All Chapters of Perfect Partner: Chapter 11 - Chapter 20
75 Chapters
10. Gold Digger
Pengacara Maevea telah menemui Leonis dengan rincian kerugian yang disebabkan oleh orang-orang Leonis terhadap Maevea.Leonis benci kekalahan, tapi dia tidak akan menang melawan Maevea karena Maevea didukung oleh Rael. Pada akhirnya dia mengeluarkan sejumlah uang untuk kerusakan yang diperbuat oleh orang-orangnya.Maeve tidak ikut pengacaranya menemui Leonis, dia tidak memiliki keinginan untuk bertemu dengan pria tidak bermoral seperti Leonis. Untuk menghadapi seorang wanita, Leonis mengirim segerombolan pria, benar-benar memalukan.Maevea berada di galerinya yang saat ini sudah diperbaiki. Dia mengatur beberapa lukisan baru di tempat lukisan yang sudah dirusak kemarin.Hari ini dia tidak akan pergi ke mana pun karena Rael akan pergi ke luar negeri untuk sebuah pekerjaan dan baru kembali besok.Setelah mengatur lukisan di pajangan, Maevea kembali ke ruang kerjanya. Wanita itu akan menenggelamkan dirinya ke dalam goresan tinta lagi.Pintu terbuka saat Maevea baru mengerjakan lukisannya
Read more
11. Jika Suatu Hari Nanti
Besok adalah hari pernikahan Maevea dengan Rael. Maevea seharusnya bertemu dengan Rael kemarin, tapi pekerjaan Rael mengharuskan pria itu berada di luar negeri lebih lama.Semalam ketika Maevea bicara dengan Rael melalui panggilan telepon, pria itu mengatakan bahwa Rael akan kembali hari ini.Meski besok adalah hari pernikahannya, Maevea masih berada di galerinya. Dia tidak tahu harus melakukan apa jika dia tidak bekerja."Nona, Tuan Liam datang lagi." Emily datang memberitahu Maevea.Maevea menghela napas kasar. Apa lagi yang diinginkan oleh Liam. Pria ini sepertinya benar-benar ingin mengalami patah tulang."Katakan padanya bahwa aku tidak ingin bertemu dengannya." Maevea enggan berdebat dengan Liam, jadi lebih baik untuk menolak bertemu dengan pria itu."Baik, Nona."Namun, Emily dan Andrew bukan orang yang bisa menghadapi Liam. Pria itu akhirnya masuk ke ruang kerja Maevea dengan paksa."Maevea, berhenti bersikap memuakan seperti ini!" Liam menatap Maevea jengah."Liam, bukankah t
Read more
12. Sepupu Maevea
Tiap menit menjadi sangat menyiksa bagi Liam, pria itu pergi ke klub malam untuk melampiaskan amarah dan rasa putus asa di dalam dirinya.Dia tidak memedulikan orang-orang yang ada di lantai dansa, pria itu hanya terus menenggak cairan keemasan di dalam cangkirnya.Dari sudut lain saat ini seorang wanita sedang memperhatikan Liam yang tampak sedang dalam emosi yang buruk."Aku akan pergi sebentar!" Wanita itu memberitahu dua sahabatnya. Dia mengarahkan pandangannya ke arah Liam."Semoga berhasil, Eleonora!" Seru salah satu sahabatnya dengan senyum nakal di wajahnya.Eleonora terkekeh kecil. Dia melangkah dengan percaya diri menuju ke Liam. Dia tahu siapa pria yang sedang dia dekati saat ini, mantan tunangan sepupunya yang tersayang, Maevea Collin.Sejak kecil Eleonora telah bersaing dengan Maevea, tapi dia selalu kalah dalam segala aspek. Dia sangat benci menjadi bayangan Maevea, untungnya hal itu berhenti ketika dia dikirim oleh ayahnya ke luar negeri ketika dia berusia lima belas ta
Read more
13. Nyonya Gilloti
Pernikahan Rael dan Maevea sedang berlangsung saat ini, wajah Maevea dan Rael tampak berbinar. Keduanya seperti pasangan yang menikah karena cinta.Tamu undangan yang hadir di acara itu tidak terlalu banyak, itu karena Rael hanya mengundang orang-orang yang penting saja.Sementara Maevea, dia tidak mengundang siapapun selain sahabatnya saja, Azuela. Ayah Maevea ingin mengundang semua kenalan mereka, tapi karena undangan yang terbatas jadi ayah Maevea hanya memilih beberapa yang penting saja.Pria itu memamerkan pada kenalannya bahwa Rael Gilloti adalah menantunya.Ketika Rael dan Maevea berbahagia, Liam menunjukan wajah masam. Pria itu menggenggam cangkirnya dengan sangat kuat. Dia tampaknya akan memecahkan cangkir itu sebentar lagi.Liam benar-benar membenci senyuman di wajah Maevea, sejak menjadi tunangannya Maevea tidak pernah tersenyum seperti itu.Memang benar bahwa dia menjadikan Maevea sebagai bahan taruhan ketika mereka masih remaja, tapi seharusnya Maeve bersyukur meski itu h
Read more
14. Nafsu Makan Suamimu Sangat Besar
 Sudah cukup bagi Rael merasakan sentuhan lembut tangan Maevea pada miliknya. Sekarang dia melepaskan tangan Maevea, pria itu mengarahkan miliknya ke milik Maevea."Ah!" Maevea mengerang karena rasa sakit yang dirasakan di bagian bawahnya."Ini akan sedikit sakit, Eve, tapi setelahnya kau akan menikmatinya." Rael memegang pinggul Maevea lalu kemudian menggerakan bokongnya maju ke depan.Rasanya benar-benar menyakitkan. Maevea mengernyit, tubuhnya berkeringat dingin sekarang.Rael tidak bergerak untuk sejenak, dia ingin membiasakan milik Maevea dengan miliknya."Eve, rasanya sangat hangat." Rael berka
