All Chapters of Aku Masih Hidup, Mas: Chapter 31 - Chapter 40
64 Chapters
Bab 31 : Rencana Alya
Irfan keluar dari ruang kerjanya dengan kepala pusing. Sejak bertengkar dengan Ratih tadi pekerjaannya terbengkalai dan ia sangat kesulitan untuk konsentrasi. Alhasil malah membuatnya lembur hari ini. Sayangnya, saat dalam keadaan genting Refan malah libur kerja, padahal ia sangat membutuhkan bantuan lelaki itu.Begitu keluar dari ruangan, tak sengaja pandangannya bertemu dengan Elena yang berdiri tak jauh dari pintu ruangannya. Wanita itu tengah bersandar dengan menyilangkan tangan di depan dada."Kau tidak pulang Elena? Pekerjaanmu belum selesai?"Alya tersenyum, melancarkan rencana kedua. Ia menatap Irfan lekat."Saya menunggu anda, Pak Irfan.""Saya? Ada apa? Ada yang ingin kamu bicarakan?" tanya Irfan sembari melangkah, menuju lift dan Alya mengikutinya dari belakang."Tidak ada sebenarnya, hanya ingin pulang bersama. Ehm ... sebenarnya saya ingin ajak anda minum kopi, bagaimana?"Irfan berhenti melangkah, menatap Alya dengan pandangan heran. "Kenapa? Ada yang aneh dengan ajakan
Read more
Bab 32 : Mendapatkan Password
Sesampainya di parkiran sebuah hotel bintang lima Alya memarkirkan mobilnya. Begitu juga Refan yang mengikuti mobilnya dari belakang. Lelaki itu keluar dari mobil dan menghampiri Alya yang sudah turun. "Tolong bawa dia, Fan. Aku akan memesan kamar terlebih dahulu.""Baik Nona."Alya jalan lebih dahulu, masuk ke dalam hotel meninggalkan Refan yang berusaha membawa Irfan. Selesai memesan kamar, ia menunggu Refan untuk datang.Beberapa saat kemudian, pintu kamarnya diketuk. Refan   datang dan membawa Irfan. Meletakkan laki-laki itu begitu saja di atas kasur."Terima kasih, kau pasti lelah sekarang," ucap Alya sembari tersenyum menatap Refan yang nafasnya terengah-engah."Yah, sedikit Nona.""Nanti aku akan traktir makan. Kau belum makan malam, kan?"Refan menggeleng."Aku sungguh merepotkanmu, kau bahkan rela dari Bandung langsung tancap gas kemari karena aku meminta pertolonganmu.""Sudah tug
Read more
Bab 33 : Kubuat Kalian Hancur
"Nona!" panggil Refan saat melihat Alya tak kunjung bangkit dari posisinya. Sudah cukup lama, ia hanya takut para satpam yang berjaga curiga pada mereka. Soalnya saat salah satu dari mereka bertanya tadi, ia hanya beralasan mengambil barang yang tertinggal.Namun tak ada sahutan dari sang Nona. Membuat Refan khawatir. Ia segera mendekat, menyentuh pundak sang Nona yang tiba-tiba luruh di atas lantai."Nona, ada ap--" Refan tak mampu menyelesaikan perkataan saat Alya menyodorkan bingkai foto di tangan padanya. Potret bahagia Ratih dan Irfan dalam balutan pakaian pernikahan sederhana. Sekarang ia tahu kenapa nonanya menjadi seperti ini. Saat ia menatap, Alya sudah terpekur dengan wajah sendu. Pikirannya berkecamuk diliputi banyak hal dengan pandangan kosong."Kurasa aku benar-benar bodoh, Refan." Tak sadar wanita itu mulai berkaca-kaca. Ia menatap Refan dengan lekat. Air matanya mulai mengalir. "Nona ...." Refan bingung, ia tak tahu harus mengatakan apa. Ia juga baru tahu hal ini. Ap
Read more
Bab 34 : Masa Lalu (1)
