All Chapters of Possessive Husband: Chapter 41 - Chapter 50
71 Chapters
Bab 41 - Terungkap
"Gapapa Bik, biar Kiara aja yang buat! Bik Irnas lanjut kerjain yang lain aja" Kiara menolak saat Bik Irnas mau membantunya membuatkan minuman, menunggu sampai wanita baya itu pergi barulah Kiara mulai membuat tiga es lemon tea tersebut. Kemudian mencampur obat tidur yang dibelinya tadi dengan dua gelas minuman tersebut. Supaya tak dicurigai, bungkus obatnya tak lupa Kiara masukan lagi ke dalam tasnya. Membawa tiga minuman tersebut dengan nampan dan camilan yang diambilnya di dapur, Kiara kembali ke ruang keluarga yang terdapat kedua orangtuanya saling berbicara dan berangkulan mesra. Kiara harus menahan debaran jantung dan air matanya yang ingin mengalir karena sudah berbuat hal jahat seperti ini. 'Maafkan aku Mah, Pah' bisiknya dalam hati. "Kiara, kamu dan Keith belum bulan madu kan? Bagaimana jika Papah membelikan kalian tiket untuk berbulan madu di Maldives, bukankah kamu sangat ingin kesana dengan te
Read more
Bab 42 - Ragu untuk Pergi
Keith terlihat tak terkejut dengan apa yang Jane katakan. Dirinya justru bersidekap dan menatap Jane dengan pandangan remehnya. "Biar ku beritahu padamu, Kiara sangat berarti untukku. Dan kamu salah jika mengira aku lebih lama mengenalmu! Aku lebih dulu mengenal Kiara, dan sejak lama aku sudah jatuh cinta padanya! Kamu sama sekali tak pernah menjadi bagian penting di hidupku!" ucap Keith menusuk tepat di hati Jane. Jane memundurkan langkahnya hingga tubuh belakangnya menempel ke dinding. Hatinya begitu sakit mendengar ucapan Keith. "Keith ... Aku cinta kamu" bisik Jane lirih dengan air mata yang perlahan mengalir. Keith mendesah samar dan mengusap wajahnya kasar. "Dan hapus perasaan itu, karena sampai kapanpun aku tidak akan bisa membalasnya!" ujar Keith sesaat setelah pintu lift terbuka dan memilih keluar meninggalkan Jane. Berubah pikiran dan tak mau mengajak Jane untuk bertemu Kiara saat ini. "Pulanglah Jane, dan mu
Read more
Bab 43 - Mencari Bukti
Karena berita dan semua orang yang sudah tau siapa Keith bagi Kiara, membuat  Keith mengantarkan Kiara sampai ke kelas gadis itu. Awalnya Kiara merasa malu dan sungkan, namun Keith bersikukuh mengantarnya dan tak melepas genggaman tangannya. Wajah Kiara selalu tertunduk saat Keith membawanya menyusuri koridor, namun Kiara merasa aneh pada orang-orang yang hanya diam melihatnya datang. Tak membicarakan atau berbisik aneh tentang dirinya yang digandeng Keith sampai kelasnya. "Hubungi aku jika ada yang menyakiti atau membuatmu tidak nyaman!" ucap Keith setelah mereka tiba di depan kelas Kiara. Orang-orang makin dibuat terkesiap kaget saat Keith dengan berani mencium kening Kiara dan mengacak rambut gadis itu gemas. "Belajar yang rajin istriku tercinta" wajah Kiara memerah malu akan ucapan Keith, namun Keith tak mempedulikan itu semua. Karena Keith mau menunjukan pada semua teman-teman Kiara bahwa betapa berartinya Ki
Read more
