All Chapters of BUKAN RAHIM SEWAAN: Chapter 31 - Chapter 40
88 Chapters
PRIA LAIN
Sheila mengaduk coklat panasnya yang mulai mendingin karena dibiarkan terlalu lama tanpa dia sentuh. Di depannya, seorang lelaki tengah tengah bermain ponsel. Membiarkan Sheila meluapkan kekesalannya karena Rachel dan Alex kembali berbaikan. Dan itu hanya karena anak yang ada dalam kandungan Rachel. “Seharusnya aku tidak membiarkan perempuan itu hamil. Aku harusnya tidak perlu bekerja sama dengan perempuan ular itu,” kata Sheila. “Maharani maksudmu?” “Siapa lagi. Gara-gara dia memintaku supaya tidak hamil aku jadi kehilangan Alex. Seharusnya aku bisa menguasai harta lelaki itu.” “Kamu singkirkan saja perempuan itu sekalian.” “Hans! Kamu memang sangat pintar.” Hans-lelaki itu adalah kekasih gelap Sheila. Mereka sudah sejak lama menjalin hubungan.Hans mematikan layar ponselnya, menyimpan benda pipih berbentuk persegi panjang itu ke atas meja. Matanya kini menatap Sheila yang masih saja sibuk memikirkan masalah Alex. Padahal, Hans yakin Sheila masih punya banyak waktu dengan suami
Read more
LAPORAN
Mobil Hans keluar dari halaman parkir kafe langganan mereka. Keduanya sama-sama terdiam, fokus dengan pikiran masing-masing. Alunan lagu dari radio terputar memecah keheningan, samar-samar terdengar Sheila ikut menyanyi mengikuti iringan lagu favoritnya."Kamu masih ingat lagu favoritku?" tanya Sheila di tengah perjalanan mereka."Aku tidak mungkin segala yang berkaitan denganmu," jawab Hans membuat Sheila terdiam seketika.Sheila memilih memperhatikan jalanan luar dari jendela, sepi meski waktu masih terbilang belum terlalu larut malam. Tadi Sheila meminta izin untuk bertemu kawannya di cafe pada Alex. Beruntung Alex percaya walau sebelumnya dia bersikeras ingin mengantarkan Sheila ke tempat tujuannya."Berhenti di depan saja," ucap Sheila.Mobil Hans berhenti tepat di depan rumah yang bersebelahan dengan rumah Alex. Sheila yang hendak keluar dari mobil urung ketika Hans menahan tangannya. Tatapan pria itu membuat Sheila menyernyit heran, tak bisa mengartikan sorot matanya."Kenapa?"
Read more
SHEILA KESAL
Mendengar deru mobil dari luar rumah membuat Rachel yang hendak pergi ke dapur mengurungkan niatnya. Langkah kakinya membawa Rachel ke ruang utama untuk menyambut kedatangan suaminya. Rachel tidak bisa jauh-jauh dari Alex. Mungkin karena bawaan si jabang bayi yang ingin terus berdekatan dengan ayahnya. Sehingga Rachel selalu merasa rindu kepada Alex.Senyum Alex terbit saat melihat Rachel yang tengah menunggu kedatangannya di ruang utama. Sontak dia mendekati istrinya yang langsung melentangkan kedua tangan."Hai, Sayang," sapa Alex, lantas memeluk Rachel membuat empunya tertawa kecil."Bagaimana hari ini? Apa yang kamu lakukan?" tanya Alex.“Aku merindukan Ibu.”Alex terdiam, sudah sangat lama Rachel tidak pernah membicarakan sang ibu yang sampai saat ini masih terbaring koma.“Kamu mau menengoknya?”“Sudah lama aku tidak mengunjungi Ibu,” kata Rachel.Alex menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. “Baiklah, kita akan mengunjunginya akhir pekan ini.”“Ah, terima kasih banya
Read more
DITIKUNG
