Semua Bab RAHASIA IBU: Bab 41 - Bab 50
90 Bab
Bab 41
Berkali-kali ia menghela napas, dan memandang ke atas untuk menghentikan air mata agar tak menetes. “Wulan datang ke kota ini untuk mencari Ayah, kan?” Aku mengangguk. Kuberanikan diri menatap mata sendu itu. Ada sesak di dada, saat menceritakan apa yang aku impikan sebagai seorang anak. “Dulu, Ibu selalu bilang, Wulan punya seorang ayah yang baik, penyayang, dan bertanggung jawab. Ia pasti akan bahagia jika melihat Wulan. Bertahun-tahun Wulan ingin mewujudkan keinginan itu, dan mencari kabar di mana Tuan berada. Rasanya, mimpi itu semakin nyata, ketika seseorang melihat Tuan di kota ini. Semula Wulan ragu, tetapi karena kerinduan yang tak terbendung, Wulan memberanikan diri untuk masuk ke dalam keluarga Tuan.” Aku terisak dengan tubuh berguncang. Beberapa kali kuseka air mata, tetapi tak kunjung jua berhenti. “Dulu Wulan sangat berharap, setibanya di kota ini akan bertemu ayah dan membawanya kembali pulang ke desa. Kita hidup bersama dan bahagia, seperti keluarga orang lain. Tetapi
Baca selengkapnya
Bab 42
“Sudah siap?” tanya Ibu, ketika memasuki kamarku. Penampilan Ibu sudah rapi dan cantik. Semua perempuan itu cantik, penampilanlah yang membuat mereka berbeda. Ibu tak seperti dulu lagi. Ayah Arya memanjakannya dengan pakaian mewah dan barang branded. Kecantikan alami yang tersimpan, kini terpancar berbalut busana dan aksesoris mewah.Kehidupan telah berputar 180 derajat. Siapa menyangka, perempuan yang dulunya hidup menumpang dan menjadi pembantu rumah tangga, sekarang berubah menjadi istri seorang laki-laki kaya raya. Bibi yang semula meremehkan kami, sekarang tak bisa berkutik. Harta Paman tak ada bandingannya dengan apa yang dimiliki ayah tiriku itu. “Bagaimana, Bu?” tanyaku menatap diri di cermin. “Cantik.”Hari ini adalah acara pertemuan keluarga besar PT. Erfolg Group. Perusahaan yang memiliki beberapa anak ini akan mengadakan pertemuan dengan Pak Edward, pemilik saham terbesar di sana. Semenjak putranya mengendalikan kepemimpinan, laki-laki yang hampir memasuki usia kepala
Baca selengkapnya
Bab 43
Ibu menatap Kevin lekat. Sesaat kemudian, ia tersenyum. Paras tampan yang dimiliki Kevin sangat mirip dengan Tuan Amar. Di balik senyumnya, ada kaca-kaca yang siap menjatuhkan bulir bening di mata indah Ibu. Mungkinkah Ibu berpikir bahwa 18 tahun laki-laki itu meninggalkannya, hidup bahagia dengan keluarga yang lengkap dan sempurna telah membuat Tuan Amar terlena? Pantas saja, ia memilih Nyonya Jovita. Ada kebahagiaan dan anak hasil buah cinta mereka. Mengorbankan kami yang telah terluka mungkin lebih baik, daripada membuat luka baru dalam keluarganya itu. Entahlah, aku kadang tak bisa membaca hati Ibu yang penuh rahasia.Ayah Arya yang melihat tatapan Ibu tak putus menatap Kevin, langsung menggenggam tangan perempuan itu. “Insyaallah, kita akan memberi Wulan adik yang lucu,” bisik Ayah Arya yang masih bisa kudengar.Ibu memutus pandangan pada Kevin, lalu menghela napas berat. “Terima kasih, Mas.”Laki-laki itu merangkul Ibu dengan mesra. Dia tidak hanya dokter yang bisa mengobati pa
Baca selengkapnya
Bab 44
