All Chapters of Dikejar Lagi oleh Istri CEOku: Chapter 11 - Chapter 20
1694 Chapters
Bab 11
"Nona, apa kamu nggak ngerti? Pria ini hanya penipu. Kamu nggak akan mendapat keuntungan apa pun kalau bersamanya!" kata Wandy dengan agak panik saat melihat rencananya untuk memisahkan Luther dan Bianca gagal.Dia tidak bisa melihat seorang wanita yang begitu cantik jatuh di tangan Luther dan dihancurkannya begitu saja."Hei, kamu ribut sekali. Terserah aku berhubungan dengan pria mana, apa urusannya denganmu!" teriak Bianca yang sudah kehilangan kesabarannya."Kamu ini!" Wandy benar-benar kesal dengan tingkahnya.Dia tidak menduga bahwa wanita di depannya ini akan begitu keras kepala. Sudah tahu ditipu, tapi masih begitu mesra dengan Luther. Memangnya seberapa besar pesona yang dimiliki pecundang ini!"Tuan Muda Wandy, orang seperti ini memang pantas ditipu. Kamu berbaik hati memperingatkannya, tapi dia bersikap begitu lancang. Benar-benar nggak tahu diri!" ujar Julie yang berdiri di samping dengan murung."Huh! Sulit untuk menjadi orang baik di zaman sekarang!" kata Wandy dengan kes
Read more
Bab 12
Setelah memasuki Gedung Phoenix, Julie menggerutu, "Huh! Wanita tadi cukup cantik, kenapa malah menyukai pecundang seperti Luther? Dia benar-benar sudah dibutakan!""Benar, ini seperti bunga indah yang ditancapkan di atas kotoran," sahut Wandy yang menghela napas panjang.Dia jelas-jelas adalah pria tampan yang kaya raya, kenapa malah tidak mendapatkan wanita berkelas seperti Bianca?"Jangan dibahas lagi. Kita kemari karena ada urusan penting." Ariana mengalihkan topik. "Julie, coba kamu cari tahu anggota Keluarga Caonata mana yang bertanggung jawab atas acara hari ini. Kalau bisa, kita harus mendekatinya.""Temanku kebetulan bekerja di sini. Aku akan segera meneleponnya," ujar Julie. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi nomor seseorang.Tidak berselang lama, dia pun melapor, "Bu Ariana, pesta amal hari ini diselenggarakan oleh Bu Bianca. Masih belum diketahui siapa yang akan dipilih sebagai mitra, semua tergantung pada Bu Bianca.""Bu Bianca? Ratu Bisnis itu?" tanya
Read more
Bab 13
Saat ini, aula pesta sudah sangat ramai.Di atas panggung, terlihat sekelompok wanita anggun yang mengenakan gaun sedang menarikan tarian tradisional.Setiap ekspresi dan gerakan mereka penuh dengan pesona dan sangat elegan. Siapa pun yang melihat pasti akan terpana.Di bawah panggung, duduk sekelompok orang kalangan atas yang berpakaian rapi.Ada yang bersulang, ada yang mengobrol, dan ada yang diam-diam menikmati pertunjukan.Luther mencari tempat untuk duduk. Dia meminum jus sambil menyaksikan pertunjukan.Tepat ketika Luther menonton dengan seru, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang menusuk telinga."Hei, ternyata kamu berhasil masuk, ya?"Luther melirik sekilas, lalu mendapati Wandy yang duduk bersama Ariana dan lainnya."Huh, sial sekali. Kenapa kami terus bertemu denganmu?" maki Julie dengan kesal.Ariana tidak berbicara dan hanya melirik dengan dingin. Kemudian, dia duduk di kursi barisan depan yang masih kosong."Hei, apa kamu benar-benar ingin mengikuti lelang amal ini? Mema
Read more
Bab 14