Sheila berjalan mondar mandir di kamarnya. Dia benar-benar bingung bagaimana cara untuk melenyapkan Rachel dan anak dalam kandungannya. Tadinya Sheila pikir Alex akan terpengaruh dengan foto Rachel bersama dengan Elang. Tapi, ternyata Rachel mampu membalikkan keadaan karena ternyata Elang hanyalah kakak angkatnya. Dan bahkan Alex pun pernah bertemu dengan Elang."Hans harus segera gerak cepat, kalau bisa dia mengaku saja sebagai selingkuhannya Rachel agar Mas Alex langsung menceraikannya," gumam Sheila.Rachel mengempaskan tubuhnya di punggung sofa, matanya terpejam sebentar untuk menenangkan pikirannya. Gara-gara melihat Sheila mencium Alex langsung di hadapannya tadi, suasana hati Rachel mendadak buruk. Dia takut Alex akan berpaling darinya. Ya, meski sekarang hal itu sudah menjadi kemungkinan yang besar.Rachel sadar jika kehadirannya di rumah ini hanya untuk meneruskan keturunan karena Sheila tidak bisa hamil.Tiba-tiba, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang. Wanita itu pun segera
Read more
MULAI BERMAIN API
Sheila bergegas masuk ke dalam sebuah apartemen mewah untuk menemui Hans. Tadi siang, Hans tiba-tiba mengirimnya pesan dan mengatakan jika dia sedang mabuk sekarang. Sheila tahu betul tabiat Hans, dia paling tidak bisa mengendalikan dirinya jika terlalu banyak minum."Selalu saja menyusahkan," gumam Sheila sembari memasukkan password apartemen Hans yang belum terganti sampai sekarang. Jelas saja passwordnya merupakan hari ulang tahun Sheila."Hans!""Hans, kamu di mana?""Ha-ya ampun, Hans!"Sheila segera menghampiri Hans yang tengah tergeletak di lantai, tepatnya di dapur. Sebelum Sheila membawa pria itu ke dalam kamarnya, dia mematikan kompor yang menyala lebih dulu. Entah apa yang sedang Hans lakukan sampai dia harus menyalakan kompor, untung saja apinya kecil."Ayo, bangun," ujar Sheila sembari membantu Hans bangun dari tempatnya.Hans dengan keadaan setengah sadar hanya bisa pasrah ketika Sheila memintanya untuk bangun. Bau minuman yang cukup menyengat membuat Sheila rasanya ingi
Read more
RACHEL MENGHINDAR
Rachel membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Seharian ia menyibukkan diri dengan banyak pekerjaan. Dia merasa bosan di kamar terus menerus. Selain itu, sebenarnya Rachel sendiri juga sedang menghindar dari Sheila maupun Alex. Dia sengaja mencari kesibukan sendiri dengan membuat design di meja kerjanya. Dulu, sebelum menikah dengan Alex, Rachel bekerja sebagai seorang designer pakaian di sebuah butik terkenal.Rachel pun mengurung diri di kamarnya sampai jam makan malam selesai."Apa Rachel sedang pergi? Mengapa dia tidak ikut makan dengan kita?" tanya Mahendra yang sudah berkumpul di ruang makan bersama seluruh anggota keluarganya.Namun semua orang diam dan tidak menjawab.Alex seolah tidak peduli, Sheila pun juga tidak peduli, sedangkan Maharani malah menunjukkan ekspresi penuh kebencian. Semenjak Rachel dinyatakan hamil dia memang bertambah benci kepada wanita itu. Maharani menganggap Rachel adalah penghalang rencananya."Apa kalian semua bisu, hah? Aku bertanya di mana Rachel? Ha
Read more
SEBAIKNYA HARUS PENGERTIAN
Rachel mengernyit dalam tidurnya saat tubuhnya sudah merasakan cukup tidur.Seolah mempunyai alarm di tubuhnya, Rachel pun langsung membuka matanya dan melirik jam dinding yang sudah menunjukkan jam 5 pagi."Astaga, sudah pagi..." gumam Rachel sambil menatap sayang pada Talita yang masih meringkuk di dalam pelukannya itu. Rachel pun mendaratkan bibirnya ke puncak kepala Talita dan membelainya singkat sebelum perlahan Rachel melepaskan diri dari Talita.Rachel terlalu antusias karena hari ini dia bisa mengunjungi sang ibu. Dia tidak peduli Alex akan mengizinkannya atau tidak. Lagipula lelaki itu selalu sibuk dengan urusannya dengan istri pertamanya- Sheila.Sambil mengendap-endap agar tidak mengganggu Talita, Rachel pun segera keluar dan menuju kamarnya sendiri.Rachel langsung saja mandi dan menyiapkan beberapa barang yang akan dibawanya.Setelah semuanya siap, Rachel pun kembali ke kamar Talita dan menyiapkan beberapa barang Talita hingga tidak lama kemudian, anak itu pun bangun."A
