Semua Bab Antara Aku, Suami, dan Maduku: Bab 11 - Bab 20
65 Bab
Masalah Kehamilan
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 11“Apa maksut bicaramu, Bram? Mama … mama sama sekali tidak mengerti. Bukannya kamu menjelaskan tentang pertanyaan mama kepada Alysa, kenapa sekarang Esha yang justru sejak tadi mama perhatikan, kamu terus menganggu Alysa. Kenapa, Sha? Kenapa kamu begitu membenci Alysa?”Suara mama Lidya terdengar begitu lugas dan tegas. Terlebih dengan sorot mata yang begitu tajam, membuat siapapun yang melihatnya terkesan segan atau bahkan takut. “Bukan, Mah. Aku sama sekali tidak pernah membenci Alysa sedalam itu. Bukan begitu maksutku …”“Lantas apa arti tatapanmu tadi ke arah Alysa? Kenapa juga kamu sejak tadi terlihat bersitegang dengan Alysa. Adakah yang kalian sembunyikan dari mama dan papa?” imbuh mama Lidya lagi yang menatap Esha, Bram dan Alysa secara bergantian dengan tatapan penuh kecurigaan.Tentu saja Esha hanya bisa diam. Mana mungkin ia akan mengatakan yang sebenarnya terkait kisruh rumah tangga mereka perihal hamil, dan hubungan suami istri. Sedikit
Baca selengkapnya
Failed Party
Antara aku, suami dan maduku – 12“Aku tahu kamu begitu di manja oleh keluargamu dan juga keluargaku. Tapi tolong kamu ingat, ini bukan rumahmu. Jadi jangan pernah kamu bersikap seolah kamu paling benar. Atau kamu memang sengaja membuat kesehatan ibuku memburuk? Kamu puas kan?” kecam Bram.“Kamu pikir aku tahu kalau ibumu punya penyakit seperti itu, hum? Lagian, ibumu sendiri yang terus saja membahas masalah kehamilan. Ini bukan kali pertama, Mas. Aku bukan mbak Esha, yang akan tetap diam saja saat orang lain menyudutkanku.” Wajah Alysa terlihat sangat merah. Terlihat jelas bahwa ia memang sedang berusaha mengelola amarahnya meskipun memang tidak berhasil. Disisi lain, cara berbicara Alysa memang terkesan seolah ia juga mencibir Esha dan Lidya.Esha datang mendekat dengan cepat dan menarik bahu Bram untuk membisikkan sesuatu. “Mas, berhentilah marah - marah! Tidak sepantasnya kalian bertengkar di sini. Akan lebih baik jika sekarang kamu temui saja rekan – rekan kerjamu yang lain, bia
Baca selengkapnya
Selesaikan rumah tangga ini
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 13“Bukan aku mbak yang salah. Apa kamu lupa kalau kamu lah yang merencanakan semuanya. Kamu bilang, kamu ingin membuat Mas Bram menyerah dengan hubungan kalian dan berkata jujur kan? Kamu juga yang terus – menerus bersikeras untuk berpisah dengan Mas Bram. Apa aku salah?”Alysa tak bisa tinggal diam. Dia tak akan sudi jika dirinya terus – menerus di sudutkan. Alysa adalah karakter orang yang akan terus mencari pembelaan atas dirinya sendiri, dan mencari orang lain untuk bisa menjadi bantal atas kesalahannya itu.“Bukan itu yang aku … ah! Bukan itu yang aku maksutkan, Alysa. Jangan mencoba untuk menjatuhkanku dan mencari – cari kesalahanku. Aku hanya pernah meminta agar kamu bisa memanfaatkan momen untuk membuat Mas Bram berkata jujur padaku dan juga mengakui semua kebohongannya. Itu saja, kan?”“Lantas apa? Kamu yang jangan memanipulasi keadaan mbak. Terserah apa – apa saja yang akan kau katakan, aku tidak perduli. Bahkan jika aku mau, aku bisa saja me
Baca selengkapnya
Janji Pernikahan
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 14“Aku ingin kamu menjawab pertanyaanku dengan jujur … sejak kapan kamu tahu dengan masalah kesehatan reproduksiku?” tanya Bram setengah berbisik pada Esha.Raline hanya menghembuskan napasnya ringan, memberi jeda untuk otaknya berpikir setelah Bram menyelesaikan pertanyaannya.Menimang – nimang dan mempertimbangkan … akankah Esha mengatakan dengan jujur bahwa ia memang sudah lama mengetahuinya dari Alysa, dan meminta Bram untuk berterus teraang saat ini juga?Sampai detik – detik berlalu, Esha masih diam. Hal ini membuat Bram semakin penasaran dan tak sabar menantikan jawaban dari istrinya.“Jawab aku dengan jujur, Esha?!” pekik Bram masih dengan nada bicara yang rendah namun tetap pada intonasi yang cukup memaksa.“Sudah lama, Mas. Maaf karena aku seolah – olah bersikap tak tahu. Aku punya alasan untuk itu. Kalau kau ingin tahu alasanku tetap diam selama ini, selesaikan urusan ini nanti malam bersama Alysa. Jangan sampai besok kita di sidang dengan p
Baca selengkapnya
Sesulit itukah untuk jujur?