Irfan menatap piring berisi lauk tempe dan tahu serta satu piring nasi di hadapan. Wajahnya tampak tak berselera, ia kini mendongak, melihat Ratih yang baru saja datang ikut duduk di sampingnya sembari membawa dua kerupuk."Makan, Mas!" ucapnya menyodorkan satu buah kerupuk pada Irfan. Lelaki itu menerimanya dengan lesu.Hal itu tak luput dari perhatian Ratih. Sedari tadi ia sudah memperhatikan tingkah Irfan yang tak berselera. Jangankan lelaki itu, ia juga sama. Tidak selera sama sekali karena hampir satu bulan mereka makan dengan lauk yang sama."Besok Mas mau ikut Tejo, ada borongan di kota katanya."Ratih hanya melirik sekilas, lantas mengalihkan pandangan pada nasi di piringnya."Terserah Mas, yang penting dapat uang banyak. Soalnya Mbak Dewi kemarin sudah nagih uang kontrakan. Dia minta minggu ini mesti dibayar.""Sabar, ya! Maafkan Mas belum bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga kita. Kamu yang sarjana ini bahkan rela menikahi Mas yang cuma lulusan SMA.""Gak apa-apa, Mas. Aku
Read more
Bab 35 : Masa Lalu (2)
"Ya ampun Ratih!" seru Alya kaget, gadis dengan baju yang tampak mewah berbanding terbalik dengan Ratih itu tak menyangka akan bertemu dengan teman kuliahnya dahulu di sini dan dalam keadaan seperti ini.Ratih tersenyum sungkan, merasakan batas yang membumbung tinggi antara dirinya dan Alya. Seperti langit dan bumi kalau kata orang-orang. Padahal dulu ia dan Alya begitu dekat dan tampilannya juga sama seperti Alya."Kamu kenapa bisa di sini? Maaf banget aku gak sengaja Ratih, aku buru-buru jadi gak lihat kalau ada kubangan air di dekat sini. Baju kamu basah jadinya.""Aku gak apa-apa kok, cuma basah sedikit, nanti juga kering sendiri.""Tetap saja aku merasa gak enak, lagipula ...." Alya menatap amplop coklat di tangan Ratih, menatap wanita itu dengan pandangan menelisik. "Kamu abis ngelamar kerja?"Ratih terkesiap, ia gelagapan dan menyembunyikan amplop di tangannya ke belakang tubuh. "Kenapa kamu ngelamar kerja? Perusahaan Papa kamu ...?" Alya tak melanjutkan ucapannya demi melihat
Read more
Bab 36 : Masa Lalu (3)
Irfan menutup pintu kamar, melangkah mendekati Ratih yang tengah termenung di pinggir ranjang. Kehadirannya membuat wanita itu tersentak kaget kemudian menoleh.Wajah wanita itu tampak lesu, seiring helaan nafas berat keluar dari mulutnya. "Kenapa sayang? Wajahmu kelihatan gak bersemangat gitu. Ada masalah di tempat kerjamu sekarang?"Ratih menggeleng, sudah satu bulan memang ia bekerja diperusahaan Alya. Brata Grup yang sangat terkenal sebagai perusahaan besar di kota ini. Bahkan milik papanya yang di luar kota tidak ada apa-apanya.Gajinya juga besar, sangat mumpuni untuk menyokong kehidupannya bersama Irfan. Bahkan mereka sekarang sudah tidak makan nasi berlaukkan tahu tempe lagi.Sebenarnya semua berjalan lancar. Tak ada hal yang menyulitkannya di kantor apalagi teman-teman kerjanya sangat baik.Hanya satu masalah.Entah kenapa Ratih sangat iri dengan kehidupan Alya yang tampak mudah di matanya itu. Meeting dengan beberapa client penting, dihormati oleh banyak orang, mengendarai
Read more
Masa Lalu (4)
"Ngapain kita ke sini Ratih?" tanya Irfan sembari celingukan. Keduanya kini tengah berada di pinggir jalan, tepat di samping sebuah pagar pembatas dedaunan yang membatasi jalan satu dengan jalan yang lain.Jalan di sini tampak sepi, wajar jalanan kawasan para elit yang merupakan orang-orang atas. Tak sering dilewati banyak orang, apalagi para penjual kaki lima yang sering gelar lapak dadakan.Ratih mengeluarkan sesuatu dari kantong jaketnya. Hal itu tak luput dari perhatian Irfan. Sebuah bungkusan plastik hitam berisi paku-paku yang cukup besar. Ia hendak beranjak ke tengah jalan, namun dicegah oleh Irfan."Kamu mau ngapain?" tanya Irfan waspada."Ya, mau nyebarin paku-paku ini ke jalanan lah, ngapain lagi, Mas?""Buat apa Ratih? Nanti kalau ada kendaraan yang lewat dan ban mobil mereka ketusuk paku bagaimana?""Justru itu tujuanku, Mas. Kamu tahu ini jam berapa?" "Delapan malam," jawab Irfan bingung entah apa hubungannya."Setiap hari selasa di jam-jam segitu Alya selalu lewatin jal