Bab 44 - Menggali Luka Lama
Bu Sari kembali duduk di sofa dengan membawa sebuah handycam dan satu kotak besar yang diserahkan pada Kiara. "Ini semua titipan kedua orangtuamu, mereka menyimpannya di sini karena takut andai ini diberikan pada kedua orangtua asuhmu, mereka tak akan memberikannya." Dengan kedua tangan bergetar Kiara mengambil kotak besar yang diserahkan Bu Sari padanya itu. "Bo-boleh ku buka?" tanyanya dengan suara serak bercampur gugup Bu Sari mengangguk dan membiarkan Kiara membuka tutup kotak tersebut untuk meneliti apa saja isinya. Kiara melihat banyak lipatan kertas yang warnanya sudah mulai usang karena dimakan usia. Lalu juga sebuah album foto. Tangannya bergetar mengambil satu album foto tersebut dan memeriksa isinya. Perlahan tetes air matanya kembali turun. Tanpa isakan, Kiara memandang foto bayi di dalam album tersebut, di bawah foto tersebut ada tanggal lahirnya dan namanya yang ditulis den
Read more
Bab 45 - Hilang dan Pergi
"Apa yang terjadi pada mereka?" tanya Kiara yang menunggu kelanjutan kisah kedua orangtuanya. "Malam itu, para rentenir yang menagih hutang Papahmu datang, dan memaksa Papahmu untuk membayar semuanya secara lunas. Namun Papahmu masih belum memiliki uang, dan Mamahmu baru sadar bahwa Papahmu sudah tidak lagi bekerja namun terus menerus berhutang hanya untuk menutupi hutangnya yang lain. Malam itu, Papahmu dipukuli karena menolak Istrinya untuk dibawa mereka. Saat itu pun kamu sedang di rumah itu Kiara, kamu sendiri yang melihatnya, kamu menangis dan menjerit saat orang-orang itu mulai menghabisi kedua orangtuamu karena mereka melawan. Kiara ... Kamu pergi dari rumah itu dan berlari ke panti, kamu meminta bantuanku ... Malam itu kamu berlari sendiri dari rumahmu tanpa alas kaki ke panti dan memohon serta menangis kuat karena kamu melihat kekejaman orang-orang itu yang dilakukan pada kedua orangtuamu" Tubuh Kiara bergetar hebat menden
Read more
Bab 46 - Mencari Keadilan
Kiara mengusa kedua batu nisan yang menuliskan nama kedua orangtuanya. Dirinya baru saja selesai mendoakan keduanya dan menaburkan bunga yang ia beli sebelum datang ke tempat ini. "Maaf Mah, Pah, Kiara melupakan kalian ... Kalian tidak marah sama Kiara kan?" Kiara membersihkan kedua mata basahnya dari air mata yang mengaburkan pengelihatannya. "Cukup sulit untuk mengembalikan ingatan Kiara di masalalu, tapi walau begitu Kiara tetap menyayangi kalian karena berhasil menjadi kedua orangtua yang hebat meski kita tidak bisa bersama sampai saat ini" Kiara menundukan pandangannya, menghalau air matannya yang tak mau berhenti mengalir. "Kiara akan menemui Kakek hari ini juga Pah, Mah! Kiara mau keadilan untuk kalian berdua! Orang jahat harus dihukum! Kiara tidak takut jika Kakek tua itu akan marah dan membalaskan kemarahannya pada Kiara, Kiara sudah siap! Tapi Kiara mau melakukan ini untuk kalian terutama untuk Papah! Tidak ada orangtua yang senang at
Read more
Bab 47 - Yang Terjadi Sebenarnya?
