Semua Bab Soul Contractor: Bab 31 - Bab 40
42 Bab
Bab 29
Dua minggu sudah berlalu sejak misi terakhir yang mereka lakukan kemarin, Kali ini tepat pada pagi hari buta, mereka berencana patroli lebih awal, karena situasi Soul Beast belakang ini semakin mendesak.  Memamerkan Hand Gloves baru di tangan nya, Malvic merasa puas saat melihat wajah Stev yang dipenuhi dengan rasa iri.  "Hei kau mencuri dimana Hand Glove bagus ini" Tanya Stev yang tak tahan dengan Senjata baru Malvic, bukan karena ia menginginkan Hal yang sama, namun lihatlah kecanggihan Hand Gloves Milik Malvic yang bisa berubah bentuk menjadi beberapa senjata, ia merasa sangat teraniaya.  'Sobat jujur saja palu yang saya pikul setiap hari sangatlah berat' "Hah, mencuri katamu, ini adalah hadiah kecil yang di berikan oleh teman baik ku" Ucap Malvic yang sangat puas dengan Hand Glove barunya, Hand Gloves ini di ciptakan dengan Teknologi Nano, ia bisa berubah menjadi senjata apa saja s
Baca selengkapnya
Bab 30
Ketika mereka hendak memasuki kawasan hutan yang terdalam, pemandangan di sekitarnya sudah menjadi kacau balau, teriakan nyaring berbagai macam soul Beast terdengar membuat telinga mereka merasa kurang nyaman, tanah yang mereka pijaki pun bergetar tanpa henti.  Radyt yang merasa situasinya menjadi sangat parah segera menghentikan langkah nya, mencoba membujuk ketiga anak didik nya agar tetap di tempat kemudian ia sendiri yang akan memastikan situasi di kejauhan.  "Kalian bertiga, tetaplah disini, tunggu, dan biarkan aku sendiri yang memasuki hutan" Ucap nya dengan nada yang sangat cemas kemudian dengan kilatan petir biru, di sekujur tubuhnya ia menghilang menyisakan berbagai teriakan Soul Beast disekitarnya.  Malvic yang merasa sedikit cemas, mau tak mau langsung mengisyaratkan kedua rekan nya agar tetap menjaga kewaspadaan dan selalu bersiap dengan situasu yang terburuk. Bom.... 
Baca selengkapnya
Bab 31
 Disaat ketiganya sudah berhasil mengalahkan Soul Beast yang berupa Ayam setinggi 3 meter, mereka akhirnya bisa menjadi lebih santai  "Huh.. Huh... Ngomong dimana senior tadi" Ucap Stev terengah engah Karena mereka bertiga tadi terlalu fokus untuk mengalahkan Soul Beast di depan nya secepat mungkin, mereka sampai lupa kalau masih ada orang yang mereka tolong yaitu Brian  Malvic Menoleh ke sekelilingnya mencoba mencari kebradaan Brian, namun hasilnya nihil. Pada saat pandangan nya terahrahkan ke sebuah tempat terbuka dimana tadi pesawat mereka di parkir kan disitu, Malvic mengumpat dengan keras  "Persetan! " Mendengar Malvic yang jarang berbicara kasar mulai mengumpat, Windi dan Stev merasa sedikit heran, kemudian saat keduanya mengikuti arah pandangan Malvic mereka terkejut di tempat. Karena di tempat itu sekarang tidak ada Helikopter yang
Baca selengkapnya
Bab 32
Dengan tertatih tatih, Malvic berjalan perlahan dengan Stev yang merangkul bahunya, mereka menjadi lebih santai karena tak peduli apa, Misi mereka sudah di anggap selesai. Mereka tahu dengan kecepatan maksimal mungkin Windi sudah samapai di tempat tujuan.  "Ngomong ngomong, Malvic, sepertinya kau tau Siapa bajingan yang menipu kita tadi" Ucap Stev yang mencoba menenangkan suasana tertekan yang mereka rasakan saat ini "Namanya Biar Zerg, salah satu ahli Waris dari Zerg industri, dan memiliki sedikit konflik denganku"  Mendengar jawaban itu, Stev dipenuhi kilatan kebencian di dalam matanya, mengangkat dagunya untuk berfikir alih alih tak tertarik akan apa penyebab dari konflik di antara mereka ia berkata "Heh Zerg Industri, sepertinya takdir berada di pihak ku, Setelah situasi disini mereda biarkan beberapa orang di keluargaku menuntut nya"  Melihat sebentar Wajah St
Baca selengkapnya
Bab 33
Melihat dua wajah yang Familiar di depan Gerbang, hati Windi yang semula khawatir langsung menjadi tenang, menyetabilkan ekspresi nya, kemudian ia langsung berlari ke arah keduanya  Memeluk Malvic sebentar dan mengabaikan Stev yang terlihat memiliki ekspresi kesulitan  Permisi apa aku adalah saudara kandung mu?  Mengabaikan Windi yang aneh, Malvic yang tak berdaya berjalan memasuki Gerbang, Saat mereka sudah masuk, Gerbang besar itu kembali di tutup dengan rapat, kemudian saat tatapan Malvic beralih ke kerumunan ia melihat sosok jangkung dengan setelan putih yang belakangan ini sering bertemu dengannya.  "Aku sudah tau situasinya, ayo ikuti aku, ada beberapa Hal yang perlu kamu tau" Ucapnya kemudian melangkah kan kakinya dan memberi isyarat agar ketiganya mengikuti dirinya.   Tak tahu sudah berapa lama dan sampai dimana mereka berjalan, pada
Baca selengkapnya
Bab 34
