All Chapters of Terjerat Hasrat Cinta Atasanku: Chapter 11 - Chapter 20
124 Chapters
Mencari jalan keluar
"Apa kalian melihat saya, selesaikan tugas kalian masing-masing." seru Arseno sambil berjalan mengelilingi para karyawannya yang tengah bekerja.Mereka pun tertunduk takut akan bosnya yang galak itu dan mereka segera lekas untuk menyelesaikan tugas mereka masing-masing.Arseno berjalan menatap setiap sudut ruangan tersebut sambil melihat mereka yang tengah fokus kerja.Arseno memberi sebuah wejangan kepada karyawannya yang berada di ruangan tersebut jika mereka harus menghormati sesama karyawan tanpa ada yang saling mengerendahkan.Setelah puas berkeliling Arseno pun segera pergi dari ruangan tersebut.Sebelum keluar dari ruangan itu Arseno kembali melangkahkan kakinya mendekati Sintia yang tengah duduk di meja kerjanya.Arseno berdiri di depan meja kerja Sintia sambil menatap Sintia dengan tajam. "Aku beri waktu kamu sampai besok kamu harus memberi hasil yang kamu dapatkan ke saya." ujarnya kepada Sintia.Sintia pun terkejut bagaimana mungkin karyawan baru bekerja seperti dirinya di
Read more
Cara lain
Sintia pun keluar dengan langkah terburu-buru untuk menemui bosnya yang tengah menunggu di depan ruangannya.Sintia pun keluar dari ruangan itu dengan sedikit berlari namun naasnya saat Sintia sedang berlari kakinya terkilir karena dia berlari memakai hak tinggi yang tak biasa dipakainya."Ahhh," teriaknya.Namun untungnya Arseno yang berada di depannya segera sigap dan lekas menolong Sintia supaya tidak terjatuh ke lantai.Sintia pun terjatuh di dekapan Arseno dan dia merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia bisa melihat bos besarnya yang garang itu dari jarak yang lumayan sangat dekat, Sintia menatap mata Arseno yang memiliki bola mata yang berwarna coklat itu, Sintia memandangnya dengan lekat-lekat, Sintia tak habis pikir kenapa jantungnya seperti berdetak dengan tak beraturan tak seperti biasanya.Beberapa detik kemudian mereka tersadar kembali, Arseno pun mengangkat tubuh sintia supaya bisa berdiri kembali seperti semula."Lain Kali hati-hati." seru Arseno sambil mele
Read more
Pulang bersama
"Jangan aneh-aneh kamu, jika ada sesuatu aku tidak akan membantu mu." lanjut Arseno kepada Sintia.Melihat sorotan mata Arseno membuat Sintia pun terdiam, bagaimana tidak setiap keluar kata dari mulutnya itu seperti sebuah api yang bergejolak yang ingin menyembur apa yang ada di depannya.Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, semua kantor sudah terang karena lampu sudah mulai menerangi setiap ruangan menggantikan sang sinar mentari."Berdiri kamu." seru Arseno yang menyuruh Sintia untuk segera berdiri.Arseno pun kembali ke meja kerjanya dan meraih tas yang ada di atas mejanya, Arseno ingin segera pulang ke rumah.Arseno mendekati Sintia yang sedang berdiri sambil merintih kesakitan menahan kakinya yang sedikit membengkak karena terkilir."Lepas sepatumu itu, buang ke sampah." lanjutnya lagi.Sintia pun mendengus kesal dengan mulut bosnya yang seperti silet yang tajam sekali semua kata yang keluar dari mulutnya.Sintia pun meraih sepatunya dan menenteng dengan tangan kanannya, dan dia
Read more
susah di tebak