Antara aku, suami dan maduku – 15“Memang kenapa jika aku tahu, Mas? kamu sungguh mengecewakan aku. Dengan begitu, itu sudah menjelaskan bahwa selama ini kamu memang tidak pernah mempercayai aku dan menganggap aku sebagai istrimu, Mas. iya, kan?” Suara Esha memang lembut, dan ia sengaja tidak ingin marah – marah. Namun tetap saja, intonasi dan bagaimana caranya berbicara sudah cukup membuat Bram merasa tersudutkan. Esha benar – benar perempuan cerdas dengan segala tingkah laku, sikap, gaya bicara, dan juga keanggunannya.“Esha …. Sungguh, bukan seperti itu … tolong maafkan aku …. Aku tahu kalau aku salah, aku tahu bahwa aku kasar selama ini terhadapmu, aku tahu bahwa aku masih banyak kekurangan sebagai suamimu. Jadi tolong … maafkan aku dan berikan aku kesempatan untuk berubah, ya?” ujar Bram lirih. Bola matanya menunjukkan seakan ia memang memintanya dengan sangat tulus.Esha menghembuskan napasnya dengan ringan, namun terdengar begitu berat di telinga. Seperti … Esha berusaha untuk
Baca selengkapnya
Masa Lalu Bram yang Pilu
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 16“Aku … sungguh sulit untuk memulainya, Esha.” Bram mengalihkan pandangannya. Ia berusaha untuk menghentikan permintaan Esha.“Ya sudah. Tak usah di ceritakan kalau kau tak mau.”Esha menjawab dengan sangat ketus. Ia kesal, sangat kesal. Bagaimana mungkin selama ini ia bisa tahan hidup bertahun – tahun bersama dengan laki – laki yang tidak tegas seperti ini? yang bahkan tidak bisa memberinya keputusan dengan segera, pikir Esha.Esha sendiri sampai bingung, apa dan kenapa yang sebenarnya terjadi pada Bram. Sejak pertama kali mereka berdua menjalin hubungan asmara, Bram bukan tipikal pria cengeng apalagi tidak tegas seperti itu. Tidak sama sekali.Bram amat sangat tegas. Dia bisa membuat keputusan paling tepat meskipun dalam keadaan yang singkat sekalipun. Bahkan, sudah bukan hal yang aneh jika Bram pada kenyataannya mampu dan untuk mengelola perusahaan Prawiryo sampai sebesar itu, dan mengharumkan namanya.Sampai saat menikah pun tidak ada yang berubah
Baca selengkapnya
Siapa aku bagimu?