"Mungkin kalian bertanya tanya alasan mengapa aku memanggil kalian kesini" Ucap lelaki tua Charles dengan nada yang menggoda ketiganya.  "Namun, simpan pertanyaan itu untuk saat ini, karena aku sama sekali tak berniat untuk menjawabnya" Mendengar kata kata menggoda dari pak tua Charles Stev tak bisa menahan kesabaran nya lagi dengan kerutan yang bertumpuk di dahinya ia segera menyela "Lalu apa pak tua, jika kau sama sekali tak ingin memberikan alasan, lantas mengapa kau membuang buang kata hanya demi menggoda kami, lupakan semuanya lalu mari kita bicarakan intiny"  Melihat Stev yang benar benar menyela omongan pak tua Charles, Malvic dan Windi sama sama terkejut, meskipun ia tahu dalam hatinya bahwa Stev adalah orang yang banyak bicara, namun tak sampai pada tahap ini juga kan?  Di depan Anda adalah ilmuan fenomenal! Bersikaplah sedikit! ヽ(`д&acut
Baca selengkapnya
Bab 35
Di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh berbagai macam instrumen penelitian, seseorang lelaki yang masih muda terlihat terikat di sebuah kursi dengan setengah terlentang, Rambut putih nya terurai panjang, berbaring di sana dengan badan setengah telanjang, memperlihatkan garis garis otot nya yang terlihat meledak ledak dipenuhi kekuatan.  Membuka mata hitam nya dengan ringan Pria itu menghela nafas sebentar sebelum mulai melepaskan ikatan berbagai instrumen yang membelenggu tubuhnya, saat sosok tersebut mulai sibuk dengan apa yang ia lakukan terdengar langkah kaki menghampiri pemuda itu  "Hei nak, Selamat, namun sepertinya kita tak sempat merayakan nya"Suara Serak dan berat terdengar seperti kejutan di telinga pemuda itu membawanya kembali ke kenyataan  Merasakan Tanah di bawah kakinya yang mulai bergetar pemuda itu segera berdiri kemudian menghilang meninggalkan ruangan bahkan tanpa menjawab Ora
Baca selengkapnya
Bab 36
Berjongkok di atas gerbang, memandangi kerumunan Soul Beast di bawahnya, membuat Malvic merasakan dengan jelas arti satu kalimat "menari dengan kematian". Setiap Benturan Yang di hasilkan oleh para Soul Beast membuat gerbang terguncang, Tanah bergetar, dan bahkan soul energi di dalam tubuhnya terkuras dengan kecepatan yang sama sekali tak pernah ia fikirkan.  'Mungkin jika terus seperti ini, sangat sulit mempertahankan dinding ini selama sepuluh menit' fikirnya  Ketika ia menoleh ke belakang sebentar, ia melihat banyak kerumunan di sana, dari para Soul Kontraktor maupun orang biasa memiliki reaksi berbeda, ada yang cemas, ada yang mengagumkan giginya sembari mengharapkan keajaiban dan masih banyak lagi.  Melihat mereka yang percaya padanya saat ini, Tanpa ia sadari hati kecilnya tergerak. Menegaskan keraguan nya, dengan sorot mata yang tajam ia kembali fokus mempertahankan tanggung-jaw
Baca selengkapnya
Bab 37
1 menit, 30 detik, sebelum bantuan dari pusat tiba..... Sementara itu, disisi Malvic sendiri tak tahu menahu tentang huru hara yang akan menimpanya, saat ini ia masih berfokus menahan gempuran ratusan Soul Beast, yang membuat nya sangat tertekan adalah di antara kerumunan ini ada Soul Beast yang terlihat seperti banteng, dengan bulu merah nya yang tumbuh di setiap lekukan otot nya, Soul Beast tersebut berlari dengan liat menuju ke arah Gerbang yang sedang Malvic pertahankan saat ini.  Soul Beast yang terlihat gagah dan pemberani ini memiliki sebutan yang unik yaitu "Banteng Merah Perjuangan", dengan tubuh sebesar Mobil Kontainer bisa dipastikan Soul Beast ini berada di tingkat menengah. Soul Beast tingkah menengah dengan Spesifikasi fisik yang bahkan melebihi pahlawan super di TV. Hingga membuat Malvic sangat berhati-hati, lagipula setelah suntikan serum tadi efek samping nya sudah mulai ia rasakan.  Duar......
Baca selengkapnya
Bab 38
Dengan ekspresi kepanikan di wajahnya, Malvic tak peduli lagi, langsung mengerahkan segenap kekuatan nya untuk menahan serangan Banteng Merah di depan nya.    Booommmm....  Benturan hebat yang membuat tubuh Malvic terguncang, kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh dari atas sana.    Jika ia terjatuh atau melepaskan sedikit saja pegangan nya, hal buruk seperti tembok yang jebol akan menjadi konsekuensi nya.    Jika bukan karena huruf harapan tadi, kejadian seperti ini tak mungkin terjadi. Sekarang Soul Energy di dalam tubuhnya hampir kosong, karena kepanikan sejak tubrukan dengan banteng merah barusan ia mengerahkan segala yang dia bisa, hingga lupa untuk mengehemat Soul Energy.    Satu menit sebelum bala bantuan datang!  Bagi Malvic sekarang terasa seperti Berjam jam lamanya.  Soul Energy nya hampir habis, untuk menahan serangan sel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status