"Mitra bisnis?" Mendengar kata-kata ini, Ariana sontak terkejut. Bisa dibilang, dia agak sulit memercayainya. Sebab, yang dikatakan lawan bicaranya itu bukanlah daftar nominasi, melainkan langsung menetapkannya sebagai mitra bisnis Keluarga Caonata! Bahkan, proses penilaian terakhir pun dilewatkan begitu saja. Apa yang terjadi?"Apa yang Anda katakan tadi benar?" tanya Ariana mencoba menguji."Memangnya masih bisa dipalsukan? Kalau Anda tidak percaya, datanglah langsung ke perusahaan besok untuk menandatangani kontrak. Baiklah, saya ada urusan lain lagi, saya akan menutup telepon sekarang." Setelah mengatakan beberapa kalimat sederhana itu, lawan bicaranya langsung mengakhiri panggilan telepon.Saat ini, Ariana merasa kaget, sekaligus bahagia. Dia benar-benar tidak pernah membayangkan bahwa segalanya akan berjalan begitu lancar. Padahal, dia hampir saja dihapus dari daftar nominasi. Namun, dalam sekejap, dia langsung menjadi mitra bisnis Keluarga Caonata. Kebahagiaan ini datang begitu
Read more
Bab 15
Luther tidak menyangka bahwa dia tidak memiliki kredibilitas sama sekali di hati Ariana. Setelah menjalani 3 tahun pernikahan, apakah posisi Luther bahkan lebih rendah daripada orang asing?"Iya ... aku adalah orang jahat, sedangkan Wandy adalah orang baik. Aku mencemarkan nama baiknya, apa kamu puas sekarang?" ujar Luther mencemooh dirinya sendiri.Ketika sebuah kepercayaan telah hilang, seberapa banyak pun penjelasan yang diberikan, tetap saja tidak akan ada gunanya."Sikap macam apa ini? Memangnya aku menuduh?" tanya Ariana seraya mengernyit."Tidak menuduh, memang aku yang bermulut besar. Aku pantas diperlakukan seperti ini," pungkas Luther dengan nada dingin."Kamu benar-benar keras kepala!" Ariana merasa agak kesal. Dia tidak menyangka Luther akan menjadi orang seperti ini.Hanya karena cemburu, Luther dengan sengaja mencemarkan nama baik orang dan bahkan tidak menunjukkan penyesalan.Apakah setelah perceraian itu, kini Luther telah sepenuhnya melepaskan topengnya?"Sudahlah, Ari
Read more
Bab 16
"Kenapa kamu bawa orang sebanyak itu?" Mata Wandy berkedip-kedip ketakutan.Sialan, padahal sudah sepakat duel satu lawan satu. Sekarang, dia malah membawa segerombolan pengawal. Sungguh tidak sportif!Meskipun Wandy memaki-maki dalam hati, saat ini dia tidak punya pilihan selain menghadapi mereka dengan nekat. Bagaimanapun, dia tidak boleh dipermalukan di hadapan wanita idamannya."Kepung mereka semua!" perintah Aidan sambil mengayunkan tangannya. Selanjutnya, sekelompok pengawal langsung mengepung Wandy dan yang lainnya."Apa yang kalian lakukan? Kuperingatkan kalian jangan berbuat curang. Ayahku adalah Direktur Perusahaan Farmasi Yohan, Elwin Yohan!" Ketika melihat situasi yang tidak menguntungkan ini, Wandy segera menyebutkan identitasnya.Dia berencana menggunakan reputasi ayahnya untuk menakut-nakuti orang-orang ini."Cih! Apa hebatnya Elwin?" salah satu pengawalnya berkata, "Kamu tahu siapa yang berada di sebelahku ini? Dia adalah putra Tuan Adi! Tuan Muda dari Grup Prosper."Uc
Read more
Bab 17
"Kalau tidak mau lepaskan dia, berarti kamu harus mati!" ujar Luther dengan ekspresi dingin. Namun, tatapan matanya tampak sangat sangar dan menakutkan."Mati?" Begitu mendengar perkataan itu, Aidan langsung tertawa terbahak-bahak.Bahkan, sekelompok pengawal di belakangnya juga ikut tergelak. Mereka menatap Luther seolah-olah sedang melihat orang bodoh."Kamu! Apa kamu tahu siapa aku? Berani-beraninya kamu bicara seperti itu padaku?" ujar Aidan mengejeknya."Aku tidak peduli dan tidak tertarik. Akan kuberi waktu 3 detik, lepaskan dia sekarang juga atau tanggung sendiri akibatnya," ucap Luther dengan nada datar.Perkataan ini memicu kehebohan di sekitarnya. Semua orang sontak terkejut, termasuk Ariana dan yang lainnya. Tidak ada yang mengira bahwa Luther akan maju di saat-saat seperti ini.Dibandingkan dengan Wandy yang terdiam, keberanian Luther benar-benar patut diacungi jempol. Namun, ancamannya itu tidak berguna."Dasar nggak tahu diri! Lihat saja bagaimana kamu akan dihabisi merek