Read more
15. Satu-satunya wanita
Satu minggu berlalu, waktu bulan madu Maevea dan Rael di pulau pribadi Rael sudah selesai dan kini keduanya Dalam perjalanan menuju ke kediaman orangtua Rael.Setelah menikah Maevea akan tinggal bersama dengan Rael di kediaman pribadi milik Rael, tapi untuk menghormati tetua di keluarga Rael, maka Maevea harus tinggal selama satu bulan di kediaman itu."Eve, bangun, kita sudah sampai." Rael membangunkan Maevea dengan lembut.Maevea yang ketiduran segera membuka matanya. Dia yang bersandar di pelukan Rael kini menjauhkan dirinya dan melihat ke samping. Wanita itu menghela napas pelan, dia benar-benar tertidur sepanjang jalan. Dia bahkan tidak tahu kapan turun dari pesawat. Ini semua karena ulah Rael yang memakannya siang dan malam sehingga membuatnya lel
Read more
16. Naik Berkali Lipat
Maevea tidak ikut campur dalam keputusan yang dibuat oleh Rael, selain itu dia juga tidak terlalu peduli terhadap nasib Liam. Hubungan yang dia jalin dengan Liam selama dua tahun tidak meninggalkan kenangan manis sedikit pun, jadi dia tidak memiliki rasa iba sama sekali terhadap pria itu.Makan malam selesai, Rael dan Maevea kembali ke kamar mereka. Tidak ada salah satu dari mereka yang membahas mengenai Liam lagi. Rael cukup puas karena istrinya tidak bersuara untuk Liam. Itu menandakan bahwa istrinya benar-benar tidak memiliki Liam di pikirannya sama sekali."Aku akan memeriksa barang-barangku dulu." Maevea belum sempat memeriksa barangnya, jadi dia akan melakukannya sekarang."Baiklah. Aku akan pergi ke ruang kerjaku. Jika sudah selesai temui aku di
Read more
17. Tunggu Aku
"Sepertinya kau tidak dididik dengan baik oleh orangtuamu! Kau bangun lebih siang dari tetua di kediaman ini." Lara menatap Maevea sinis.Maevea biasanya bangun jam enam pagi setiap harinya, tapi karena semalam Rael tidak mau melepaskannya sehingga dia kelelahan dan kurang tidur. Dia akhirnya bangun lebih siang.  "Maafkan aku, Kakak ipar." Dia hanya bisa meminta maaf."Eve, ayo duduk di sini." Lize menepuk sofa di sisi sebelahnya. Wanita tua itu menyambut Maevea dengan hangat, berbanding terbalik dengan Lara.Saat Maevea sudah duduk, Lize meraih tangan Maevea dan mengelusnya dengan perlahan. "Apakah tidurmu nyenyak?""Aku tidur nyenyak, Bu."
Read more
18. Aku Suamimu, Aku Harus Mendukungmu
Rael kembali dari bekerja. Pria itu segera menemui istrinya yang saat ini sedang berada di dalam kamar mereka.“Istriku, aku pulang.” Rael menarik Maevea ke dalam pelukannya lalu kemudian mengecup puncak kepala Maevea.“Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Apakah kau lelah?”“Semuanya berjalan dengan lancar. Aku cukup lelah, tapi aku masih memiliki tenaga untuk kita nanti malam.”“Rael, apakah di otakmu hanya ada hal-hal mesum seperti itu.”“Saat aku melihatmu, hanya itu yang ada di pikiranku, Eve.”“Kau serigala tua mesum!”Rael tertawa ringan. “Kau adalah mangsa serigala tua mesum ini.” Rael kemudian mencium bibir Maevea dengan tiba-tiba.Maevea terkejut, tapi kemudian menyesuaikan dirinya. Dia mengimbangi ciuman Rael. Setelah beberapa saat dia mendorong Rael agar pria itu berhenti.“Setengah jam lagi makan malam. Aku akan menyiapkan air mandi untukmu.”Rael tidak ingin makan malam, dia ingin memakan Maevea sekarang, tapi dia tidak bisa egois. Maevea tidak boleh melewatkan makan malamnya
Read more
19. Semakin Cepat Semakin Bagus
“Selamat datang di rumah, Eve, Rael.” Artur menyambut kedatangan putri dan menantunya di kediamannya.“Ini hadiah untuk Anda, Ayah.” Rael menyerahkan sebotol anggur yang sangat berharga kepada Artur.Senyum di wajah Artur mengembang, bukan karena hadiah yang dia terima, tapi karena panggilan Rael terhadapnya. Dia diakui ayah mertua oleh Rael.Artur menerima hadiah tersebut. “Kau seharusnya tidak perlu repot, Rael.” Kemudian menyerahkannya pada Serena. “Kita akan minum anggur ini malam ini.”“Ayo masuk.” Artur mengajar Rael dan Maevea untuk masuk ke dalam.“Baik, Ayah.” Rael dan Maevea kemudian masuk ke dalam rumah.“Aku akan membantu Ibu untuk menyiapkan makan malam, kau mengobrolah dengan Ayah.” Maevea berkata dengan lembut.“Ya.” Rael membiarkan Maevea mengikuti ibunya ke dapur sementara Rael, pria itu pergi ke ruang kerja dengan ayah Maevea.Mereka datang sedikit lebih cepat, jadi masih ada waktu untuk mengobrol sejenak.“Di mana Kakak, Bu?” Maevea menanyakan Lucas. Meski dia sedi
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status