Dia terus saja memegang bahunya itu sambil meringis kesakitan.Sintia yang terjatuh di atas tempat tidur segera beranjak duduk dan menarik tubuh Arseno untuk duduk di tepi tempat tidurnya.Arseno sangat terkejut dengan apa yang di lakukan Sintia.Sintia memijat bahu Arseno yang sangat keras menurut Sintia.Sintia berusaha mengeluarkan seluruh tenaganya untuk memijat bahu Arseno itu.Arsneo hanya terdiam menikmati pijat yang menurutnya lumayan enak."Sudah lama ku tidak di pijitin." gumamnya dalam hati.Arseno merasakan jika pijitan Sintia semakin lama semakin sedikit berkurang kekuatannya dari sebelumnya, Arseno mengerti itu tandanya tangan Sintia sudah merasa lelah, akhirnya arseno pun menghentikannya."Sudah sudah." ujarnya.Arseno pun membalikan badannya dan melihat Sintia yang terlihat cantik tersorot lampu kamar yang berwarna kuning.Arseno yang menyadari akan hal itu di langsung beranjak keluar dari kamar Sintia yang berada di paviliun,Arseno tak ingin jiwa kelaki-lakiannya k
Read more
Berdegup kencang
Sintia pun membalikkan badannya dan kembali melangkahkan kakinya ke Bu Ratih, "Ada apa Oma? Ada yang bisa aku bantu?" tanya Sintia.Bu Ratih menyuruh Sintia untuk membawakan sarapan untuk Arseno karena dia belum makan.Sintia pun menyanggupinya, "Oke Oma mana bekalnya?" tanya sintia kembali.Sintia pun disuruh menunggu oleh Bu Ratih terlebih dahulu untuk menyiapkan bekal Arseno. "Duduk dulu Sintia." ujar Bu Ratih menyuruh Sintia duduk Sintia pun duduk namun perasaannya kurang tenang karena jika dia telat bisa di telan habis-habisan oleh bosnya.Sedangkan Bu Ratih ke dapur untuk menyiapkan bekal Arseno yang di bantu dengan Nini.Setelah 10 menit kemudian Bu Ratih membawa bekalnya ke tempat meja makan yang di sana ada Sintia duduk."Ini Sintia bekalnya," seru Bu Ratih sambil memberikan bekal itu ke Sintia.Sintia pun beranjak dari duduknya dan akan segera melangkahkan kakinya untuk pergi bekerja.Sintia berjalan setengah berlari, sekarang kakinya sudah tak terasa sakit lagi karena sema
Read more
Harus bisa
"Perusahan dikasih waktu 3×24 jam untuk menyelesaikan masalah dengan perusahan yang menggugat kita." seru Arseno yang sambil duduk menatap layar komputernya sambil tangannya menyangga dagunya.Sintia yang tengah berdiri mendengar apa yang dikatakan bosnya itu seketika kepalanya menjadi pusing. "What yang benar saja." gumamnya dalam hati.Arseno memberi tahu Sintia untuk bekerja ekstra cepat supaya perusahan berstatus aman."Lakukan yang terbaik untuk perusahan ini." imbuh Arseno dengan cuek dan dingin.Sintia yang tengah berdiri di depan meja Arseno sudah tak bisa berkata apa-apa lagi dia hanya menghembuskan nafas beratnya.Sintia Merasa tak tahu apa yang harus dia lakukan, dan akhirnya dia memutuskan untuk segera keluar dari ruangan tersebut."Siap pak, saya akan berusaha sekuat saya. Ya sudah saya keluar dulu ya pak." ujar Sintia sambil melangkahkan kakinya keluar dari ruangan tersebut.Setelah keluar dari ruangan tersebut di depan pintu ruangan Arseno, Sintia jongkok dan memegang k
Read more
Brownies coklat
Sintia yang berdiri di depan Arseno membuka sebuah kantong kresek itu dan memberikan ke Arseno sekotak brownies kesukaannya."Ini buat bapak dan Oma dari saya." seru Sintia.Arseno yang berdiri dengan memasukan tangannya di saku seketika mengeluarkan tangan kanannya dan menerima kotak itu dari Sintia.Setelah menerima kotak itu Arseno membalikkan badannya dan pergi meninggalkan Shella yang sedang berdiri mematung tanpa mengucapkan terimakasih.Arseno pergi meninggalkan dirinya dan masuk ke dalam rumahnya yang begitu megah,luas nan mewah Sintia yang melihat itu merasa tidak heran dengan sikap Arseno yang seperti itu, jadi Sintia tak memasukan sikap Arseno yang ke dalam hatinya.Sintia pun langsung melangkahkan kakinya berjalan di samping rumah milik Bu Ratih untuk menuju masuk ke paviliun milik keluarga itu, Sintia ingin istirahat sebentar karena seharian dia berpikir membuatnya merasa sangat lelah."Akhirnya samaoi juga." serunya sambil m lempar tubuhnya ke tempat tidur.Sintia di