"Aku tidak percaya padamu! Kamu orang yang licik dan pandai memanipulasi!" Tuan Ferry hanya mengangguk mendengar apa yang Kiara katakan untuknya. "Terserah kamu mau menanggapi seperti apa, namun aku berusaha menjelaskan apa yang memang terjadi" bisik Tuan Ferry yang merasa sakit hati melihat Kiara tak menyembunyikan sorot benci padanya. Nyonya Ferry yang duduk di kursi roda tepat berada di sampingnya itu menggenggam tangan suaminya dan mengusapnya pelan. "Kiara, sebagai orangtua yang hanya memiliki satu anak saja. Rasanya tidak mungkin kami tega membuang putra kami begitu saja karena dia memilih pasangan yang tidak sesuai dengan apa yang kami inginkan. Aku ibunya, aku yang melahirkannya. Aku sangat menyayanginya, namun ia memilih membenci kami orangtuanya yang menyayanginya dan terus memanjakannya hanya demi seorang wanita" Nyonya Ferry menjangkau tissu di atas meja untuk membersihkan air mata yang menetes di kedua matanya. Kiara t
Read more
Bab 48 - Baikan
Karena tak tega dan merasa sesak saat melihat dan mendengar tangis Kiara, Keith mencoba melunak dan ia menarik Kiara untuk masuk ke dalam pelukannya. "Ikut aku ya?" bisik Keith di telinga Kiara dengan suara lirihnya. Keith tak bisa jika harus meninggalkan Kiara sendiri. Dia sudah cukup sengsara melihat wajah sedih dan pasti banyak pikiran yang kini berhinggap di kepala Kiara. Ia tau pasti Kiara terbawa emosinya saat mengetikkan pesan aneh itu untuknya. Keith sangat yakin Kiara tak sepenuhnya mau pergi meninggalkannya, karena gadis itu mencintainya. "Aku tidak mau! Aku tidak mau pulang Keith! Jangan bawa aku pada mereka, aku mohon!!" Kiara menggeleng dan memohon pada Keith untuk tak membawa dia kembali pada kedua orangtuanya. Kiara masih belum bisa bertemu dan bicara pada mereka. Keith pun mendesah pelan dan kemudian mengangguk. Sebenarnya Keith sendiri pun mau berbicara dengan Kiara sekaligus menenangkan gadis itu yang pasti banyak
Read more
Bab 49 - Meminta Maaf
"Jadi bagaimana menurutmu? Aku tidak bisa memilih mau mempercayai siapa, tapi dari dua sisi aku mendengarkan cerita mereka tentang Papah dan Mamah aku yakin tidak ada yang bohong ... Dan itu membuatku pusing sekaligus bingung" Keith mengangguk mengerti akan kebingungan yang Kiara rasa saat ini. "Kamu tidak perlu pusing memikirkan siapa yang lebih benar, keduanya pasti bercerita terhadap fakta yang memang terjadi. Sekarang yang mau aku tanyakan, apa kamu mau memaafkan Kakekmu? Meski pria itu juga bersalah karena sempat tidak merestui hubungan anaknya, tapi aku yakin dia pasti menyesal dan sangat sedih karena tidak memiliki keturunan lain untuk menemaninya di hari tua. Aku tau dia pasti menunggu kamu Kiara" ucap Keith bijak setelah mendengar cerita Kiara mengenai tuan Ferry. Apa yang Keith katakan memang benar, Kiara juga merasa sedikit iba pada kedua orang itu yang semasa tuanya tidak memiliki penerus dan seseorang yang menemani mereka selain para pekerja ru
Read more
Bab 50 - Selesai
Orang bilang berdamai dan memaafkan masalalu buruk yang pernah terjadi itu melegakan. Dan kenyataannya memang benar, Kiara bisa merasakan hal itu setelah memilih berdamai dengan masalalunya setelah bertemu dengan tuan dan nyonya Ferry. Keesokan harinya, Keith lansung membawa Kiara kembali ke rumah besar itu. Keith hanya mau menyelesaikan semua masalah yang ada di kehidupan Kiara agar semuanya cepat usai dan ia bisa kembali fokus membina hubungan asmaranya dengan sang istri kembali harmonis dan tidak memikirkan masalah pelik ini. Sebelum masuk ke rumah besar tuan Ferry, Kiara tak mengerti bagaimana Keith yang bisa mendapat nomor telepon Kakeknya itu dan tiba-tiba saja sekuriti yang kemarin pernah menahannya dan mencoba mengusirnya berbalik mempersilahkan dirinya masuk dan berkata bahwa tuan serta nyonya Ferry sudah menunggunya. "Bagaimana kamu bisa mendapat nomor telepon tuan dan nyonya kaya ini?" bisik Kiara pada Keith
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status