Read more
Bab 18
"Kenapa masih berdiri di sini? Segera minta maaf dan bersujud kepada Tuan Aidan!" Melihat Luther kalah, Wandy justru merasa senang.Sebelumnya, Luther membuatnya sangat cemburu dengan aksinya. Sekarang, saatnya Luther menanggung akibatnya. Apakah dia akan bersujud? Jika bersujud, Luther akan kehilangan harga diri di depan orang lain. Jika tidak bersujud, Luther akan mati konyol jika Aidan membuat perhitungan dengannya."Hei, jangan salahkan aku tidak memberimu kesempatan. Kalau hari ini kamu bersujud dan minta maaf, aku akan membiarkanmu tetap hidup. Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kejam!" Aidan menunjuk dada Luther dengan jarinya, seolah-olah dia telah yakin bisa mengalahkan Luther.Apa gunanya pandai berkelahi kalau tidak punya kekuasaan? Kalau hanya seorang petarung, sama sekali tidak ada apa-apanya."Apa kamu tahu kamu ini sedang bermain api?" Luther melihat jari-jari Aidan yang menunjuknya."Bermain api?" Aidan tertawa sinis dan berkata, "Aku tidak hanya bermain api, te
Read more
Bab 19
Di dalam ruangan itu, situasinya sudah menjadi kacau balau karena tindakan Luther. Beberapa orang yang pengecut dan takut terlibat telah pergi terlebih dulu karena khawatir akan terkena dampaknya. Sementara itu, Aidan yang terluka parah dan tak sadarkan diri segera dibawa oleh pengawal ke rumah sakit."Kita dalam masalah besar sekarang," kata Ariana dengan wajah cemas. Ayah Aidan yang bernama Adi itu terkenal kejam dan tak kenal belas kasihan. Putranya telah diperlakukan seperti ini, sudah pasti dia tidak akan tinggal diam. Luther mungkin tidak akan bisa selamat!"Julie, segera hubungi orang. Coba cari tahu, apakah ada yang bisa meredakan situasi ini," kata Ariana tiba-tiba."Bu Ariana, dia yang memukul orang, apa urusannya dengan kita? Kenapa kita harus repot-repot untuknya?" tanya Julie dengan sedikit kebingungan."Tadi dia yang menyelamatkanku, apa kamu menyuruhku untuk melihatnya mati tanpa berbuat apa-apa?" kata Ariana dengan ekspresi dingin."Aku tidak bermaksud begitu. Hanya saj
Read more
Bab 20
Keesokan paginya, di ruang privat Gedung Phoenix."Tuan Luther, terima kasih atas perlindunganmu. Ini adalah Rumput Hati Naga yang kamu minta, silakan diperiksa."Bianca menempatkan sebuah kotak kayu yang cantik di atas meja dan sedikit mendorongnya ke depan."Hm?" Luther membukanya dan melihat isinya. Di dalam kotak kayu tersebut, terdapat sebuah tanaman obat berwarna merah seperti darah. Bentuk tanaman tersebut berliku-liku, mirip seperti seekor naga dan terlihat sangat unik.Luther mengendusnya perlahan, tercium aroma khas dari tanaman tersebut."Ini memang Rumput Hati Naga! Terima kasih banyak, Nona Bianca!" Luther tersenyum senang.Selama bertahun-tahun, dia selalu mencari berbagai macam obat langka yang berharga. Sekarang, dia akhirnya menemukan satu tanaman lagi. Kini, hanya tinggal lima tanaman lagi. Jika dia bisa menemukan yang terakhir, nyawa orang itu bisa terselamatkan!"Tidak perlu berterima kasih, kamu pantas mendapatkan imbalan ini. Sebenarnya, aku yang seharusnya berter
Read more
PREV
123456
...
170
DMCA.com Protection Status