Mas David hanya memberiku waktu satu bulan untuk mempersiapkan diri. Hati ini masih belum sanggup melangkah jauh. Walaupun materi bukan masalah, tetapi mental perlu aku siapkan, mengingat trauma dengan pernikahan Ibu sebelumnya.Malam ini, Ibu sengaja mengundang Mas David makan malam bersama. Ada hal penting yang akan disampaikan Ibu, ini menyangkut tentang diriku. Sejak awal, laki-laki itu dan keluarganya tak mempermasalahkan asal-usul kami. Namun karena ini menyangkut laki-laki yang akan menjadi wali nikah, maka mereka harus tahu.Setelah menikmati makan malam, kami duduk di ruang keluarga. Ayah Arya menjadi juru bicara. Mas David tampak kaget, ketika mengetahui kebenaran itu. Berkali-kali ia bertanya untuk meyakinkan diri.“Walaupun ibu dan ayah Wulan sudah bercerai, tetapi Wulan tetap bernasab pada ayahnya. Dan dia yang berhak menjadi wali nikah Wulan,” ujar Ayah Arya.Mas David terdiam, coba mencerna kata-kata itu. Inilah yang menjadi masalah bagi seorang anak perempuan yang mem
Baca selengkapnya
Bab 45
“Maaf kalau kedatangan kami mengganggu waktunya.”“Oh, tidak, Pak,” jawab Tuan Amar sungkan.Setelah berbasa-basi, Mas David menyampaikan tujuannya dengan sopan. “Maksud kedatangan kami ke sini untuk meminta restu pada Pak Amar sebagai ayah kandung Wulan.” Tuan Amar tampak kaget, ia menatap ke arahku dengan sendu. “Izinkan saya menikahi putri kandung Bapak, dan Bapak berkenan menjadi wali nikah Wulan,” kata Mas David dengan suara lembut.Aku pikir, dia akan mengungkit masalah kami 18 tahun silam, tetapi ternyata tidak. Mas David seperti menjaga wibawa calon mertuanya itu dengan menutupi aibnya. Tuan Amar terdiam, tak mampu berkata. Sesekali pandangannya tertuju pada sang istri yang terlihat gelisah. Sepertinya berat bagi ayah kandungku itu, tetapi ia pun tak bisa menolak permintaan Mas David.“Maaf, Nak David?” Tiba-tiba Nyonya Jovita bicara. “Bukankah, Nak David menyukai Clarisa, putri Tante? Kenapa sekarang malah ingin menikahi Wulan?”Mas David memandang Clarisa yang duduk di so
Baca selengkapnya
Bab 46
Amar Prawira“Pokoknya, Mami tak setuju Papi menikahkan David dengan Wulan!” bentak Jovita. Sejak kepergian David dan Wulan, Jovita belum bisa menerima kenyataan ini. Aku tak menyangka, ternyata mereka telah lama saling kenal dan berhubungan. Hatiku begitu tersentil, ketika mendengar pengakuan David yang mengira Wulan ‘anakku’, dan kami mirip. Sesal kembali datang untuk kesekian kalinya. Kenapa aku tak mengenalinya? Benarkah, Allah telah murka dan mencabut naluri seorang ayah yang seharusnya melekat dan bisa merasakan kehadiran darah dagingnya sendiri?“Mi, Papi tak bisa menolak. Mami tahu, kan, David adalah atasan Papi.”Perempuan itu menangis tersedu. “Mami ingin David menikah dengan Clarisa, Pi.”“Tapi masalahnya, David mencintai Wulan. Bahkan Papi juga selalu mendoakan yang terbaik untuk Clarisa.”“Itu semua karena kehadiran perempuan itu! Coba kalau ia tak datang dalam hidup kita, mungkin tak akan begini. Wulan dan ibunya pembawa sial!” Jovita merutuk.“Mi!” Entah kenapa, aku ta
Baca selengkapnya
Bab 47
Wulandari PrawiraAku dikagetkan dengan kehadiran Mas David yang tiba-tiba datang dengan sebuah buket bunga di tangan. “Untuk Wulan?” Aku bertanya, ketika laki-laki itu menyerahkannya padaku. “Tentu. Buat siapa lagi? Tadi pulang kerja, aku ingat kalau bunga yang kukasihkan dulu diambil Clarisa.”Aku tersenyum seraya mencium bunga mawar merah yang cantik dan segar itu. “Asal jangan orangnya saja yang diambil.”“Beneran mau kuliah?” tanya Mas David melihat onggokan buku bank soal yang sedang aku pelajari.“Iya, Mas.”“Padahal, kamu tak perlu bersusah payah berpikir dan menghabiskan waktu untuk kuliah. Aku sanggup menafkahimu, Lan.”“Ini bukan masalah nafkah saja, Mas. Tetapi Wulan ingin memantaskan diri untuk Mas, apalagi Mas David seorang pemimpin yang memiliki banyak bawahan. Jika istri bawahan Mas saja rata-rata pernah mengenyam bangku perkuliahan, kenapa Wulan tidak?”“Tetapi kuliah kedokteran itu berat, Lan. Belum lagi ketika koas, lebih berat lagi. Menyita waktu, tenaga, dan pik