Read more
Bab 38 : Masa Lalu (5)
"Mas Irfan terima kasih, kalau tidak ada Mas yang kebetulan lewat seperti ini saya tidak tahu harus melakukan apa," ucap Alya dengan tulus saat Irfan selesai mengganti ban mobilnya yang rusak tadi."Tidak apa-apa Mbak Alya saya justru senang bisa membantu," jawab Irfan sembari mengusap pakaiannya yang sedikit kotor karena berbaring di tanah tadi."Maaf saya jadi merepotkan," tukas Alya merasa tak enak. Ia kemudian berbalik dan mengambil tasnya, memberikan beberapa lembar uang pada Irfan."Untuk apa?" tanya Irfan tidak mengerti. Ia menatap bingung pada Alya."Sebagai balas budi saya, Mas harus terima, saya memaksa!""Tapi saya tidak perlu, Mbak. Saya bantu ikhlas kok.""Mas Irfan jangan begitu, saya tidak enak, terima saja, ya!" Alya memaksa menyelipkan beberapa lembar uang merah itu ke tangan Irfan."Tapi Mbak, saya benar-benar tidak butuh uang." Irfan tersenyum sejenak sembari mengembalikan uang itu pada Alya. "Ehm ... kalau mbak memang berterima kasih, beri saja saya pekerjaan. Saya
Read more
Bab 39 : Masa Lalu (6)
Irfan membonceng Ratih menuju rumah kontrakan mereka tanpa suara, tak ada perbincangan yang biasa mereka lakukan. Entahlah Irfan merasa malas saja.Tibanya sampai di depan rumah, begitu membuka kunci ia langsung masuk ke dalam kamar, melepaskan jaketnya. Sejenak merogoh kantung jaket dan baru sadar kalau uang yang diberikan Alya tadi masih belum ia keluarkan dan tunjukkan pada Ratih.Irfan menghembuskan nafas kasar setelah melihat lembaran uang itu. Sebenarnya ia tahu, sulit untuk menjadi Ratih yang tiba-tiba saja harus menyesuaikan diri dengan keadaan ekonomi serba terbatas.Dahulu, sebelum menikah dengannya Ratih hidup senang tanpa perlu bekerja. Bahkan mau makan juga sudah ada yang melayani. Melihat perjuangan wanita itu yang masih mau bertahan dengannya bahkan punya planning untuk meningkatkan taraf ekonomi mereka walau dengan jalan yang salah, sedikit banyak Irfan sadar ia merasa bersalah dengan istrinya itu.Tidak mudah menyesuaikan diri dengan keadaan ekonomi yang sangat beru
Read more
Bab 40 : Masa Lalu (7)
"Selamat pagi Mas Irfan, senang bertemu dengan anda lagi," sapa Alya dengan ramah saat lelaki itu masuk ke dalam ruangan.Ya, akhirnya Irfan memutuskan untuk masuk juga. Lagipula sejak kemarin malam ia sudah bertekad untuk tetap menghadapi hal ini apapun yang terjadi.Sudah kepalang basah, mending nyemplung sekalian. Lagipula Irfan tidak bisa kembali lagi sekarang."Selamat pagi juga Mbak Alya.""Silahkan duduk di sini. Minum juga kopinya mumpung masih panas!"Irfan duduk dengan canggung, menatap Alya dengan bingung. Ruangan wanita itu terdapat di salah satu lantai atas gedung. Bagian luar gedung yang dilingkupi kaca mampu membuat Irfan melihat banyak orang-orang yang melamar kerja bersamanya tadi masih berbaris di luar sana."Banyak sekali yang melamar, ya," ucap Alya tiba-tiba seolah tahu kalau Irfan tengah memperhatikan para pelamar-pelamar itu padahal sedari tadi Irfan melihat kalau Alya tengah berkutat dengan berkas-berkas di hadapannya saat ini."Di antara mereka, hanya tiga or
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status