Read more
Mimpi
"Entah lah pak, yang terpenting sekarang aku menemukan apa perbedaan dan persamaan kedua produk itu." jawab Sintia.Sintia pun terdiam dia melihat kembali kertas yang ditulisnya, dia mulai mempertimbangkan dari segi komposisi bahan yang tertera di kedua produk itu.Hari semakin larut, Sintia merasa jika kantuk sudah mulai menyerangnya dengan menguap berkali-kali sebagai pertanda bahwa dia harus mengakhiri ini semua.Sedangkan Arseno yang duduk di sampingnya hanya terdiam, hawa dingin sudah mulai menusuk tulang, Arseno menolehkan wajahnya ke arah Sintia yang sudah berulang kali menguap."Sudah kamu masuk," seru Arseno yang menyuruh Sintia untuk masuk dan segera untuk tidur.Arseno pun beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Sintia seorang diri.Begitu cueknya seorang Arseno kepada orang lain, bahkan dia sangat tampak tak peduli dengan orang lain.Arseno masuk ke dalam rumahnya, dan Sintia menatap kepergiannya sampai Arseno hilang dari pandangannya."Dasar la
Read more
Salah paham
Sintia yang tidur seketika langsung terbangun dari tidurnya karena dia merasakan ada beban yang sedikit berat di dadanya.Namun ketika Sintia membuka matanya betapa terkejutnya dia kala melihat sesosok bahu kekar yang berada di atas tubuhnya."Aaaaaaahhhhhh." teriak Sintia yang terkejut.Seketika itu Arseno langsung beranjak berdiri sedangkan Sintia terbangun dan duduk di atas tempat tidurnya."Baa bbaaa bapaak, kenapa bapak ada di sini?" tanya Sintia ketakutan.Sintia menyelimuti tubuhnya dengan selimut tebal, dia menutupi seluruh tubuhnya.Arseno yang berdiri pun mengontrol nafasnya. "Tenang dulu kamu, atur nafas mu baik-baik." jawab Arseno sambil memundurkan langkahnya dari tempat tidur Sintia.Sintia menatap Arseno seperti anak kecil yang ingin menangis ketakutan dan menahan tangisannya supaya tak pecah."Baaa bbaaa bapak mau menjahati saya?" tanya kembali Sintia ke Arseno yang sedang berdiri tertegun.Arseno menyanggah apa yang dituduhkan Sintia kepada dirinya, "Yang benar saja
Read more
Bu Ratih berpikir negatif
Sintia pun langsung menyembunyikan wajahnya di dalam selimut dan menutupi wajahnya dengan bantal yang ada di sampingnya.Sintia pun langsung mengambil guling dan mendekatkan tubuhnya di dekat Arseno.Dia benar-benar merasa sangat ketakutan, kini kepalanya berada di dekat dada Arseno tepatnya di bawah ketiak Arseno dan dia mengambil bantal untuk menutupi semua badannya supaya tak terlihat.Arseno yang sudah tidur pulas tak merasakan apa-apa, dan hanya suara dengkuran yang terdengar jelas di telinga Sintia.Kali ini Sintia tak merasakan tidur yang nyenyak dia merasa was-was, di balik bantal yang menutupinya, Sintia menggerakan bola matanya ke kanan ke kiri terus menerus .Namun tak lama kemudian dia pun tertidur dengan rasa ketakutan berlebihan pada dirinya sendiri.Keesokan hari Arseno terbangun pada pukul 6 pagi, dia terbangun kesiangan menurutnya sehingga dia melewatkan kegiatan paginya untuk berolahraga, Saat dia terbangun dia merasakan sakit pinggang yang amat kurang nyaman m
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status