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 16“Aku …. Aku tidak tahu harus berbuat apa, Mas … Apa yang pernah kamu alami, tentu bukan hal yang mudah untuk kemudian di jalani. Begitu pun bagi aku, ini juga bukan sesuatu yang mudah untuk di mengerti. Aku … aku benar – benar minta maaf soal itu, Mas. aku …”Suara Esha terdengar sangat lirih dan terbata – bata. Jelas sekali menunjukkan adanya keraguan dalam kata – kata yang ia ucapkan. Bahkan, Esha sendiri pun tidak bisa mengendalikan perasaannya. antara ingin marah, kesal, kecewa, sedih, Esha tak tahu harus bagaimana. Tangannya sempat gemetar, Esha tidak bisa membayangkan dengan apa yang pernah di lalui oleh suaminya itu.Bram yang mendengar ucapan Esha, lantas tersenyum getir dalam beberapa saat. Dan tak lama kemudian, ekspresinya kemudian kembali berubah. Baik Bram dan Esha, sama – sama mengalihkan pandangan mereka ke bawah. Mereka sama – sama membutuhkan waktu untuk bisa mencerna keadaan saat ini.“Hhft, aku tahu Esha. Aku tahu bahwa kamu juga m
Baca selengkapnya
Rasa itu bernama Trauma
ANTARA AKU, SUAMI DAN MADUKU – 18“Mas …” Esha mulai melingkarkan lengannya pada bahu Bram. Setelahnya, Esha coba untuk mendekatkan wajahnya pada Bram.Buru – buru, Bram menyembunyikan wajah dan ekspresinya saat itu. Ia memalingkan wajah dari Esha, dan mengusapnya dengan begitu keras dan kasar, guna menghilangkan bekas – bekas air mata yang sebelumnya telah menetes di kedua pipinya itu.'Mungkin aku harus meredakan egoku kali ini. aku ingin sekali marah .. tapi entah mengapa kemarahanku seolah sirna kala melihatnya seperti menderita dengan keadaan dan masa lalunya itu. Arghh, aku benci situasi ini!!' tukas Esha di dalam hatinya.“Nggak papa, Mas. Aku ini istrimu, bukan orang lain. Tertawa dan menangislah bersama denganku. Hanya denganku …” imbuh Esha kembali untuk menarik Bram agar tidak lagi berpaling dari jarak pandangnya.Butuh setidaknya tiga menit sampai kemudian Bram mau kembali menoleh. Perlahan demi perlahan, Bram mulai menghadap ke arah Esha dengan ragu. Persis seperti seoran
Baca selengkapnya
Pentingnya Dukungan Keluarga
Antara Aku, Suami, dan Maduku – 19“Maksutku begini, Mas. aku rasa ada kesalahpahaman antara kamu dan kedua orang tuamu. Aku rasa bukan mereka tidak percaya, hanya saja mereka seolah menolak kenyataan yang ada.” Esha meletakkan tangannya pada kedua pipi Bram, dan meminta pria itu untuk menatap matanya dengan sangat lembut. Esha ingin, Bram bisa fokus pada konteks pembicaraan mereka yang terbilang sangat pelik ini.Bram kemudian mengikuti sentuhan tangan Esha tanpa adanya penolakan sama sekali. Wajah mereka bertemu, kedua bola mata mereka pun saling pandang satu sama lain. Ada perasaan yang kemudian tersampaikan dari keduanya pada saat itu juga.Wajah Bram nampak sedikit masam, “Maksut kamu bagaimana, Esha?” tanya nya dengan lembut.“Begini, Mas. semua orang itu tahu siapa ayahmu. Siapa keluarga Prawiryo, benar bukan? Dan apa yang kamu alami ini bukan sesuatu hal yang sepele atau masalah yang biasa. Ini lebih dari itu. Mereka seolah tidak percaya karena memang mereka tidak bisa meneri
Baca selengkapnya
Aku juga berhak untuk marah!
ANTARA AKU, SUAMI DAN MADUKU – 20Setibanya mereka di rumah, sampai kemudian Esha melakukan aktivitas – aktivitas kesehariannya, Esha sama sekali tidak tahu harus melakukan apa lagi terhadap suaminya.Ia sudah coba katakan dengan baik – baik solusi yang bisa ia tawarkan. Bagi Esha, menjadi sepasang suami dan istri memang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis mereka saja, tapi lebih dari itu.Esha sudah berusaha untuk bisa menunaikan kewajibannya sebagai seorang istri, yang mana ia mampu untuk memberikan perhatiannya dan kedewasaan juga solusi terbaik yang ia punya untuk keluarga ini.Namun sayangnya, kesabaran Esha sepertinya masih akan terus di uji oleh sifat Bram yang seperti itu. Entah sampai kapan, Esha belum bisa memutuskan kapan tepatnya ia akan menyudahi segala keterpurukan ini.Saat ini yang ingin Esha lakukan hanyalah diam. Dia tak ingin bicara lebih banyak Bram. Tubuh dan otak Esha juga lelah rasanya. Ia tak ingin terus – menerus membuat kepalanya sakit dan kondisi k
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status