Baca selengkapnya
Bab 48
Rumah ini sangat besar dan mewah, begitu pun perabotannya yang bagus dan lengkap. Ayah sudah menyarankan untuk menggunakan jasa asisten rumah tangga, tetapi Ibu menolak. Baginya mengurus rumah tangga, suami, dan memasakkan makanan untuk keluarga merupakan salah satu bentuk cinta dan ibadah yang tak ternilai. Lagi pula, selama Ayah bekerja, Ibu banyak menghabiskan waktunya di rumah.Bagiku, Ibu adalah sumber kebahagiaan dan teman baikku. Bersama dengannya, hatiku akan tenang dan nyaman. Belakangan ini, Ibu mengajarkanku membuat masakan dan beberapa kue. Sebagai seorang istri nantinya, Ibu berpesan, sebisa mungkin semua kebutuhan Mas David harus aku yang mengurus, agar semakin dekat dan saling membutuhkan.Suara bel berbunyi bertubi-tubi, bahkan tak berjeda sedikit pun. Selama tinggal di sini, tak pernah ada yang datang atau mengusik keluarga kami.“Siapa, ya, Bu?” tanyaku, ketika meletakkan puding yang baru saja kami buat ke dalam kulkas.“Entahlah.”Aku mengikuti langkah Ibu ke depan,
Baca selengkapnya
Bab 49
Aku terpaku, menatap diri di cermin dengan balutan kebaya berwarna putih tulang dan hiasan mahkota kecil di kepala. Hasil polesan makeup begitu sempurna, membuatku terlihat sangat cantik. Berkali-kali aku meyakinkan diri bahwa ini bukan mimpi. Tak ada lagi rasa malu atau minder, ketika menghadapi semua orang. Nama besar Ayah Arya telah mengangkat derajatku dan membuat kepercayaan diri tumbuh. Hari ini adalah hari bersejarah untukku dalam memulai hidup baru menjadi seorang istri. Aku sungguh tak menduga akan bertemu dengan jodoh di usia yang terbilang masih muda. “Lan, aku tak menyangka, kamu akan menikah dengan Pak David,” ucap Dewi sahabatku. Dari kemarin ia sudah ada di sini ,menemaniku. “Kamu tahu tidak Lan, berita pernikahan Pak David ini membuat semua perempuan di kantor patah hati?” “Ih, berlebihan kamu, Wi.” Perempuan itu duduk di depanku dan bicara antusias, “Benar! Dulu aku sempat kegeeran, ketika Pak David memindahkanku ke bagian administrasi. Aku pikir dia cinta sama aku
Baca selengkapnya
Bab 50
Wali utama adalah ayah kandung, tetapi ia tak hadir. Kedua kakek, aku tak punya karena mereka sudah meninggal sebelum aku lahir. Ketiga, saudara laki-laki kandung seayah dan seibu, aku juga tak punya, karena terlahir sebagai anak tunggal dari pasangan Tuan Amar dan Ibu. Keempat, saudara laki-laki seayah. Semua tamu menoleh pada sosok laki-laki muda yang duduk tak jauh dari kami. Dia adalah Kevin, saudara laki-laki seayah denganku. Merajuk pada syarat wali nikah, yaitu: beragama Islam, balig, berakal, merdeka, dan adil, maka Kevin memenuhi syarat itu semua. Namun, ia tak bisa menikahkanku, karena terganjal peraturan menteri agama nomor 11 tahun 2007 yang menetapkan wali nasab haruslah mereka yang telah balig dan berusia sekurang-kurangnya 19 tahun. Walaupun telah balig, tetapi belum berusia 19 tahun, maka hak perwaliannya gugur dan dijatuhkan pada wali hakim.Tubuhku melemah, pusing, dan tak semangat. Rasanya ingin pingsan saat ini juga. Dari sudut mata, aku melihat Mas David menatap
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status