Read more
BANGUNLAH, IBU
"Aunty, mengapa kita ke rumah sakit?" tanya Talita polos sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling dinding putih itu."Aunty mau mengunjungi seseorang! Sebentar saja, oke? Setelah itu, Aunty akan mengajak Talita bermain!" Rachel kembali tersenyum hangat sambil menatap anak yang sedang digandengnya itu.Mata Talita pun kembali berbinar-binar dan ia mengangguk cepat. "Talita mau, Aunty!""Hmm, anak pintar! Ayo, Sayang!"Rachel pun menggandeng Talita menuju ke sebuah ruangan yang bertuliskan ICU."Talita, karena anak kecil tidak boleh masuk ke dalam, maukah Talita menunggu di sini bersama suster?" tanya Rachel.“Tidak lama, kan?” tanya Talita.“Tentu saja tidak, kamu takut?”Talita tidak menjawab. Tetapi, dari sikapnya Rachel tahu jika gadis kecil itu pasti merasa takut ditinggal sendiri. Rachel pun terdiam sejenak sebelum ia kembali tersenyum hangat dan mengajak Talita duduk di kursi panjang di depan ICU."Aunty mau melihat ibunya Aunty! Ibu Aunty... tidur di sini..." kata Rachel saba
Read more
PERASAAN KEHILANGAN ELANG
Rachel terus menenangkan dirinya setelah ia berpamitan dengan ibunya dan akhirnya keluar dari ruangan itu. Rachel sempat berbicara dengan suster. Dan menurut suster belum ada perkembangan yang berarti dari kondisi ibunya dan Rachel pun hanya bisa mendesah pasrah. "Eh, itu Aunty sudah selesai!" seru Elang saat melihat Rachel keluar dari ruang ICU. Rachel pun tersenyum menatap Elang dan Talita. "Apa permennya sudah habis, Sayang?" "Sudah, Aunty! Apa Aunty sudah selesai? Sekarang kita akan pergi ke mana?" tanya Talita yang mendadak antusias. Entah apa yang Elang lakukan sejak tadi untuk mengambil hati anak itu, yang jelas senyum sumringah terpancar di wajah Talita. "Aunty senang sekali kalau kau tersenyum seperti ini, Talita! Cantik sekali!" Rachel membelai ringan kepala Talita hingga anak itu terkekeh. "Baiklah, Aunty akan mengajakmu ke satu tempat dan memperkenalkanmu dengan seseorang!" kata Rachel lagi. "Eh, siapa, Aunty?" "Ikut saja, Sayang!" Rachel dan Elang pun akhirnya p
Read more
ALEX CEMBURU
"Aunty... Uncle..."Rachel langsung menoleh ke arah Leo dan merentangkan tangannya bersiap menyambut Leo."Hai, ada apa, Sayang? Mana Talita?""Itu Talita masih berjalan sangat pelan di belakang sana! Bukankah Aunty bilang mau mengajak Leo makan siang di mall?"Rachel tersenyum kecil mendengarnya."Hmm, baiklah, Aunty juga akan berpamitan dulu pada Ibu panti sebelum kita pergi ya!"Leo mengangguk mendengarnya dan langsung mengajak Talita untuk menunggu bersamanya.Rachel dan Elang langsung menemui ibu panti yang notabene masih sepupu dari Nyonya Marisa. Dia tersenyum saat melihat Elang dan Rachel bersama.“Rasanya sudah lama sekali tidak melihatmu, Sayang. Semenjak kamu menikah dengan Alex,” keluh Rosana.“Rachel sekarang sedang hamil, Aunty,” kata Elang dengan datar. Dan entah mengapa Rachel merasa jika Elang mengatakannya dengan nada suara yang berbeda.Rosana menghela napas panjang. Sudah sejak lama dia mengetahui jika keponakannya itu mencintai adik kecilnya.“Semoga janinnya seha
Read more
PREV
1234569
DMCA.com Protection Status