar anak jaman sekarang! Panggil aku dengan sopan!" suara Ki Slamet menggema di kamarnya.
Baca selengkapnya
JEBAKAN BERAKHIR DUKA
Angi membalasnya dengan senyum. Ia membuka undangan berwarna merah itu. Dalam undangan itu tertulis bahwa ia mengundang Angi untuk datang ke salah satu Caffe tak jauh dari indekosnya. Dalam undangan itu pula tersimpan sebuah souvenir kalung emas untuknya. Tak sedikitpun Angi tergoda untuk materi yang ia berikan itu. Namun, ia akan tetap datang untuk memenuhi undangannya tersebut. Angi lantas memberi tahu Adhimas perihal isi undangan merah itu. Tentu saja, sebuah rencana untuk menangkapnya sudah disiapkan. Caffetaria. Pukul 07.00 malam. Angi datang sendiri ke Caffe tersebut tanpa ditemani Adhimas. Ia berjalan masuk dengan percaya diri. Langkahnya menuntunnya menuju meja 014. Sebuah tempat yang sudah di booking sehari sebelumnya. Meja 014 masih kosong. Rupanya Rusyd belum ada di tempat. "Hei! Lama nunggu ya?" suara yang tidak asing ditelinganya. "Oh. Baru saja sampai kok," sahutnya. "Aku baru saja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234569
DMCA.com Protection Status